Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam di Jinmi Pyongyang Naengmyeon. Dia berdiri dan pergi kekasir. Aku mengekor dibelakang. Yong Hwa tampak berbincang dengan pemilik.Mereka terlihat akrab. Kemudian kami berpamitan dan keluar bersama.
" terimakasih oppa, aku akan mentraktirmu lain kali"
" Dia tersenyum, " bagaiman jika sekarang," dia melirik ke arah pojangmacha didalam gang.
aku melihat ke arah Tuan Kim, sebagai kode meminta persetujuan. Selama di Korea Tuan Kim lah yang menjagaku, tidak hanya mengantarkan ku kemana saja, tapi dia juga merangkap sebagai asissten ku membantu monica.
Dia mengangguk tanda setuju. Aku punya jam malam yang ketat,jam sepuluh adalah jam malamku. Aku secara tegas menerapkan jam malam untuk ku sendiri, aku butuh istirahat. Terlebih, aku tak suka dunia malam. Aku lebih suka menghabiskan waktu di dalam rumah daripada diluar. " ok "
kami melangkah memasuki pojangmacha.
pojangmacha adalah tenda luar ruangan yang biasa ditemukan di jalan jalan Korea atau di pasar malam. Ini seperti Food Truck di America. Namun bentuknya lebih sederhana, hanya ada beberapa kursi plastik dan terpal plastik yang menutupi sekitanya.
aku memesan bir dingin, Yong Hwa memesan Jeon (pancake sayuran). Dia tidak memesan bir karena harus menyetir. Pojangmacha terlihat sepi, hanya ada kami berdua dan tiga orang pegawai berseragam Jinmi Pyongyang Naengmyeon.
" seperti nya kamu kuat minum " ucapnya membuka percakapan.
aku terkekeh, " cukup kuat, tapi tidak setangguh Seo Jun"
.
Dia tertawa," Seo Jun adalah dewa mabuk "
kami tertawa bersama.
" boleh aku bertanya? tanya nya sambil memandangku.
aku tersenyum, dan mengangguk.
" apa yang kau lakukan di korea ? " tanya nya kemudian
" aku kuliah, menyelesaikan program doktoral ku di SNU. Aku mendapat beasiswa dari kampus ku sebelumnya, seorang profesor menjadi sponsor ku,dan kemarin aku ke inggris untuk menemuinya." jelasku.
Yong Hwa terbelalak, seperti tak percaya.
" astaga, kamu yakin kamu manusia?
aku tertawa.
" setahuku, kamu hanya sekolah di Harvard" ucapnya sambil menutup mulut.
aku tersenyum " agency ku belum mengupdate wikipedia. Aku mengambil program sarjanaku di Harvard, kemudian MBA di Oxford dan sekarang SNU "
" Aigo (astaga) " ucapnya terkejut.
aku terkekeh. Dia menggeleng tak percaya.
" setelah sekolah mu selesai,kau akan kembali ke? " tanya nya menggantung.
" emm, aku belum ada rencana. mungkin kembali ke Singapura " ucapku, sambil menengguk bir ku.
Yong Hwa memincingkan matanya, " singapura? bukan indonesia? aku kira kau tinggal di Indonesia?"
aku menghirup nafas dalam dalam, dan menggelang." rumahku di singapur, ayah ibu ku tinggal di sana. indonesia adalah rumah neneku. "
Yong Hwa tampak berfikir.
" aku keturanan Korea-Inggris- Indonesia " jawabku sambil tertawa.
Sedikit aneh memang, Ayah ku Keturunan Korea-Indonesia, sedangkan ibu ku keturunan Inggris. Aku lebih mirip ayah, bermata cokelat dan berbibir tipis seperti orang korea, tapi mata ku lebih lebar seperti orang indonesia. Sedangkan tubuhku kecil, tinggi dan putih seperti ibu. aku terbilang cantik, yah setidak nya seluruh dunia percaya.
Yong Hwa tersenyum. " ya, sudah kuduga kau tampak berbeda"
" oya ?? " tanyaku.
" saat pertama kali kau memasuki ruangan, tubuhmu seperti bersinar. kau membawa semua fokus mata kepada mu. " jelasnya sambil mengerakan tanganya kearahku.
aku tertawa.
" hati-hati jika berjalan dikeramaian, kau akan dicasting dijalan " ucap nya.
aku tertawa keras. kupukul lenganya pelan.
" kau lucu sekali oppa"
kami tertawa bersama.
Tuan Kim memanggilku, seraya memberi tahu untuk saatnya pulang. aku mengangguk dan hendak membayar. Yong Hwa menyodorkan beberapa uang ke penjual lebih dulu, dia membayarnya lagi.
" oppa, harusnya aku yang membayar"
dia tersenyum, " kau bisa mentraktirku lain kali, bisa kita bertemu lagi kan? "
aku mengangguk dan tersenyum.
*********************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments