Sosok wanita mungil bergaun putih tengah duduk dikursi kebesaran miliknya dengan memegang segelas cairan berwarna merah. Tidak,itu bukanlah wine dengan anggur merah, melainkan gelas yang berisi darah segar yang baru ia dapatkan. Wanita mungil itu selalu dikawal oleh dua pria yang selalu berdiri dibelakangnya. Tepatnya oleh pria kembar yang selalu melayaninya.
Saat merasakan seseorang yang muncul bersamaan dengan angin malam yang semakin dingin, ia tersenyum dan menatapnya yang tengah membungkuk memberi hormat padanya.
"Jadi, apa yang kau dapat?" Tanya wanita itu sembari menggerak-gerakan gelas didepan indera penciumannya, menyesap aroma darah segar yang begitu memabukan.
Pria dihadapannya hanya memohon ampun atas kegagalan yang dilakukannya. "Maafkan saya nona muda! Saat saya mencoba mendekati gadis itu. Kai dan Jimin telah melihat saya." Ucapnya gelisah. Pria dihadapannya hanya bisa berdoa supaya ia tak mati malam ini.
Tiba-tiba gelas yang gadis itu pegang pecah begitu saja. Membuat cairan merah itu mengotori gaunnya. Manik mata kecoklatan itu berubah menjadi merah darah setelah mendengar penuturan anak buahnya.
"Aku tak tahu jika kau bisa seceroboh ini. Bersyukurlah kau, aku masih bisa mengampuni mu." Katanya tersenyum
pelan.
"Ma-maafkan saya Nona muda. Saya memang pantas untuk dihukum." Pria itu bersujud memohon ampun.
Wanita itu hanya melirik sekilas pada dua anak buahnya. "Ku beri waktu satu minggu, lalu laporkan kepadaku perkembangan gadis itu. Aku hanya perlu menunggunya sampai gadis itu menyadari kekuatannya. Saat itu tiba, aku akan benar-benar membutuhkannya."
"Baik Nona, terimakasih! Saya akan segera menjalankan perintah nona muda." setelah memberi hormat, pria itu segera beranjak dan buru-buru meninggalkan ruangan.
Sementara wanitayang memberinya perintah hanya menyeringai menatap kepergiannya.
"Hans! William!" panggil wanita itu kepada orang-orang yang semula berdiri dibelakangnya. Kedua pria yang dipanggil itu segera menghadapnya dan membungkuk memberi hormat.
"Aku tidak mempercayai perkataan pria itu, bagaimana jika kalian saja yang melakukan tugas ini!" Usulnya tersenyum miring.
"Lalu bagaimana dengan pria itu?” Tanya Hans. “Bukankah nona masih memberikan kesempatan untuknya."
"Bunuh saja dia! Dia hanya vampire yang tak berguna, bahkan namanya saja aku tidak tahu."
"Siap Nona Taeyeon." Jawab mereka serempak. Setelahnya, kedua vampire itu menghilang bersamaan dengan munculnya sekelebat asap hitam.
***
Hyesun menunggu di depan Asrama Day Class, menunggu Chanyeol untuk menjelaskan alasan mengapa kalung mawar merah darahnya berubah warna dan hubungannya dengan sindrom yang ia alami. Dipangkuan gadis itu ada sebuah buku yang diberikan oleh mendiang ibundanya. Diary milik ibundanya yang menceritakan kisah hidup ibunya selama ini. Tetapi, entah mengapa Hyesun selalu merasa kurang ketika membaca diary ibunya itu. Penyebabnya tidak lain adalah halaman diary yang tersobek.
Halaman yang tersobek itu sepertinya menceritakan sesuatu yang amat penting, pasalnya di halaman sebelumnya ibunya menceritakan mengenai rencana perjodohannya dengan kenalan keluarga ibunya. Pasti halaman tersebut
menceritakan bagaimana pertemuan keduanya. Itu pasti.
"Jangan terlalu dipikirkan, Hye."
Mata Hyesun bersitatap dengan mata biru Chanyeol. "Akhirnya kau datang, kupikir aku harus menunggumu hingga akhir abad kedua puluh satu."
Chanyeol terkekeh. "Aku memberi makan peliharaan ku dulu tadi. Kau sendirian saja kan disini?"
"Tidak, aku bersama dengan semua orang di Asrama ini. Tentu saja aku sendirian, Park Chanyeol! Apa matamu tidak bisa melihatnya? Kurasa kau harus memeriksakannya ke —MPPH!"
Hyesun meronta-ronta mencoba melepaskan tangan Chanyeol yang menutup bibirnya. Chanyeol terkekeh, ia membisikan sesuatu di telinga kanan Hyesun.
"LEPHASKHAN!! MPPH!"
"Ayo buat suatu perjanjian, setelah mengetahui rahasia ini kau tidak akan mengatakannya pada siapapun. Maka aku akan melepaskan bekapan ini."
Hyesun melirik Chanyeol dari sudut matanya. Ugh, menyebalkan sekali laki-laki ini. Ya sudah, apa salahnya mengiyakan kata-kata Chanyeol. Hyesun pun mengangguk mengiyakan.
"Kau dan aku sebenarnya sudah ditakdirkan untuk bersama." Kata Chanyeol, selesai mengucapkan itu ia melepaskan bekapan tangannya dari bibir Hyesun. Kini Chanyeol memposisikan dirinya di hadapan Hyesun.
"APA! Kau pasti bercanda—MPHH!"
Kali ini yang dilakukan Chanyeol adalah membekap bibir Hyesunmenggunakan bibirnya. Laki-laki itu merapatkan tubuhnya dengan tubuh Hyesun. Alasannya adalah karena Suho dan Sehun yang keluar dari dalam Asrama Day Class untuk melakukan jaga malam. Merasakan tempatnya dan Hyesun saat ini rawan ketahuan. Chanyeol membawa Hyesun dengan berteleport. Chanyeol membawa Hyesun berlari menuju perpustakaan asrama yang sudah sepi dari para siswa. Wajar saja, ini sudah malam, jarum jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Perpustakaan memang belum tutup, tapi taruhan bahkan si penjaga perpustakaan sudah tidur di tempatnya.
PLAK!
"Dasar mesum! Mati kau!"
Chanyeol menggenggam tangan Hyesun yang hendak memukulnya. Seketika tangan tersebut terlapisi oleh api kecil yang tidak terlalu panas, namun panas bila dirasakan. Hyesun membulatkan matanya melihat hal itu. Apa
sebegitu panasnya udara di perpustakaan hingga tangannya memanas? Ugh, ini yang disebut sekolah elite? Bahkan pendingin ruangannya rusak.
Baru ketika Hyesun hendak melihat pendingin ruangan, suara dehaman Chanyeol merebut atensinya.
"Aku ini, vampire."
Lalu taring Chanyeol memanjang, matanya yang sebiru samudra berubah merah darah, dengan rambut pirangnya yang tersapu angin. Entah mengapa, Hyesun tidak merasakan ketakutan, yang lebih membuatnya terkejut adalah,
getaran hebat dalam dirinya. Dadanya yang berdegup kencang dan kesadarannya yang berangsur-angsur hilang. Hal terakhir yang dapat ia lihat adalah Chanyeol menancapkan taringnya di lehernya. Setelah itu semuanya gelap.
***
Kim Heechul kini berada diruangannya bersama Kris. Pria bermarga Kim itu memijat pelipisnya untuk mengatasi rasa pening yang ada. Tidak, pria itu bukan mengalami sakit pusing yang bisa sembuh jika hanya dengan
meminum obat. Tetapi pria ini pusing memikirkanpersoalan yang ada.
"Seharusnya kau menjaga mereka berdua supaya tidak terlalu berinteraksi dengan murid-murid Night Class." Kata Heechul menatap Kris. "Panggil Ahreum kemari!"
"Maafkan aku."
"Tidak, ini bukan sepenuhnya salahmu. Bahkan Hongbin sendiripun yang memaksakan putrinya untuk masuk ke dalam Asrama ini." Ucap Heechul beranjak dari kursi kebesarannya, iaberjalan menuju jendela yang terbuka.
"Sebenarnya apa yang dipikirkannya? Memasukan anaknya kemari yang tidak tahu apa-apa." Imbuh Heechul yang hanya ditatap bingung oleh Kris.
Pria bermarga Kim itu sekilas menatap bulan yang berada dilangit. Menghembuskan napas kecil.
"Bahkan aku yakin kau akan sedikit terkejut saat ini, jika aku mengatakan bahwa gadis itu akan memiliki sedikit kekuatan yang menyamai mate-nya suatu saat nanti." Ucap Heechul mendapat tatapan dari tidak percaya dari Kris.
"Bagaimana bisa gadis mungil seperti dia yang mengalami semua ini?"Lirih Heechul.
"Apakah kita perlu menghubungi Hongbin? "
"Tidak.. Aku merasa Hongbin sengaja melakukan ini." Jawab Heechul seraya melepas kacamatanya.
"Lalu?" Tanya Kris menunggu perintah.
"Untuk masalah putri Hongbin, kita tidak dapat melakukan apa-apa lagi jika dia telah melakukan Bonded dengan Park Chanyeol. Kita akan hanya menunggu bagaimana reaksi dan kondisi gadis itu selanjutnya. " Jelas Heechul, pria itu nampak berpikir. "Dan sekarang lebih baik kita harus terus mengawasi putri dari Park Seunghwan!" Ucap Heechul memberi perintah.
***
Baekhyun berlari kesana kemari untuk mencari Chanyeol. Dia harus secepatnya menghentikan Chanyeol, sebelum semuanya terjadi. Namun, rencana Baekhyun yang ingin mencari Chanyeol berhenti begitu saja ketika ia
merasa bahwa seseorang telah menahan pergelangan tangannya.
"Mau kemana kau,Baek?"
Suara itu.. itu adalah suara yang paling dihormati oleh seluruh para murid Night Class. Angela Kim, gadis keturunan darah murni menatap Baekhyun dengan tatapan 'Berhenti'.
"Aku- Aku harus segera menghentikannya." Kata Baekhyun melepas cengkraman tangan Angela.
"Jika kau menghentikannya, maka gadis itu akan tersiksa dengan kutukannya begitu pun Chanyeol. Apakah kau ingin melihat sepupu mu tersiksa juga? Ah, aku lupa jika hubungan keluarga kalian tidak begitu harmonis. Terserah, jika kau ingin melakukannya!"
Baekhyun hanya bisa mengepalkan tangannya. Pasalnya dia bukan marah karena dituduh yang tidak-tidak tentang Chanyeol dan gadis itu, melainkan yang membuatnya marah ketika ia dituduh membenci sepupunya. Bahkan
selama ini yang menginginkan keluarga mereka kembali seperti dulu adalah Baekhyun.
"Kenapa? Kenapa kau diam?" Tanya Angela sedikit menyeringai. Dia emosi, benar.. dia marah. Tapi dia harus menahan emosinya. Baekhyun masih memiliki akal sehat untuk tidak mati ditangan keturunan darah murni.
"Lebih kau kembali ke kelas." Ucapan Angela membuat Baekhyun menatapnya tajam sebelum pergi meninggalkan dirinya.
"Ah, kenapa menjadi seperti ini? Semoga ritual mu lancar, Chanyeol." kataAngela sembari menatap bulan diatas.
***
Seorang pria berkulit putih itu berjalan menuju meja nakasnya. Terpampang sebuah figura foto. Lelaki ini hanya menahan airmata yang akan mendesak keluar saat melihat benda persegi empat itu. Kejadian sepuluh tahun yang lalu memang membuatnya membenci segala macam tentang vampire, bagaimana dia melihat kedua orangtuanya yang tewas ditangan vampire dan saudaranya yang kini menghilang entah berada dimana.
Terdengar suara pintu terbuka, dengan cepat laki-lakiitu menghapus air matanya.
"Hun, kau belum tidur?" Tanya laki-laki bertubuh pendek yang tak lain adalah Suho.
Sehun hanya menggelengkan kepala saat Suho memasuki kamarnya. Suho terdiam ketika melihat Sehun yang baru saja memandangi figura foto keluarga milik Sehun.
"Apakah kau merindukan keluargamu?" Tanya Suho cemas. Sehun hanya diam dan memalingkan wajahnya. Sehun tidak ingin suho atau siapapun mengetahui jika ia baru saja menangis.
"Lebih baik kita berpatroli sekarang!" Seru Sehun mengambil jas hitam miliknya dan keluar meninggalkan ruang kamar.
***
Sehun pergi berpatroli seperti biasa, malam hari adalah tugas bagi Guardian untuk menjaga murid murid Day Class supaya tidak melampaui batas. Langkah kaki Sehun berhenti ketika melihat seorang gadis duduk menatap air mancur. Sehun mendekat untuk menegur sebelum gadis itu berdiri lebih dahulu dan tersentak kaget karena melihat dirinya.
"Kenapa kau mengagetkanku?" Bentak Hyemi. Gadis itu menatap Sehun dengan malas. Nampaknya baru saja beberapa kali mereka berinteraksi namun sudah mendapatkan alert 'danger'.
"Ck, Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sehun tajam.
"None of your business Mr. Ooh." Jawab Hyemi berajak meninggalkan Sehun. Angin berhembus begitu saja membuat siluet Hyemi mengeluarkan auranya. Ya, aura ini- tidak-tidak, bau darah lebih tepatnya.
'Gawat.. bau darahnya bisa memancing murid-murid Night Class muncul' Batin Sehun.
Namun baru saja Hyemi melangkahkan kakinya, muncul beberapa murid Night Class yang menatap Hyemi dan- Tunggu! Ooh Sehun? Ck, ini pasti akan menganggu.
Dengan Cepat Sehun berlari dan menarik Hyemi untuk bersembunyi dibelakangnya. Hyemi hanya mengernyit tidak mengerti dengan perlakuan Sehun yang seolah-olah memberi perlindungan. Tapi dari apa? Murid Night Class?
"Ah, kau mengganggu kami,Hun." Seru Kai menatap Sehun sebal.
"Lebih baik kalian kembali ke kelas!" Seru Sehun yang menatap Kai, Jhope dan Jin dengan tajam.
"Ck! lagi-lagi kau menganggu kesenangan kami."
"Mau apa kalian!" Bentakan Sehun membuat Hyemi semakin bingung dengan perilaku murid Night Class kepada Sehun. Hyemi merasa mereka berempat tidak cukup 'bersahabat'.
"Tentu saja bau da-"
"Cukup!" bentakan Sehun sukses membuat Kai terdiam. Tentu saja, Sehun tidak ingin Hyemi mengetahui ini.
"Bagaimana jika kami tidak mau?" Pertanyaan yang terdengar seperti sebuah tantangan keluar begitu saja dari mulut Jhope.
"Kalian akan mendapatkan pelanggaran." kata Sehun santai.
"Bahkan kami tidak peduli dengan pelanggaran itu." Jawaban Kai membuat Sehun tersentak, bagaimana mungkin mereka mulai berani seperti ini. Apakah Angela tidak berada di Asrama hingga mereka menjadi seberani ini.
Ini sungguh tidak baik.
Kini Jhope, Kai dan Jin sudah mengelilingi Sehun dan Hyemi. Hyemi sendiri tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi. Didalam benaknya, dia hanya berpikir apakah ketiga orang ini memiliki dendam terhadap Sehun? Atau
kepada dirinya? Tapi apa?
Sehun mengambil sebuah benda kecil berukuran 10 cm dari dalam sakunya, benda itu memanjang ketika Sehun menekan tombol yang ada diujungnya. Benda panjang yang kini menyerupai tongkat dan mengeluarkan listrik dari dalam.
"Jika kalian berani, aku akan-"
Ucapan Sehun terpotong ketika dua pria muncul dari dalam Asrama. "Hentikan! Apa yang kalian lakukan?" Bentak salah satunya.
Suho dan Kris datang tepat waktu. Tatapan tajam Kris mengarah kepada ketiga murid Night Class itu. Sementara Suho yang berada disebelah Kris hanya menatap Sehun dan .. tunggu? Bukankah itu Hyemi.
Kris menatap ketiga pemuda itu geram, sekaligus lega. Setidaknya kali ini dia tidak terlambat. Jika dia terlambat, mungkin kepala asrama Kim akan mengomel kepadanya sepanjang hari.
"Ck, Ayo kembali! Ini sudah tidak menyenangkan lagi." Ucap Jhope yang diikuti oleh Kai dan Jin dari belakang. Sementara Hyemi hanya terkejut, dia sendiri sampai tidak bisa berkata-kata. Dia merasa hawa yang begitu menusuk diantara beberapa pria yang kini dihadapannya.
"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Kris menginterupsi pemikiran Hyemi.
"Tidak, aku baik-baik saja.” Jawab Hyemi pelan.
Merasa sudah kembali normal, Sehun kembali menekan tombol pada tongkatnya dan segera pergi meninggalkan Hyemi dan kedua pria itu.
"Lebih baik, kau aku antar kembali ke asrama mu." Ucap Suho yang hanya mendapat anggukan dari Hyemi, sementara Suho memberi kode kepada Kris untuk segera menyusul Sehun.
Kris menghampiri Sehun yang saat ini sedang memasukan tongkat listrik miliknya. Ia menatap Sehun dalam diamnya, pria China Canada ini enggan memulai pembicaraan mengingat Sehun terkadang susah untuk diajak bicara.
"Jangan menatap ku terus, lama-lama kau akan naksir padaku." Sehun berkata tanpa melihat Kris.
"Aku bukan penyuka sesame jenis.” Jawab Kris yang mulai mendudukan dirinya disebelah Sehun. Sehun hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Laki-lakibermarga Oh itu hanya diam menatap tongkat miliknya yang kembali berukuran kecil.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Kris memulai pembicaraan.
"Nope."
"Jangan membohongiku ,Hun. Aku mengenal dirimu sejak lama." Ucap Kris menoleh kearah Sehun.
"Itulah yang membuatku semakin membenci bangsa mereka." Ucapan to the point Sehun cukup membuat Kris mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
"Iya aku mengerti. Lagipula sudah turun termurun bukan jika Vampire Hunter selalu membenci mangsanya." Ucapan Kris mampu membuat Sehun diam.
Ya, Sehun terlahir dari keluarga pemburu Vampire, dia dibesarkan dan di didik untuk memburu para vampire hingga kejadian sepuluh tahun lalu yang membuatnya semakin membenci Vampire.
"Bukankah kau sendiri sama seperti ku?" Tanya Sehun mengalihkan pembicaraan.
"Untuk itu aku berada disini, meskipun bukan untuk membasmi mereka. Setidaknya aku masih bisa menghentikan mereka tanpa membunuh."
"Itu penjelasan konyol yang pernah kudengar. Mereka tidak akan berhenti jika tidak dibunuh." jawaban Sehun terlihat sekali jika ia membenci mereka.
"Ingatlah! jika kau pun diselamatkan oleh salah satu dari mereka." Ucapan Kris membuat Sehun geram, Sehun pun beranjak dan kini pergi meninggalkan Kris.
"Ya, Angela menyelamatkanmu Hun, apakah kau tidak mengetahui itu." lanjutnya.
***
Selama menuju asramanya, Hyemi hanya berkutat dengan pikirannyasendiri. Sebenarnya apa yang terjadi dengan asrama ini, bahkan yang ia ketahui dari internet jika tempat ini adalah asrama yang sangat bagus. Lulusan asrama ini pun tidak kalah dengan asrama-asrama yang berada dipusat kota.
Lalu kenapa tadi terlihat seperti pertikaian dengan unsur perbedaan ras? Apa yang terjadi? Ya, gadis itu harus secepatnya mencari tahu. Hyemi harus segera mengetahuinya.
"Ehhem!" Dehaman milik Suho mengeinterupsi pemikiran Hyemi dan membuatnya kembali memasang wajah seperti biasa. "Sudah, yang tadi itu jangan terlalu kau pikiran!" Ucapan Suho membuat Hyemi berhenti melangkahkan kakinya.
"Sebenarnya.. apa yang terjadi? Apa maksud Day Class dan Night Class? Kenapa?" Pertanyaan to the point Hyemi membuat Suho bungkam seketika.
"Nanti, Ah tidak.. Mungkin kalian akan segera mengetahuinya." Ucap Suho tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
tegar firmansyah
Not bad, really.
Next terus thor, ntar juga banyak yang baca. 😁
2020-02-26
1