Tubuh ku semakin lemas, tenggorokan ku semakin perih. Aku ingat tadi meminta In Shu mengantarkan ku pulang. Aku tak peduli ini mendesak, meski terlihat binggung ia tetap mengiyakan. Saat ini dia disampingku, mengemudi dalam diam. Aku tak mampu bersuara, rasa nya teggorokan ku perih. Aku hanya bersandar lemas.
Kami tiba didepan apartemen ku. Apartemenku berada di Sinsa Dong, sebuah lingkungan tertutup dan sangat privat. Tepatnya berada di samping taman Sinsa-dong. Apartemen ini hanya tersedia 16 Unit, 6 unit di khusus kan untuk expatriat (orang asing yang tinggal di suatu negara) dan sisa nya dijual bebas. Keistimewaan apartemen ini selain menyediakan taman pribadi, juga membagi akses pintu masuknya. Khusus untuk 6 Unit diberikan pintu masuk belakang taman dengan keamananya jauh lebih ketat.
aku mengucapkan terimakasih, sebelum turun aku memberikan In Shu kartu nama ku. Aku tau dia binggung karena kami belum saling kenal.
" Seonbae nim, bisakah kau menghubungi ku setelah sampai dirumah? " ucapku terbata.
Dia terdiam,menggamati kartu namaku.
" bisakah kau menghubungi ku setelah sampai dirumah? agar aku tak khawatir, kumohon " ucapku lagi dengan lebih jelas.
Dia mengangguk sambil tersenyum, " baiklah, masuk dan istirahat lah. Kau seperti sedang sakit "
kami berpisah, aku berjalan gontai memasuki rumah. Kuambil air dan obat didapur. kujatuhkan tubuh ku di sofa setelahnya. Aku terlelap.
Beberapa saat kemudian suara ponsel ku berbunyi, sebuah nomer asing. Kuangkat dengan setengah terpejam.
" Haloo "
" Hei, ini In Shu.. dan aku sudah sampai rumah " jawabnya.
" ah, Seonbae nim. syukurlah. terimakasih atas kebaikan mu. aku akan membalas nya lain kali " jawabku dengan terbata.
" sepertinya kau sakit, sudah minum obat? ada yang merawat mu? tanya nya.
" aku sudah minum obat, tapi tidak ada yang merawatku. aku tinggal sendiri. tapi tak apa besok pasti sudah lebih baik" jelasku.
" hmm, sekarang aku yang khawatir. istirahatlah kalau begitu. aku akan menghubungi besok "
telepon terputus, dan aku tertidur.
Jam tiga dini hari aku terbangun. ku rasakan tubuhku lengket karena keringat. tenggorokan ku masih sakit, dan perutku semakin nyeri, kuambil sebotol air dan berusaha berjalan kekamar. Aku berganti pakaian sebisa ku. Kulihat layar ponselku ada beberapa pesan masuk disana, Ada Tuan Kim yang menanyakan keadaanku dan dia meminta ijin tidak masuk karena Lisa harus dirawat di rumah sakit. lalu ada Ibu Jung, pengurus rumahku yang menginggatkan bahwa dia sudah ambil cuti, yang tanda nya dia juga tidak disini hari ini. lalu ada pesan dari tim keluarga cemara Bella dan Tom, yang bilang mereka salah jam penerbangan, mereka baru sampai besok. semua tidak disini pikirku, dan mata ku terpejam.
aku terbangun karena bunyi ponselku, 3 panggilan tak terjawab dari In Shu tertera dilayar. dia menghubungi ku kembali.
" haloo "
" hai, aku menghubungi mu karena ingin menanyakan keadanmu.apa sudah lebih baik ? " tanyanya
" lebih baik" jawabku berbohong
" apa sudah ada yang merawatmu? " tanya nya lagi.
" tidak...... " jawabku terlelap.
aku terbangun entah pukul berapa, yang jelas aku sudah merasa tenggorokanku tidak sesakit tadi, dan perutku lebih baik. Tapi aku merasakan sakit di tangan kanan ku. aku mulai sadar penuh, objek yang pertama kali kulihat adalah vas bunga kristal berwarna pink dan beberapa tangkai bunga tulip didalamnya. ahh aku masih didalam kamar pikirku.
Ku edarkan pandanganku kesamping, kulihat ada selang infus menggantung dan ada In Shu yang duduk didepan laptop.
**********************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
im_ha
10 like untukmu ya Thor. mampir juga di karyaku DOAKU BERBEDA DENGAN DOAMU
2021-05-17
0