Pagi itu Aya tengah mempersiapkan semua keperluan Dewa untuk kekantor, sementara Dewa masih berada dikamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak lama kemudian Dewa keluar dari kamar mandi dan melihat Aya yang sedang mengambilan dasi untuknya. Aya pun menatap Dewa sesaat ketika pandangan mereka bertemu
"Ini dasinya mas" kata Aya saat meletakkan dasi diatas tempat tidur
"Kamu tidak ingin memasangkan dasiku?!" tanya Dewa
"Jika kamu meminta aku akan pasangkan. Jika tidak ya buat apa aku pasangkan?!" jawab Aya
"Pasangkan Aya!" kata Dewa singkat
Lalu Aya mengambil kembali dasi itu dan memasangkan dileher Dewa. Ada debaran cepat di jantung Dewa maupun Aya ketika mereka beradu dengan dekat seperti itu. Dewa menatap Aya lekad dan meniti setiap lekuk wajahnya. Menitinya saja sudah membuatnya sesak dengan cepat.
"Ehm... biar aku selesaikan sendiri! kamu begitu lambat!" sarkas Dewa yang kemudian menarik dasinya dan menyelesaikan simpulnya. Aya pun langsung berbalik dan pergi mengambil sepatu dan kaos kaki untuk Dewa. Sementara Dewa membuang nafas kasar beberapa kali untuk menetralkan nafasnya yang terasa sesak didada.
"Ini sepatunya pasang sendiri!" kata Aya setengah kesal karena habis dikatai oleh Dewa Lambat
"Kamu kan bisa pakaikan sepatu itu, aku lagi pake dasi" kata Dewa yang kemudian duduk di tepi tempat tidurnya.
Aya pun tidak memiliki pilihan lain selain menurutinya, lalu ia berjongkok dan memasangkan kaos kaki kanan . Lagi-lagi Dewa dibuat panas dingin saat melihat krah daster aya yang terbuka dan memperlihatkan sesuatu yang menggoda disana. Ingin rasanya dia menarik Aya dan membuatnya lemas jika saja Dewa tidak mengingat pagi ini ada pertemuan penting bersama kliennya.
"Cepetan Aya" kata Dewa memalingkan pandangannya
"Sabarrrr sih mas! kalau gak sabar, nih pasang sendiri!!! nyebelin!" kata Aya merajuk, lalu ia bangkit dan mengambil hijabnya lalu keluar membawa tas kerja Dewa, sementara Dewa baru memakai kaos kaki kanan saja dan kaos kaki kiri baru sampai di pertengahan telapak kakinya. Ingin marah tapi Dewa kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa menahan hasratnya ketika melihat Aya. Lalu dengan cepat Dewa memasang kaos kaki kirinya dan sepatunya, setelah itu Dewa keluar dari kamarnya menyusul Aya yang sudah lebih dulu sampai didepan pintu dengan wajah cemberut karena kesal kepada Dewa.
Melihat Aya cemberut seperti itu bukannya membuat Dewa iba ataupun merasa bersalah malah dia mentertawai Aya didalam hatinya.
"Lucu banget kalau lagi manyun gitu!" kata hati Dewa
"Aku pergi dulu" kata Dewa kepada Aya
"Hm" kata Aya singkat
Kemudian Aya mencium tangan Dewa dengan cepat lalu melepasnya.
"Assalamualaikum" kata Dewa
"Wa'alaikumsalam......" jawab Aya kaget saat Dewa mendaratkan satu kecupan dipipi kanannya. Wajah Aya langsung merona seketika sementara yang mencuri kecupan itu pun langsung masuk kedalam mobil dan menyuruh supirnya segera jalan. Aya memegangi wajahnya yang memanas saat itu, ia baru sadar jika Dewa sudah pergi meninggalkannya.
"Ya Allah, mimpi apaaa aku semalem, dia cium pipi akuuuu" kata hati Aya yang merasa berbunga-bunga.
Meski hanya kecupan dipipi namun sangat berpengaruh bagi Aya saat itu. Sementara Dewa didalam mobil merutuki dirinya sendiri, bisa-bisanya dia mengecup pipi Aya.
Setelah kepergian Dewa, Aya pun masuk kedalam rumah dengan senyum-senyum sendiri. Tidak peduli dia jadi bahan tontonan oleh para pelayannya. Para pelayan pun ikut senang saat melihat Nyonya nya terlihat bahagia tidak seperti biasanya yang terlihat murung dan sedih.
****
Dewa baru saja keluar dari ruangan rapat setelah hampir 2 jam mengadakan pertemuan dengan beberapa kliennya pagi tadi.
"Tuan-tuan, nanti malam kita berkumpul kembali di Hotel Santika. Jangan lupa untuk membawa keluarga disana. Agar jalianan kerja kita semakin kuat dan erat" kata salah satu klien Dewa
Semuanya sepakat, malam nanti, mereka akan mengadakan penjamuan dan mengajak keluarga masing-masing ke hotel yang sudah dipersiapkan mereka. Setelah perbincangan itu pun semua klien pamit kepada Dewa. Lalu Dewa menghubungi rumah dan mengatakan kepada kepala pelayan untuk memberi tahu Aya agar dia kesalon. Dewa akan mengajak Aya ke penjamuan malam nanti bersama dirinya.
Mendengar berita dari kepala pelayan, Aya pun begitu senang. Dengan semangat 45 Aya bersiap untuk kesalon namun sebelum itu ia harus menunggu gaun yang sudah di persiapkan Dewa untuk nya. Hati Aya sangat berbunga-bunga karena berangapan Dewa sudah mulai membuka hatinya, buktinya Dewa akan mengajak Aya ke pesta malam ini.
Setelah ibadah Zuhur, Aya langsung berangkat ke salon yang sudah di tentukan oleh Dewa, dan sudah ada supir yang mengantarkannya. Bagai burung merpati yang di lepas oleh tuannya, Aya merasakan kebebasan hakiki saat itu. Dia bisa merasakan udara bebas setelah berminggu-minggu di kurung dalam snagkar emas tanpa kebahagiaan. Begitu sampai di salon, Aya pun melakukan perawatan ini dan itu sesuai yang sudah diatur oleh Dewa. Salon itu merupakan salon langganan mama Dewa, jadi tidak akan sulit bagi Dewa memberikan pelayanan extra untuk Aya.
Waktu terus berjalan, Aya pun sudah siap dengan memakai gaun pesta syari yang sudah di persiapkan Dewa. Tepat pukul 19.30 WIB (ba'da Isya) mobil Dewa sudah tiba didepan salon untuk menjemput Aya. Tampaknya Gaun yang dipake Aya serasi dengan kemeja dan jas yang dikenakan oleh Dewa. Begitu Aya keluar dari salon, Dewa begitu terpesona melihat kecantikan Aya yang menurutnya sangat cantik malam ini. Ingin memujinya tapi Dewa merasa gengsi. Dewa pun langsung memasang wajah dinginnya seperti biasa
"Cepat masuk! nanti kita terlambat" kata Dewa memalingkan wajahnya
Aya pun hanya tersenyum kecut saat dewa sama sekali tidak memujinya. Ia pun langsung masuk kedalam mobil lalu Dewa menjalankan mobilnya menuju ke hotel. Sepanjang perjalanan suasana dimobil sangat tegang dan mencekam, pasalnya ini adalah pertama kalinya Dewa mengajak Aya keluar. Tidak ada yang bersuara sama sekali diantara keduanya hingga mereka tiba di hotel itu. Setelah sampai Dewa mengajak Aya untuk turun dan menuju ke ruang pertemuan.
Nampak Dewa begitu ramah saat menyapa kliennya, ia pun memperkenalkan Aya kepada kliennya dengan ramah, sangat berbeda Dewa ketika hanya berdua bersama Aya. Sempat Aya sedikit bingung dengan perubahan sikap Dewa, namun sedetik kemudian ia pun langsung mengerti kenapa Dewa bersikap baik kepadanya karena saat ini mereka berada di kerumunan orang banyak, dan semua keramahan Dewa hanyalah sandiwara. Aya pun tidak ingin merusak suasana, ia ikut berakting demi membuat Dewa tidak malu.
Saat penjamuan tengah berlangsung, Dewa permisi kepada para kliennya untuk ketoilet sebentar sementara Aya ditinggal sendiri bersama istri-istri kliennya dan tengah mengobrol. Sempat Aya melihat kepergian Dewa, namun dia tidak mengejarnya ataupun mengikutinya.
Selang 10 menit Dewa belum juga kembali, Aya pun cemas lalu ia pamit untuk mencari Dewa. Aya berjalan mencari keberadaan toilet pria, di tempat itu, beberapa menit menunggu Dewa tidak kunjung keluar. Aya tidak bisa menghubungi Dewa karena Dewa tidak memberikan ponselnya kepada Aya. Aya sangat takut jika Dewa meninggalkannya di tempat itu.
Saat Aya akan meninggalkan toilet, samar- samar Aya mendengar percakapan 2 orang yang kedua suara itu sangat tidak asing di telinga Aya. Kemudian Aya berjalan perlahan menuju ke balkon di belakang toilet, sampai disana Aya begitu terkejut ketika melihat ada Megan dan Dewa disana, merekapun tengah berpelukan dengan kondisi Megan menangis dipelukan Dewa
"Aku cinta sama kamu mas, aku gak bisa hidup tanpa kamu" kata Megan saat berada dipelukan Dewa.
Tubuh Aya bergetar hebat, rasa dirinya akan ambruk pingsan dengan apa yang dilihatnya malam ini. Air matanya mengalir begitu deras tanpa disadari Aya. Lalu Aya mundur dan akhirnya berlalu pergi meninggalkan Dewa dan Megan disana. Aya menangis sejadi-jadinya malam itu, tanpa peduli banyak orang melihatnya. Hatinya sangat sakit, begitu sakit.
"Kalau gak cinta, kenapa sesakit ini ya Allah....." kata Aya saat memukul dadanya yang terasa sangat sesak.
Aya berdiri didepan hotel lalu memberhentikan taxi dan pulang menuju kerumah Dewa. Dia tidak tahan dengan apa yanh dirasakannya saat ini, benar-benar hancur hatinya saat ini.
Begitu sampai dirumah, Aya meminta taxi itu untuk menunggunya sebentar. Lalu Aya masuk kedalam rumah dan berganti pakaian. Aya pun membawa beberapa pakaiannya di tas kecilnya. Sebelum aya pergi, Aya pun mengambil kertas kosong dilaci dan menuliskan sesuatu untuk Dewa.
"Terima kasih karena sudah membantu papaku, maaf jika aku harus pergi, karena aku tau kak Megan sudah kembali. Aku pamit pergi dari hidup mas, semoga kalian bahagia" Cahaya
Setelah menuliskan dikertas itu, Aya pun mengusap air matanya dan mengangkat tasnya lalu pergi meninggalkan rumah itu. Kepala pelayan pun bertanya kepada Aya, namun Aya enggan menjawab. Aya terus saja melangkah meski terasa sangat berat meninggalkan semua. Namun jika dia terus berads disini, maka dirinya akan merasakan sakit yang semakin dalam. Kemudian Aya masuk kedalam taxi dan pergi meninggalkan rumah itu......
.
.
.
.
Dukungan kalian sangat berarti buat Aya kuat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Audrey Chanel
katanya jijik penghianat kok peluk²an lah siapa jg biar saudara sendiri sakit lah lihat suami pelukan sama perempuan lain, bagus Aya pergi aja tinggalin laki2 nggak tau diri...seenaknya aja.bikin sakit hati...
2022-12-10
1
"youme🖤
aku suka thor part minggat²😄
2022-01-22
0
Sukliang
bgs la aya pergi, gitu donk jd wanita
biarin tu suami kelimpungan nyari
2021-12-15
0