Pencarian Raisha 2

"Kamu tenang saja. Kami akan baik-baik saja. Kamu hanya perlu mendoakan kami, supaya bisa selamat nanti," kata Rey tersenyum meyakinkan pak Rendi.

"Tapi.....," nada pelan pak Rendi terlihat khawatir sekali.

"Bapak tenang ya. Lebih baik bapak menemani para polisi mencari di sekitar sini," sahut Yumna.

"Baiklah, hati-hati!" jawabnya berlalu meninggalkan kami.

"Ayo, Pak! Kita.....," ucapku terpotong, saat suami kak Raisha sudah tak terlihat lagi.

"Hehhh...., kemana lagi orang tadi!" sungut Rey kesal, sambil celingukan mencari.

"Itu bukan orang, Rey! Tapi setan," goda kak Azzam tersenyum agar tak membuat semuanya tegang.

"Gara-gara pak Rendi, dia jadi pergi. Terus, gimana ini?" sahut Yumna ikutan kesal.

"Ehmmm.....kalau tak salah, tadi katanya kak Raisha akan jadi permaisuri kerajaan mereka, saat bulan purnama ya? Sekarang bulannya masih belum penuh, mungkin masih ada waktu kita mencari sampai besok. Semoga saja," tunjukku pada bulan yang belum bersinar bulat sempurna.

" Iya, kamu benar. Terlalu beresiko kalau kita masuk ke sana tanpa petunjuk jalan," timpal kak Azzam setuju.

" Lagi pula, apa kita bisa langsung percaya kalau itu memang suami kak Raisha? Kalau ternyata bukan, bagaimana? Kalau ternyata dia menjebak kita?" sahut Yumna.

" Sekarang, pakai feeling masing-masing. Menurut kalian, kira-kira sosok tadi ingin membantu atau malah menyesatkan? Perlu menuruti kata-katanya atau tidak? " tanyaku meminta pendapat mereka.

Mereka bertiga diam sejenak, menutup mata semuanya. Aku hanya menunggu keputusan mereka saja. Karena dari firasatku sendiri, aku sudah yakin atas informasinya tadi.

" Sepertinya sosok tadi mungkin memang ingin menunjukkan jalannya. Tapi kira-kira, dimana dia?" sahut Yumna baru membuka mata.

"Heemmm.... Tak ada salahnya kita mengikuti sarannya," sahut Rey juga.

"Iya, ku rasa kita memang harus mencobanya. Toh kita manusia, yang lebih tinggi derajadnya daripada mereka. Jadi tak perlu takut juga. Insyaa Allah, kita bisa selamat kalau tetap berdoa," timpal kak Azzam ikut setuju.

"Oke, kita cari sosok tadi."

Kami berempat mulai celingukan hendak masuk ke dalam hutan. Tapi baru sampai di tepinya, mendung mulai menurunkan airnya.

"Hujan, bagaimana ini?" tanya Yumna.

"Sebaiknya kita berteduh dulu. Ajak para polisi dan pak Rendi istirahat sejenak. Supaya kita bisa lebih fit saat melanjutkan pencarian nanti, sahut Rey menggandeng tangan Yumna, berlari kembali ke dalam kantornya.

" Mungkin Allah belum mengijinkan kita masuk hutan sekarang. Kita ikut berteduh juga ya!"

Kak Azzam melepaskan jaketnya dengan cepat, untuk menutupi kepalaku saat berlari mengikuti mereka, menuju kantor Rey di tengah deretan gerai pujasera.

"Terima kasih," ucapku sambil berlari dalam dekapannya.

"Sama-sama," jawabnya tersenyum tampan dengan jarak yang tak terlalu jauh dariku.

Semakin diperhatikan, ternyata wajahnya terlihat semakin mempesona. Ditambah tetesan air yang sedikit membasahi kulit yang bersih, membuatnya semakin menarik saja. Rasanya hatiku ingin meleleh seketika. Tapi segera ku buang muka, supaya tak terlalu malu oleh tatapannya.

Sesampainya di kantor Rey, aku dan Yumna menyiapkan coklat hangat, kopi, dan beberapa camilan sembari menunggu hujan. Terdengar pertanyaan para polisi kepada Rey, tentang sebelum hilangnya kak Raisha. Aku dan Yumna yang duduk berdempetan, hanya mendengarkan mereka.

Sampai tak terasa, kepala kami saling menyatu. Menindih satu sama lain, dan memejamkan mata sejenak saking beratnya.

"Gelap!" gumamku saat baru membuka mata.

Aku seperti berada di dalam sebuah ruangan kosong yang dingin. Tanpa cahaya.

"Cah Ayu, ikuti kata hatimu. Mbah akan menuntunmu, menyelamatkan temanmu," sahut sebuah suara dari depanku.

"Tapi, Aish tak bisa melihat sama sekali. Bagaimana bisa melangkah menyelamatkan kak Raisha? Dimana ini?" tanyaku masih tak nampak apa-apa.

"Lebih baik kau pejamkan mata, agar lebih terlihat dengan mata hati saja. Mata keduamu. Jangan lupa, sebelumnya kamu harus berdoa, memohon kelancaran pada Pencipta kita," jawab suara nenek itu.

Ku ikuti saja sarannya. Ku baca syahadat seperti biasa, dan dilanjutkan beberapa ayat kitab suci yang hafal di luar kepala. Terus ku lantunkan sambil berjalan ke depan. Memantapkan hati hanya memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala.

Meski masih terpejam mata ini, tapi aku merasakan kesejukan hati di depan sana. Yakin kalau apa yang sedang aku cari, akan segera ku temukan nanti.

Walaupun suara nenek tadi, yang mungkin adalah mbah Darmi, sudah tak terdengar lagi. Tapi aku merasa yakin, kalau langkahku pergi sudah benar sekali.

Hangat, semakin tenang jiwa ini mencari. Setiap ayat yang ku baca, ku resapi maknanya. Pelan, langkahku masih terus maju ke depan. Sampai akhirnya lirih terdengar suara kak Raisha.

"Aish, aku di sini," katanya dengan suara yang hampir tak terdengar telinga.

Langsung ku buka mata, sambil menajamkan telinga.

"Alhamdulillah, sudah mulai kelihatan ruangannya. Tapi, bukannya ini di dapurku biasanya?" gumamku melihat sekeliling ruangan ini.

"Ho... Hoooo....., anak kecil masih ingin ikut campur rupanya?"

Suara berat terdengar jelas di depan mata. Tiba-tiba, dari lantai dapur ini mulai retak di tengahnya. Aku sedikit kaget, dan mundur agar tak terluka.

"Apa maumu?" tanyaku pada sebuah batang pohon yang mulai tumbuh dari dalam retakan lantainya.

Tanpa menjawab, pohon itu mulai tumbuh tinggi, dan semakin tinggi saja. Lalu membentuk seperti sosok yang pernah aku lihat sebelumnya, yang pernah duduk bersama kak Raisha.

"Belum kapok kamu rupanya?" tanya sosok itu menatapku tajam, dengan mata merah karena amarah.

"Kamu Jil?" tanyaku sampai mendongak saat melihat kepalanya.

"Iya, apa Raisha sudah menceritakannya? Apa saja yang dia ceritakan?"

"Tak penting, sekarang dimana kau sembunyikan kak Raisha?" bentakku tanpa menanggapi ucapannya.

"Memang tak penting juga sebenarnya aku tanyakan hal itu. Karena sebenarnya tujuanku ke sini hanya ingin menghancurkan pujasera ini."

"Hah? Apa maksudmu?"

"Kau pikir pasti aku suka sama manusia itu? Hahahaaa..... Itu cuma bonus saja. Lumayan, aku bisa mendapatkan budak setelah menyelesaikan tujuan utamaku di sini."

"Kenapa kau ingin menghancurkan pujasera ini?"

"Tuanku yang memintanya. Dia juga bersedia merelakan Raisha sebagai tumbal untukku."

"Tuan? Siapa dia?"

"Kamu tak perlu tahu. Yang jelas dia masih sebangsa denganmu. Lagipula, aku juga tak suka kalau pujasera ini semakin ramai saja. Jadi buat bangsaku tak berani bermain ke sini lagi," sahutnya menjelaskan sambil tertawa mengejekku.

"Kalau kau tak mau katakan orangnya, tak masalah. Aku akan mencarinya sendiri nanti. Sekarang, lepaskan kak Raisha, atau....," ucapku belum selesai.

"Atau apa? Kamu mau mengancamku, Anak kecil? Hahahaaaa.....Apa kau tak takut padaku?"

"Terserah kalau kau mau menertawakanku. Tapi aku punya Allah. Aku hanya takut pada Tuhanku saja!"

Amarah Jil mulai semakin terlihat. Tangan kanannya yang berupa batang panjang yang menjulur, hendak menyabet ke arahku.

"Kurang ajar!" teriaknya mengayunkan batangnya.

'Brraaakkkk......'

Suara sesuatu seperti menubruk pintu lemari kayu, yang biasa digunakan untuk menyimpan bumbu kering di dapur ini.

"Ayahnya Louisa?" panggilku melihat sosok yang terbaring lemah di lantai, karena berusaha menangkis serangan untuku.

Tapi karena tubrukannya itu, membuat pintu lemari sedikit terbuka. Dan memperlihatkan seseorang yang sedangnaku cari, di dalamnya.

"Kak Raisha!" panggilku hendak menghampirinya.

"Awas!" tunjuk suami kak Raisha ke arah belakangku, saat aku mendekat pada mereka.

"A'udhzubillahi minasy syaitonirrojim.....," ku balikkan badan, sambil mengumandangkan ayat al Quran.

Ayunan tangannya yang seperti batang terhenti seketika. Tak jadi sampai menyentuh kulitku, malah mulai terlihat merah seperti kayu yang hendak menjadi abu.

Terpopuler

Comments

Ricka Monika

Ricka Monika

pasti lah karyawan Rey kalau tak salah namanya Rendy ya kan

2025-03-22

0

NaMika

NaMika

curiga sm pak rendi

2022-01-13

1

Slamet Diana

Slamet Diana

Rendi kayaknya

2021-09-17

1

lihat semua
Episodes
1 Tiba di Negeri Orang
2 Pertemuan Di Rumah Sakit
3 Lebih Dekat Dengan Yumna
4 Rumah Yumna
5 Masalah Bu Dina
6 Toserba Misterius
7 Ke Kampus
8 Cerita Kak Diana
9 Kemampuan Yumna dan Aish
10 Tragedi Keluarga Diana
11 Perjanjian Diana
12 Makhluk Aneh
13 Rencana ke Kota Asal Yumna
14 Kisah Tragis Keluarga Diana
15 Cerita Kak Raisha
16 Jil, Sosok Misterius
17 Kejadian Aneh di Pujasera
18 Pencarian Raisha 1
19 Pencarian Raisha 2
20 Penyelamatan Raisha
21 Penjelasan Tak Terduga
22 Kecurigaan pada Tissa
23 Misteri Suara Tangisan
24 Penantian Jodoh Pak Rendi
25 Kejadian Aneh Di Salon
26 Tragedi di Rumah Nasha
27 Acara Lamaran Nasha
28 Hilangnya Gadis-Gadis
29 Keluarga Aneh
30 Teka-teki Anjani
31 Penelusuran Rumah Pak Malik 1 (Ilustrasi)
32 Penelusuran Rumah Pak Malik 2
33 Penelusuran Rumah Pak Malik 3
34 Penangkapan Keluarga Pak Malik
35 Cerita Martha
36 Gosip Ncus
37 Kerusakan Di Pujasera
38 Perselisihan
39 Sandiwara Pak Rendi
40 Ledakan Mobil
41 Penjelasan Tissa
42 Di Rumah Sakit
43 Penculikan
44 Kejar-kejaran
45 Pisang Pembawa Petaka
46 Melepas Pujasera
47 Awal Teror di Kampus
48 Gangguan Bayi Gaib
49 Teror dimulai
50 Kisah Virgin
51 Virgin Kerasukan
52 Cerita Fahri
53 Kematian Ayah Virgin
54 Misteri Sosok Fahri
55 Nasib Pengirim Teluh
56 Kelahiran Bian
57 Kisah Kembaran Bian
58 Bian Hilang
59 Cerita Sebenarnya
60 Perlawanan Rima
61 Akhir Kisah Keluarga Bian
62 Wanita Berbaju Merah
63 Menikahi Mayat
64 Kesuksesan Pembawa Penyakit
65 Pembunuhan Gadis Panggilan
66 Laporan ke Polisi
67 Teror Sosok Wanita
68 Kecelakaan
69 Kondisi Kak Azzam
70 Akhir Keluarga Memey
71 Sosok Yang Mengikuti
72 Pemakaman (ilustrasi)
73 Kejutan
74 Wanita dan Hantu Permen Mini
75 Petunjuk Sosok Tak Kasat Mata
76 Pertemuan dengan Ronald
77 Ke Rumah Riri
78 Cerita Riri
79 Kembali ke Rumah Sakit
80 Korban Lain Roy (ilustrasi)
81 Perdebatan kak Azzam
82 Kalung
83 Gangguan di Jalan
84 Bingung
85 Keadaan Ronald
86 Emosi Azzam (Giveaway)
87 Teror Hantu Rambut
88 Tanpa Identitas Diri
89 Sedikit Petunjuk
90 Bertemu di Mimpi
91 Mencari Petunjuk Lain
92 Terungkap Kebenaran part 1
93 Terungkap Kebenaran part 2
94 Danau Biru
95 Ke rumah Lita
96 Akhir Kisah Lita
97 Sumpah Poci
98 Ibu Melati Meninggal
99 Ke Rumah Melati
100 Di Kamar Melati
101 Penyerahan Logam Mulia
102 Sifaf Posesif Alif
103 Ke Rumah Dini
104 Kejadian di Rumah Dini
105 Keputusan Bersama (TAMAT)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Tiba di Negeri Orang
2
Pertemuan Di Rumah Sakit
3
Lebih Dekat Dengan Yumna
4
Rumah Yumna
5
Masalah Bu Dina
6
Toserba Misterius
7
Ke Kampus
8
Cerita Kak Diana
9
Kemampuan Yumna dan Aish
10
Tragedi Keluarga Diana
11
Perjanjian Diana
12
Makhluk Aneh
13
Rencana ke Kota Asal Yumna
14
Kisah Tragis Keluarga Diana
15
Cerita Kak Raisha
16
Jil, Sosok Misterius
17
Kejadian Aneh di Pujasera
18
Pencarian Raisha 1
19
Pencarian Raisha 2
20
Penyelamatan Raisha
21
Penjelasan Tak Terduga
22
Kecurigaan pada Tissa
23
Misteri Suara Tangisan
24
Penantian Jodoh Pak Rendi
25
Kejadian Aneh Di Salon
26
Tragedi di Rumah Nasha
27
Acara Lamaran Nasha
28
Hilangnya Gadis-Gadis
29
Keluarga Aneh
30
Teka-teki Anjani
31
Penelusuran Rumah Pak Malik 1 (Ilustrasi)
32
Penelusuran Rumah Pak Malik 2
33
Penelusuran Rumah Pak Malik 3
34
Penangkapan Keluarga Pak Malik
35
Cerita Martha
36
Gosip Ncus
37
Kerusakan Di Pujasera
38
Perselisihan
39
Sandiwara Pak Rendi
40
Ledakan Mobil
41
Penjelasan Tissa
42
Di Rumah Sakit
43
Penculikan
44
Kejar-kejaran
45
Pisang Pembawa Petaka
46
Melepas Pujasera
47
Awal Teror di Kampus
48
Gangguan Bayi Gaib
49
Teror dimulai
50
Kisah Virgin
51
Virgin Kerasukan
52
Cerita Fahri
53
Kematian Ayah Virgin
54
Misteri Sosok Fahri
55
Nasib Pengirim Teluh
56
Kelahiran Bian
57
Kisah Kembaran Bian
58
Bian Hilang
59
Cerita Sebenarnya
60
Perlawanan Rima
61
Akhir Kisah Keluarga Bian
62
Wanita Berbaju Merah
63
Menikahi Mayat
64
Kesuksesan Pembawa Penyakit
65
Pembunuhan Gadis Panggilan
66
Laporan ke Polisi
67
Teror Sosok Wanita
68
Kecelakaan
69
Kondisi Kak Azzam
70
Akhir Keluarga Memey
71
Sosok Yang Mengikuti
72
Pemakaman (ilustrasi)
73
Kejutan
74
Wanita dan Hantu Permen Mini
75
Petunjuk Sosok Tak Kasat Mata
76
Pertemuan dengan Ronald
77
Ke Rumah Riri
78
Cerita Riri
79
Kembali ke Rumah Sakit
80
Korban Lain Roy (ilustrasi)
81
Perdebatan kak Azzam
82
Kalung
83
Gangguan di Jalan
84
Bingung
85
Keadaan Ronald
86
Emosi Azzam (Giveaway)
87
Teror Hantu Rambut
88
Tanpa Identitas Diri
89
Sedikit Petunjuk
90
Bertemu di Mimpi
91
Mencari Petunjuk Lain
92
Terungkap Kebenaran part 1
93
Terungkap Kebenaran part 2
94
Danau Biru
95
Ke rumah Lita
96
Akhir Kisah Lita
97
Sumpah Poci
98
Ibu Melati Meninggal
99
Ke Rumah Melati
100
Di Kamar Melati
101
Penyerahan Logam Mulia
102
Sifaf Posesif Alif
103
Ke Rumah Dini
104
Kejadian di Rumah Dini
105
Keputusan Bersama (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!