Di tengah sepinya malam dalam sebuah ruangan remang-remang yang tertimpa sinar rembulan. Angela menatap berang Park Chanyeol. Ia tidak pernah mengijinkan salah satu murid Night Class untuk berkenalan dengan murid Day Class, apalagi tadi ia mendapat laporan jika Chanyeol juga memegang pinggang gadis Day Class. Itu di luar batas, dan menyalahi aturan yang telah mereka disepakati.
"Kau pikir kau bisa seenaknya bertingkah, Park Chanyeol?" suara lembut Angela memecah hening yang mencekam beberapa saat lalu. Chanyeol menundukkan kepalanya. Dari balik pintu Kai, Jimin, Baekhyun, Seokjin, V, dan Jungkook menguping percakapan yang terjadi di antara Angela dan Chanyeol.
Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya. "Park Chanyeol itu terlalu banyak bertingkah, tapi omong-omong, darah
gadis yang tadi itu, baunya manis."
Kai memandang Seokjin tanpa ekspresi. Pria itu kemudian mengambil pocky yang berada di saku seragamnya. "Lebih baik kau memakan ini, bodoh. Kau harus banyak makan makanan yang manis." Sindir Kai.
Jungkook menatap Kai dan Seokjin, tapi kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Baekhyun.
"Saudara sepupumu itu sudah mulai gila ya? Berani-beraninya ia melakukan pelanggaran di depan kepala asrama Angela." Seru Jungkook kepada V.
Baekhyun menatap Jungkook, "Ia pun sepupumu, Kookie."
Jungkook mengibas-ngibaskan tangannya, mengelak, memainkan rambutnya yang cepak ikut bergoyang-goyang ringan. "Aku tidak pernah menganggapnya sepupuku."
"Dan V, kau seharusnya mengurus sepupumu." Lanjut Jungkook.
V memberikan tatapan tajam ke arah Jungkook. Tapi pria itu tidak peduli, toh yang ia katakan memang benar. V terlihat jarang memperdulikan Chanyeol dibandingkan lainnya. Bahkan Jungkook tidak peduli ketika Chanyeol di detensi beberapa hari dikarenakan meminum darah dari tangan salah siswi Day Class.
"Dia bisa mengurus dirinya sendiri." Kata Taehyung (V) dengan wajah tanpa ekspresi dan suara yang datar. Baekhyun sudah membangkitkan emosinya. Jungkook sangat tidak suka ketika seseorang mengatur-ngatur hidupnya. Meskipun itu Baekhyun—sepupunya—sekalipun.
Sementara Kai, jin dan Jimin merasa terjebak di dalam masalah keluarga yang begitu rumit. Seokjin memandang Kai. Memberi kode untuk menghentikan argumen mereka.
"Sudah, kalian jangan berisik." pinta Kai, membuatnya mendapat tatapan tajam dari Baekhyun, V dan jungkook. "Ah, maaf! " Nyali Kai langsung ciut saat ingin menegur mereka.
Jimin memerintahkan semua orang untuk tutup mulut. Ia ingin mendengar apa yang dibicarakan oleh Angela dengan Park Chanyeol. "Maaf, kepala asrama Kim." Suara Chanyeol terdengar sayup-sayup dari balik pintu.
Mereka semua yang berada dibalik pintu menahan napas mendengar kata-kata selanjutnya yang keluar dari bibir milik Kim Angela.
"Sekali lagi kau melakukannya, aku tak segan segan untuk membunuhmu, Chanyeol."
Kembali ke dalam ruangan remang-remang tersebut. Chanyeol mengangguk singkat, masih dengan kepala menunduk.
"Nona Angela, boleh aku bertanya?"
Angela menatap Chanyeol jengah, tapi ia tidak melarang Chanyeol untuk bertanya. "Apakah salah jika kita menyukai manusia?"
Angela membeku di tempat, ia tidak menyangka Chanyeol akan bertanya seperti itu. Baginya mencintai manusia adalah hal yang tabu. Seorang vampire yang mencintai manusia akan dihukum dalam kesengsaraan. Vampire yang berubah menjadi manusia, akan kehilangan kekuatannya. Dan yang lebih parah dalam beberapa kasus, vampire yang menikah dengan manusia akan menghasilkan anak setengah vampire setengah manusia. Anak tersebut layaknya seorang vampire level-E yang siap menerkam siapapun yang lewat dihadapannya.
Dan itu bisa membahayakan keberadaan kaum vampire yang selama ini tersembunyi. Berbaur dengan kerumunan anak-anak manusia yang lahir tiap harinya.
"Itu amat sangat salah, Chan." kata Angela dengan tegas.
Chanyeol menghela nafas. "Tapi, Kepala Asrama Kim. Kau juga mencintai manusia."
Angela menatap Chanyeol, ia marah. Tapi ia menahan rasa marahya tersebut. "Bukankah kau juga tidak boleh mencintai Suho, kepala asrama Kim?"
Chanyeol tersenyum kecil melihat Angela hanya berdiam diri tanpa niatan untuk membalas perkataannya. Karena tadi itu tepat sasaran. Kim Angela memang mencintai Suho. Dan ia tidak boleh mencintai Suho karena Suho adalah seorang manusia. Seperti yang baru saja Angela katakan pada Chanyeol.
"Atau kau berniat mengubah Suho menjadi vampire menggunakan kekuatan darah murni-mu?" Tanya Chanyeol.
Lalu dengan satu hentakan. Kaca-kaca jendela di belakang Angela pecah. Ia menggunakan kekuatannya untuk melakukan itu. Chanyeol membeku di tempat, ia telah membuat kesal Angela. Tetapi ia belum siap untuk mati di tangan vampire darah murni seperti Angela. Sahabatnya sendiri.
"Kau benar Chanyeol, aku tidak seharusnya mencintai Suho. Seperti kau yang tidak seharusnya mencintai manusia."
Lalu Angela menghilang bersama pecahan-pecahan kaca yang berjatuhan.
***
Kedua gadis berjalan menuju kamarnya. Nomor 333. Hyemi memutar kunci yang telah dimasukkan ke dalam lubang kunci. Pintu kamar terbuka. Mereka lelah dan ingin tidur. Tadi sepulang dari depan Asrama Night Class mereka dikejar-kejar oleh gadis-gadis yang mengaku sebagai fans Park Chanyeol. Alhasil, mereka harus berlari mengitari separuh sekolah demi menghindari kejaran gadis-gadis bar-bar yang bertransformasi menjadi pelari marathon.
Untung saja ada gadis berbaik hati yang mau menolong mereka. Itupun karena ia mengaku bukan Fans dari Park Chanyeol. Tapi tetap saja mereka sudah berbaik hati menyembunyikan Hyesun dan Hyemi dari kejaran para fans.
"Wah.. aku rasa fans Park Chanyeol itu sepertinya tidak suka denganmu." Ucap Hyemi tiba-tiba.
"Ta-tapi.. itu sepenuhnya bukan kesalahanku." Seru Hyesun takut. Bagaimana dia tidak takut, jika sewaktu-waktu fans Chanyeol datang untuk membulinya di saat Hyemi tidak ada.
"Untung saja tadi ada yang membantu kita, kalau tidak habislah sudah. " Kata Hyemi menghela napas. "Tapi bukankah para Murid Night Class begitu menggoda." Celetuk gadis itu lagi.
"Ayolah, jangan sekali-kali kau membuat masalah dengan murid Night Class." Seru Hyesun mengingat apa yang baru saja terjadi.
"Ahh, kau ini serius sekali. Aku kan hanya penasaran, bukan tertarik. Bahkan mereka yang seperti itu saja fisknya tak membuatku menaruh minat." Kata Hyemi enteng.
"Haha.. Kau ini. Sepertinya seleramu sangat tinggi." Ucap Hyesun tertawa geli.
"Tapi bukankah itu terlihat mencurigakan. Kenapa mereka harus melarang murid Day Class berdekatan dengan Night Class?" Tanya Hyemi yang bersiap untuk tidur. Sementara Hyesun sedang bersiap menganti bajunya dengan baju tidur.
Hyesun mengalihkan pandangannya ke arah jendela yang terbuka. Lalu dengan langkah pelan gadis itu menghampiri jendela, menutupnya. Hyesun mendudukan dirinya di atas kasur. Matanya terpaku pada suatu
objek di atas meja belajar. Itu kalungnya. Bagaimana bisa kalung yang selalu ia gunakan berada di meja itu?
"Kurasa, aku tidak melepasnya. Atau aku lupa?" Hyesun mengambil kalung tersebut, lalu berjalan menghampiri tas peachnya, berdiri di depan cermin. Kemudian mengenakan kalungnya.
Kalung itu. Ia masih ingat ketika ayahnya bercerita bagaimana ibunya memberikannya kalung tersebut beberapa hari sebelum insiden yang membuat ibunya meninggal dunia. Sejak saat itu, Hyesun berjanji pada dirinya sendiri akan selalu menjaga dan merawat kalung tersebut. Sebagai tanda bahwa Hyesun selalu mengingat ibunya, dan akan selalu menyayanginya, sampai kematian menghampirinya.
Ia mengamati kalung yang melingkari lehernya dari kaca. Kalung itu berliontin mawar—bunga kesukaan ibunya—berwarna merah. Terlihat manis ketika kalung itu melingkar di lehernya.
Hyesun sibuk mengganti pakaiannya dari baju hangat dan jeans ke piyama. Saking sibuknya sehingga ia tidak menyadari bahwa seseorang tengah mengamatinya. Sekilas ia menatap Hyemi yang nampaknya sudah berada di alam mimpi.
"Hyemi." Panggil Hyesun untuk memastikannya apakah benar Hyemi sudah terlelap atau belum.
Setelah cukup lama tidak mendapat respon, Hyesun tersadar jika Hyemi sudah memimpikan impiannya. Lalu ia kembali melepas pakaiannya untuk diganti dengan piyama tidur miliknya.
Dari balik jendela kamar Mereka. Seseorang laki-laki berambut pirang bermata biru mengamati aktivitas yang dilakukan Hyesun dari batang pohon. Laki-laki itu menengguk ludahnya sendiri. Kemudian, mengalihkan pandangan ketika Hyesun sibuk menurunkan celana jeans-nya.
"Apa dia tidak menyadari kehadiranku? Gadis bodoh!" Laki-laki itu—Chanyeol—mengomel.
Chanyeol tidak berpikiran macam-macam, eum.. mungkin sedikit. Tapi itu kan juga salah gadis itu. Mengganti pakaian tanpa memperhatikan sekitar. Apa gadis itu tidak takut jika tiba-tiba seseorang melihatnya lalu menindihnya, menciumnya, lalu membawanya ke ranjang—OH hentikan Chanyeol!
Pipi Chanyeol bersemu merah membayangkannya. Bagaimanapun, Chanyeol adalah seorang pria, ia pasti berpikir yang tidak-tidak apabila melihat wanita mengganti pakaian dihadapannya.
Tapi Chanyeol, Hyesun mengganti pakaian di dalam kamarnya.
"Ah, tapi dia juga bersalah." Gumam Chanyeol. Laki-laki itu semakin bersemu merah karena tertangkap basah berbicara sendiri.
"Chan, apa yang kau lakukan di sana?" seseorang memanggil Chanyeol. Sang empu pemilik nama menoleh, memberikan senyuman jahil. Bahkan bisa dibilang tawaan yang jahil.
"Mengintip gadis mengganti pakaiannya."
Seseorang yang memanggil Chanyeol, alias Baekhyun berdeham, tiba-tiba saja Baekhyun merasa ingin pipis mendengar perkataan Chanyeol yang kelewat frontal. Setelah memperbaiki mimik wajahnya, Baekhyun kembali memanggil Chanyeol. Kali ini untuk mengajak Chanyeol kembali ke kelas. Karena Angela Kim akan memberikan pengumuman penting. Chanyeol tidak menolak, ia turun dari pohon dan mengikuti langkah kaki Baekhyun. Menuju ruang kelas.
Bersama dengan angin malam yang berhembus kasar Chanyeol berbisik. "Kim Hyesun, gadis yang menarik."
***
Terdengar suara langkah kaki dari sepatu high heels. Gadis itu berhenti ketika melihat sebuah ruangan yang bertuliskan 'Kim Heechul' tanpa adanya sopan santun gadis itu langsung membuka pintu dan masuk kedalamnya. Namun nampaknya si pemilik ruangan tidak terkejut dan menatap gadis itu dengan senyuman singkat.
"Aku tidak butuh senyumanmu, aku butuh penjelasan kenapa aku dipanggil!" Seru gadis itu tak suka.
"Selamat datang Nona Choi Ahreum!" Sapa Heechul yang mengetahui seperti apa reaksi yang diberikan oleh Ahreum.
"Tidak usah basa-basi, kau tahu kan maksudku?" Tanya Ahreum menatap sinis.
"Jangan cemberut dulu! Bahkan aku belum menjelaskan apa yang harus kau lakukan." Jelas Heechul menyeringai.
"Aku rasa aku akan menyukai ini." Kata Ahreum dengan mengeluarkan smirknya.
***
V terbangun dari tidurnya. Lelaki vampire itu terengah-engah, terlihat keringat membanjiri tubuhnya.
"Mimpi buruk lagi?"
Seseorang memasuki kamar pria itu. Ternyata Baekhyun. Dengan senyuman khasnya, Baekhyun berjalan mendekati V. Melihat keadaan adiknya itu.
"Kak." V memanggil nama Baekhyun dengan lirihnya. Pria itu tidak bisa menahan tangisnya. Ia menutupi kedua matanya menggunakan dua telapak tangan. Baekhyun mendekat, merengkuh adiknya itu ke dalam pelukannya. Air mata V membasahi pipinya.
"A-aku takut, kak. Aku takut..Ayah.. Ibu…mereka.." Bisik V, tubuh pria itu bergetar hebat.
"Sstt... its okay, itu hanya mimpi. Mereka sudah tenang V.. Mereka sudah tenang." Ucap Baekhyun sambil menatap sedih adik sepupunya itu. Mengingat kejadian 10 tahun lalu memang membuat seluruh murid Night Class terpuruk.
Bagaimana tidak? Melihat kedua orang tua kalian dibunuh dengan cara yang sadis dihadapan kalian sendiri. Bahkan Angela Kim saat itu terluka hebat. Dan itu menimbulkan traumatic yang hebat pada sosok seorang V.
Baekhyun berusaha menenangkannya. Kim Taehyung aka V, meskipun terlihat keras dan kuat diluar sebenarnya pria ini juga punya sisi lemah. Seperti sekarang misalnya, pria itu menangis karena mimpi buruk yang menghantui tidurnya.
"Tidak apa-apa, tenanglah! Aku akan menunggumu hingga tertidur. Jangan takut."
V masih menangis dihadapan Baekhyun. "Aku takut jika ia kembali. Ia akan kemari." Serunya terlihat frustasi.
Baekhyun memandang V dengan bingung. Lalu menghembuskan napasnya dengan kasar. "Aku juga tapi nanti kita bisa mengalahkannya, percayalah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments