Langit berubah menjadi gelap dan kami masih asik bercerita. Aku dan leo dipertemukan di Oxford, saat sama sama mengambil program MBA. Kami satu jurusan, jadi lingkaran pertemanan kami sama.
Kami hanya beda club aku memilih club theater dan Leo memilih pers. Kecintaanya terhadap photography membuatnya memilih bekerja di sebuah media besar yang berfokus pada foto. Banyak hasil karya nya yang telah dipamerkan, bahkan Istana sering memanggilnya khusus. Tak salah memang jika dia ditugaskan khusus untuk acara penting seperti Harbour festival ini.
" kau tinggal dikorea sekarang ? "tanya nya.
aku mengangguk, " iya sampai kuliah ku selesai. aku berjanji pada maria untuk menyelesaikanya. jadi akan ku selesaikan ". ungkapku sambil mengunyah kulit salmon.
" bagaimana pekerjaanmu, sudah dapat kontrak iklan?"
aku menggeleng, "agency menyuruhku fokus pada runway dulu. aku tak masalah, asik aja. nanti pasti ada waktunya "
" hmm, wanita bodoh. model lain pasti sudah mengemis minta jadi model iklan sekarang, itu akan membuat nama nya terkenal" jawab leo
aku tersenyum. " biarlah, itukan mereka"
jika dipikir mungkin agency yang justru mengemis padaku mereka meminta ku bergabung tanpa melakukan audisi. Dan mereka bersedia memenuhi syarat yang ku ajukan. Termasuk fokus di runway dulu,hingga aku sidang doktor. aku terkekeh dalam hati.
.
" bagaimana Singapur ? "
aku terdiam cukup lama, aku tau leo akan menanyakan ini. Dia adalah orang kedua yang memahami ku, hanya dia dan monica. Orang yang paling kupercaya dan yang paling memahamiku. " masih sama, mama dan papa sehat, kak Reihand..... baik ".
leo menyentuh wajahku, bulir air mata menetes disana. Hanya dengan sentuhan tanganya aku sudah serapuh itu.
" kenapa? dia menganggu mu lagi ? "tanyanya mengusap air mata di pipiku.
Aku menggeleng, aku masih merasa sesak jika berada diantara keluarga ku. mereka menyanyangiku, ya masih ada nama mereka dibelakang namaku, kami masih berhubungan. Papa masih meneloponku dua hari sekali, dan mama terus mengirimi ku hadiah tiap minggu, dan menanyakan kebutuhanku. Tapi Reihand, kami tak pernah bicara, hanya saling membalas pesan di grup chat keluarga. Dia masih marah.
" cowok itu memang brengsek, jangan dipikirkan"selorohnya sambil menyodorkan kulit salmon ke mulutku.
aku terkekeh, " wajar bukan, aku mencuri hidup adiknya, hanya dia yang tau "
" kau gila? kau adiknya, tuhan tidak memberikan kehidupan tanpa suatu alasan "ucap leo
aku tersenyum. Benar, tidak mungkin tuhan memberikan ku kesempatan kedua tanpa alasan. Sejauh ini aku sudah cukup melakukan kebaikan, aku harap.
leo berdiri. " ayo, sudah malam kuantar kau kemobil. " ajaknya sambil menggulurkan tangan.
aku menyambut uluran tanganya. Sambil berjalan aku menyandar manja di lenganya. Leo tak pernah mengeluh jika aku bermanja manja padanya. Dia tak menolak, bahkan dia membalasnya. Kami terlihat seperti sepasang kekasih, bahkan saat kuliah kami dijuluki dove. Kami tidak menolak atau mengiyakanya, kami diam saja. Tapi diantara kami memang benar benar tidak ada perasaan cinta. Lebih seperti perasaan sayang kakak terhadap adik dan sebaliknya. Aku merasa dia menjagaku, lebih daripada kakak ku sendiri.Begitulah menurutku.
" pulang lah, jaga nona mu tom" ucap leo kepada supirku."
" kau tak mau ikut ke Dunster? Dunster - Bristol hanya 1 jam, kau bisa memakai mobilku " ucapku sambil menarik tanganya.
Leo Menggeleng, "No, tidak ada wanita cantik di Dunster, lagi pula aku sudah ada janji dengan pelayan bar tadi " jawab nya sambil tersenyum malu.
aku tertawa, " brengsek, gunakan pengaman. aku tak mau melayatmu,jika kau kenak AIDS "
leo tertawa kencang, dia mencium keningku sambil membukakan pintu untuku.
" tenang, stock pengamanku banyak " jawabnya sambil melambai menjauh.
***********************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments