Hari ini aku menemui professor ku,Maria. Selama dua jam ia menceramahi ku tentang bagaimana tak habis pikir nya dia kepada ku. Dari mulai mengikuti kontes kecantikan hingga sekarang menjadi model. Ia merasa aku menyia-nyiakan bakat ku.
" aku tak tahu lagi bagaimana jalan pikiranmu " ucap maria
aku tersenyum,
" ohhhhh, ini Oxford university Maria. semua bisa terjadi " ungkapku dengan nada merajuk.
" siapa tau nanti aku menjadi Theresa May ( perdana mentri U.K ) " lanjut ku.
"Dasar gila, kau lebih hebat dari nya. Pergilah, aku ada kelas. aku sudah menolong mu, jangan main main lagi. pertolongan ku terbatas "ucapnya sambil melempar sebuah buku.
aku terkekeh, " ahh kau seperti bunda maria bagiku "
kami tersenyum, kutinggalkan ruanganya dengan membawa sebuah buku.
Sungguh merepotkan, hanya karena sebuah buku aku harus terbang 15 jam. jika dihitung Jarak Korea - Inggris 8.857 Km dengan cuaca cerah biasa nya hanya butuh 10 jam. Ini 15 jam Ditambah 2 jam extra harus mendengarkan Maria mengomel, kali ini sungguh hari yang panjang. Aku berjalan menyusuri lorong tua gaya victoria, dan terhenti didepan Christ Church. Aku berjalan memasukinya.
" gereja ini terlihat lebih indah daripada saat di film Harry Potter." gumamku.
Matahari sore terpantul cantik dilantai lantainya, sedangkan lampu disetiap dinding Christ Church
sudah mulai menyala redup. Temeram, dan hangat, seperti sebuah lukisan. aku slalu merasa damai di sini, batinku.
*ting... ( suara massage)
pesan ini seperti sebuah penginggat, untuk pergi. Kutinggalkan Christ Church menuju halaman luar. Sekarang sedikit berlari,ada seseorang yang menunggu ku.
Tujuan ku ke Britania Raya bukan hanya ingin bertemu dengan Maria, tapi pulang ke Dunster. Ah kata pulang terdengar aneh,seperti aku berasal dari sana saja, tapi Dunster jauh lebih terasa seperti rumah daripada rumah ku sesungguhnya, karena itu aku slalu merasa ingin pulang kesana.
Jarak Oxford -Dunster memakan waktu 2,5 jam, sebelum sampai ke sana aku akan berhenti di Bristol, kota pelabuhan yang terkenal di barat daya.
Bristol Harbour
Aku sampai di Bristol Harbourside, dan seperti biasa ramai. Dari kejauhan aku sudah melihat orang yang kucari.
tanpa aba aba, aku langsung berteriak.
" leoooooooooo.. "
secara otomatis aku menjadi pusat perhatian, dan sang pemilik nama menutupi wajahnya karena malu.
aku terkekeh, dan berlari menghampiri nya. aku langsung memeluknya, dan bergelantung di lehernya.
leo tersenyum dan mengusap rambut belakangku. Dikecupnya kepalaku dan kemudian menjentikan jari nya kedahi ku.
" kenapa kau slalu berteriak saat memanggilku, apa aku copet "
aku tersenyum, dan kemudian menarik rambut nya. Leo adalah pria Inggris - Swedia, dia lebih mirip pria inggris asli, dengan mata biru dan rambut cokelat emas dari pada orang swedia. Namun kenyataan dia lahir dan tumbuh di swedia membuatnya sangat tampak berbeda, dia tampan meski tanpa rahang tegas.
" kenapa kamu ke Indonesia tidak menghubugi ku?" geram ku.
" aduh duh,, aku ke pedalaman Kalimantan tidak sempat menghubungi mu " jawabnya sambil berusaha melepaskan tanganku dirambut nya.
aku bersengut.
" ayolah, jangan cemberut. kita ke bar dulu dan mengobrol " ajaknya sambil menarik tanganku.
Kami memasuki bar lokal, suana nya cukup ramai.Leo memesan 2 bir dingin dan camilan. aku memilih tempat duduk diluar dengan pemandangan dermaga.
" kau sudah makan? " tanya nya membuka percakapan.
aku mengangguk. "Sedang apa kau di Bristol?"
leo meletakan kamera nya dimeja, " dua hari lagi ada Harbour festival, kantor ku ditunjuk menjadi media partner oleh istana, aku yang ditugaskan "
aku mengangguk, " seperti nya kantormu hanya punya satu fotografer, kau ditugaskan dimana mana"
dia terkekeh. " jangan marah, aku hanya sekali tidak menghubungimu. "
.
Pesanan kami datang, semangkok kulit ikan dan 2 botol bir dingin.
" kenapa bertemu Maria? " tanya nya sambil menengguk bir.
" Agar Maria bisa mengomeli ku. "jawabku
Kami Tertawa
***********************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments