OXFORD

Langit sudah mulai senja, kami berdua memutuskan untuk pulang. Setibanya di Oxford aku meminta In Shu untuk mampir dan makan malam di apartemenku.

" mampirlah, makan malam dulu. Leo adalah chef yang hebat " ucapku

In Shu menggelang, dan saat bersamaan Leo keluar.

" hay," sapa leo sambil mencium kepalaku.

aku tersenyum. " makan malam sudah siap? "

" ya, aku masak makanan kesukaanmu, berharap kau akan segera ceria,ternyata kau sudah tersenyum ceria sekarang " ucap leo sambil melirik ke arah In Shu.

Aku tertawa, " perkenalkan ini teman ku In Shu "

Mereka berdua saling berjabat.

" sepertinya kau sudah membuatnya tersenyum " ucap Leo

In Shu hanya tersenyum.

" mampir dan makan malam lah dulu" lanjut leo.

In Shu menggelang, " tidak perlu, mungkin lain kali. aku masih harus kembali ke london"

leo mendekat dan berbisik pada In Shu. Dan kemudian In Shu tersenyum.

" hmm, Dya bilang kamu adalah chef yang hebat, mungkin aku harus membuktikanya sekarang " ucap In shu dan berjalan masuk ke apartemenku.

Aku terkejut dan melirik ke arah leo.

leo hanya tersenyum.

Apartemen ku di inggris jauh lebih sederhana, hanya terdapat satu kamar dan satu ruang tengah yang luas serta dapur bersih. Ada balkon dengan pemadangan taman serta bantal duduk.

Apartemen ini jarang kutempati, aku menempati nya hanya saat menjadi mahasiswa disini, tidak banyak perabotan atau hiasan disana. ini terlihat minimalis.

Kutinggalkan leo dan In Shu diruang tengah untuk mandi. Kudengar mereka membahas sesuatu yang menarik.

Dua puluh menit kemudian aku keluar dengan Cardigan oversize tanpa bawahan dan tube top warna dark walnut didalamnya. Kubiarkan rambutku tergerai agak basah. Saat keluar In Shu menatapku, dan tersenyum.

" mari makan " ucapku.

Hari ini Leo menyiapkan Bangers and Mash, perpaduan sosis sapi handmade dan kentang tumbuk serta red wine sauce.

Kami terlibat percakapaan yang menarik, musik dan film. Usai makan, In Shu pamit pulang. Aku mengantar nya hingga kemobil.

" kalian tinggal bersama? " tanya In Shu

" aku dan leo, gak dia tinggal disebelah. kami bertentangga. kenapa?" jawabku.

In Shu tersenyum " Gakpapa, cuma jagain jodohku aja " jawabnya sambil mengelus kepala ku.

aku tersenyum,kami bertatapan sebentar.

" kapan kau akan pulang ke korea? " tanya In Shu

" lusa, aku ada interview dengan majalah Vogue akhir pekan ini " jawabku.

In Shu mengangguk, dan akhirnya masuk kemobil dan pergi.

Aku kembali ke apartemen dan membantu Leo membersihkan sisa makan malam.

" kalian dekat? " tanya leo " ah tidak mungkin jika kalian tidak dekat kau mengajak nya ke apartemen "lanjut leo

aku terkekeh " bagaimana cara mu mengajaknya untuk mampir? ia jelas menolak "

" aku bilang, aku bisa jadi lawan atau kawan untukmu, kau harus masuk dan memeriksanya " jawab leo

aku tertawa. " kenapa kau bilang begitu, ini bisa jadi salah paham? "

" tidak untuk nya, kami berdua tau apa yang dia inginkan, kami pria dya. sesama pria akan tau" lanjut leo.

aku mengangkat bahuku " terserah"

" dia seorang idol kan? " lanjut leo

aku mengangguk " iya, dia anggota Super Key "

" ahh pantas saja aku familiar dengan wajahnya, kau harus berhati hati " ucap leo sambil membuka sekaleng bir.

" kenapa? aku berteman dengan member Super Key yang lain juga " jawabku merebut bir leo.

" mereka punya fans fanatik, mereka terikat kontrak agency, mereka harus berhati hati dalam setiap hubungan atau karir mereka hancur " jelas Leo kembali merebut kaleng bir.

" tapi banyak idol korea yang berhasil menjalin hubungan " ucapku sambil berusaha mengambil kembali bir leo.

leo memegang pundak ku, dan menatapku. " mereka tak punya kakak yang brengsek seperti kakakmu"

aku terdiam dan bersandar dilengan leo. " aku lupa aku punya dia" ucapku lirih

************************************************

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***