"kamu ada pekerjaan disini?" tanya In Shu membuka percakapan
aku menggeleng." aku sedang mengunjungi professorku"
"ah, sepertinya kalian akrab " lanjutnya.
Aku menghela nafas panjang dan mulai bercerita.
" dia adalah sahabat wanita pertama ku, aku tak memiliki banyak teman wanita jadi dia spesial untuk ku. beberapa minggu lalu dia sakit, dan dua hari lalu dia meninggal "
.
In Shu terkejut dan minta maaf . " maaf, aku tidak tau, aku turut berduka"
aku tersenyum, " tak apa, aku sudah mengiklaskanya. kami pernah punya mimpi untuk tinggal di sini, menghabiskan waktu untuk melakukan penelitian atau menulis buku. kami memiliki hobi yang sama membaca buku, jadi kami punya mimpi untuk membuka toko buku disini "
" hmm, aku lihat banyak koleksi bukumu dirumah " timpal In Shu
aku mengangguk," aku termasuk introvert, aku akan tinggal di dunia ku sendiri dimana aku merasa aman disana. alhasil, aku tidak suka bergaul. Saat pertama kali bertemu dengan Maria, dia menyuruhku ikut klub theater, dan dari situ perlahan aku mulai bisa bergaul dengan banyak orang, beradaptasi dengan lingkungan baru, bahkan dari Maria lah aku belajar bernyanyi dan bermain musik. " jelasku, " ah satu lagi kesamaan kami selain hoby membaca, kami sama sama tidak bisa memasak "
In Shu tertawa.
" aku dan Maria sudah pernah membakar 2 dapur " terangku bangga.
" Maria bukan hanya sebagai guru atau teman melainkan seperti ibu, ketika kau kembali pulang maka ibu lah yang pertama kamu cari " lanjutku.
Mataku mulai berkaca kaca, " ah aku pasti merindukanya,UK tak akan sama tanpa dia.
Air mata mulai membasahi pipiku.
Tangan In Shu menyentuh wajahku, ia menghapus air mata yang mengalir dipipiku. " jangan bersedih, dia sudah jauh lebih baik sekarang "
aku mengangguk. In Shu mengenggam tangan ku seolah memberi kekuatan disana.
" maaf kau melihat ku menanggis "
In shu tersenyum.
" kalo dipikir pikir, kamu slalu melihat tampangku saat buruk " ucapku " saat aku sakit, pingsan dan sekarang menanggis " lanjutku.
In Shu tersenyum manis " itu yang membuatku istimewa "
aku tersenyum
Setelah makan aku mengajak In Shu menuruni bukit dan berjalan lebih ke timur menuju Priory Church of St. George. Sebuah Gereja yang memiliki denah berbentuk salib dengan menara empat tingkat.
Gereja ini dibangun pada tahun 1443 dengan penopang diagonal, menara tangga, dan jendela ruang lonceng. Aku berjalan memasuki gereja, ku tinggalkan In Shu yang sedang menerima telepon diluar.
Ku lipat tanganku, dan kupejam kan mata untuk berdoa. " istirahat lah dalam damai, aku akan slalu merindukanmu Maria " lirihku.
In Shu menghampiri dan duduk disebelahku untuk berdoa.
Ku pandangi dia saat berdoa, Ya tuhan dia begitu tampan, aku pikir tuhan menciptakanya begitu sempurna batinku.
Aku mengeluarkan ponsel ku dan memotretnya diam diam, kulihat hasil gambar nya diponsel ku dan jantung ku mulai berdebar kencang.
Tidak boleh, aku harus keluar jika tidak aku bisa gila lirihku.
Priory Church of St. George memiliki sebuah lonceng yang jarang berdentang, konon hanya pasangan yang dapat membunyikan nya. Aku tak percaya cerita itu, buatku semua pasti ada penjelasan ilmiah nya, atau mungkin lonceng nya rusak.
Aku berjalan di bawahnya, kulihat seutas tali tambang mengelantung. Ku tarik tali itu, dan lonceng pun tak berbunyi, ku coba beberapa kali dan hasilnya sama.
" ini pasti rusak" ucapku
Seorang biarawati dan anak kecil menghampiriku,
" itu tidak rusak nona, karena memang kau tak membuatnya berbunyi saja " ucapnya.
aku tersenyum. " harusnya berbunyi jika aku tarik, tenaga ku kuat "
" tidak tidak, lonceng ini hanya berbunyi jika kau menariknya dengan pasangan mu " ucap anak kecil itu.
aku memincingkan mata ku, dan membuat ekspresi tidak percaya.
In Shu datang menghampiri kami, dan tersenyum.
" coba kalian tariklah " ucap anak kecil itu sambil menarik tangan In Shu ke tali.
In Shu menatapku, seolah bertanya ada apa.
ku jawab dengan senyuman sambil meletakan tanganku di tali yang sama. Aku dan In Shu menariknya bersama.
Dengggg,,Denggg... terdengar suara lonceng bergema di seluruh Priory Church of St. George dan suara kepakan merpati setelahnya.
Aku dan In Shu terkejut.
" waw... " ucap In Shu
" Selamat kalian adalah pasangan yang di takdirkan tuhan " ucap anak kecil itu sambil bertepuk tangan.
aku terkejut " ah tidak mungkin, aku tidak percaya, aku harus mencoba lagi " ucapku sambil menarik tali lonceng.
Benar saja, saat aku menarik itu sendiri itu tidak berbunyi.
" kamu tidak percaya dengan yang terjadi di rumah tuhan nona? " ucap biarawati padaku.
"ohh bukan" ucapku dan menghela nafas " aku percaya" lanjutku sambil tersenyum.
Biarawati dan anak kecil itu tersenyum. mereka meninggalkan kami. " suster tahun ini banyak pasangan yang tidak berjodoh, tapi sepertinya mereka sangat diberkati " ucap anak kecil itu berlalu.
Aku merasakan wajahku memerah, aku melihat ke arah In Shu dan dia sedang menatapku.
" ahh maaf, tapi sepertinya ada jawaban yang ilmiah untuk ini "
In Shu tersenyum. " kita bisa coba lagi kalau kamu masih penasaran "
aku mengangguk, dan kami mulai menarik nya lagi. Suara lonceng kembali mengema.
" ya tuhan.. " lirihku.
Kami berjalan meninggalkan Priory Church of St. George menuju jalan utama. Sepanjang jalan aku berusaha tidak melihat kearah In Shu. Aku merasa canggung setelah kejadian tadi.
" maaf, aku masih percaya jika lonceng tadi ada penjelasan ilmiah nya "
In Shu tertawa, " kamu masih membahas lonceng tadi ? "
aku mengangguk, " aku sering kesana dengan Maria dan Leo, kami menarik nya dan itu tidak berbunyi. bahkan aku pernah melihat pasangan menariknya dan tidak berbunyi juga. aku pikir lonceng itu rusak "
" leo.. ? " tanya In Shu
"ohh dia sahabatku, kami berdua adalah murid Maria " jawabku kesal.
In Shu tersenyum," kamu kesal karena lonceng itu berbunyi saat bersamaku atau karena kamu berjodoh dengan ku ?"
aku terkejut dan menghentikan langkahku
" ahh, tidak kedua nya tentu tidak masalah jika berjodoh dengan mu, eh maksudnya itu tidak buruk. ohh maksudku.. jika itu terjadi semua pasti baik " ucapku terbata sambil menutup wajahku yang merah.
In Shu mengusap kepala ku pelan, dan ku lihat dia tersenyum.
*************************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments