Pagi menjelang,,,,
Dewa terbangun saat mendengar suara Adzan subuh berkumandang. Ketika matanya terbuka, orang pertama yang dilihatnya adalah Aya. Aya yang masih terpejam dengan damai saat itu. Dewa meniti wajah Aya memperhatikan dengan dalam setiap lekuk wajah istrinya.
"Ternyata Aya lebih cantik alami" kata hati kecil Dewa
Saat Dewa masih fokus menatap Aya, terdapat dorongan besar pada diri Dewa untuk mengecup bibir ranum Aya yang seolah terus menggodanya. Perlahan Dewa mendekat dan mengecup pelan bibir ranum itu. Aya tetap tidak bergerak sama sekali membuat Dewa seperti orang ketagihan dan Dewa memperdalamnya.
Terbesit rasa heran dihati dewa saat Aya sama sekali tidak terbangun, apalagi membalas ciumannya. Lalu ia melepaskan Aya dan membangunkan Aya
"Aya... bangun Aya" kata Dewa saat menangkup wajah Aya.
Aya masih tak bergerak, matanya terpejam rapat seperti orang pingsan
"Ayaaa... bangun Ayaaaa!!" Sarkas Dewa, namun aya masih tidak bangun
"Ayaa!!! jangan bercanda Aya!!! ini gak lucu!!" kata Dewa yang mulai cemas
Aya masih tak bergerak, badannya terkulai lemas, lalu Dewa memeriksa denyut nadi Aya yang terasa sangat lemah. Dewa segera memakai pakaian seadanya, lalu memakaikan Aya pakaian lengkap dan Dewa turun kebawah memanggil pelayannya.
"Ada apa tuan?" tanya pelayan
"Cepat telfon Dokter Maya, suruh datang kerumah sekarang!! Aya pingsan" kata Dewa
"Baik tuan" jawab pelayan itu yang langsung berlari dan menelfon dokter Maya.
Dewa kembali ke kamarnya lalu segera membersihkan dirinya, Setelah itu Dewa menjalankan ibadah subuh. Begitu selesai Dewa duduk di sebelah Aya dan menatap wajahnya yang terlihat sangat pucat
"Aya,,, bangun Aya,,,!!" kata Dewa memegang tangan Aya
Tak lama kemudian Dokter Maya tiba dirumah besar itu, lalu ia berjalan diantar pelayan menuju kamar Dewa.
"Dewa" kata dokter Maya
"Tante, tolong periksa Aya tante, dia sepertinya pingsan dari semalam" kata Dewa dengan panik, Dewa berdiri dan dokter Maya duduk disamping Aya
Lalu Dokter Maya memeriksa keadaan Aya saat itu. Dokter Aya melihat banyak tanda cinta di tubuh Aya,
"Bagaimana keadaaannya tante?" tanya Dewa
"Dia kelelahan Wa, dan juga kelaparan. Apa yang kamu lakukan kepada Gadis ini? bukannya kamu sudah menikah dengan Megan?" tanya Dokter Maya
"Dewa sudah cerai tan dengan Megan, dan Aya itu istri Dewa. Tapi tolong tante rahasiakan ini dari mama, Karena Dewa butuh waktu untuk mengatakan semuanya" kata Dewa
"Baiklah,,, tapi saran tante, kamu jangan terlalu kasar kepadanya. Sepertinya dia sangat lelah" kata Dokter
"Baik Tante" jawab dewa
Lalu Dokter Maya memasangkan infus untuk Aya, kemudian ia menuliskan resep obat agar segera di tebus. Setelah tugasnya selesai, Dokter Maya pun pamit kepada Dewa untuk pulang. Dewa mengantarkan Dokter Maya sampai di teras rumah besar itu
"Inget kata tante, jangan terlalu kasar. Kalian butuh istirahat cukup!" kata dokter Maya
"Iya" jawab Dewa
Kemudian dokter Maya masuk kedalam mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Dewa. Setelah itu, Dewa kembali kekamarnya dan disana pelayan sudah menyiapkan bubur untuk Aya.
Dewa kembali duduk dan menatap Aya yang masih betah memejamkan matanya. Seolah Aya enggan membuka matanya lagi, apalagi melihat sikap Dewa yang acuh kepadanya. Sementara Dewa, sedikit menyesal karena telah menghukum Aya sampai membuatnya pingsan begitu. Dewa tidak menyangka jika Aya sebodoh itu, semalaman tidak makan hanya menunggunya pulang.
Beberapa saat kemudian Aya menggerakkan bulu matanya seolah akan membukanya, perlahan tapi pasti Aya membuka mata dan sayu-sayu melihat Dewa yang saat itu duduk di sampingnya.
"Mas,,, haus" kata Aya dengan nada lemah dan sangat lirih
Dewa cekatan dan langsung mengambil segelas air di meja samping dan memberikannya kepada Aya
"Terima kasih mas" kata Aya setelah minum beberapa tegukan
"Bikin orang repot saja!" kata Dewa dengan acuh
"Maaf" jawab Aya
"Jadi orang jangan bodoh! ngapaian kamu gak makan malam kemarin?! kalau kayak gini kan aku juga yang repot! semua pekerjaanku terbengkalai gara-gara nungguin kamu bangun!" Sarkas Dewa
Aya menangis dan merasa bersalah karena sudah membuat Dewa marah.
"Maaf mas... Aya... aya hanya ingin....." kata Aya belum selesai
"Ingin apa?! kamu ingin makan malam bersama? dan kamu berfikir setelah itu aku akan mencintaimu?! jangan mimpi Aya!! sampai kapanpun aku tidak akan pernah cinta sama kamu!! kamu hanya perisai untuk membalaskan dendamku kepada keluargamu!!" Sarkas Dewa dengan tatapan tajamnya kepada Aya
Aya terus menangis mendengar ucapan Dewa yang sangat menyakitkan baginya. Aya tidak berharap apapun kepada Dewa. Berharap dicintainya saja juga tidak, Namun tanpa disadari Aya benih-benih cinta Dewa sudah tertanam dihati Aya yang terdalam. Hal yang disadari Aya sampai detik ini adalah dia hanya ingin membuat Dewa bisa menghargainya sedikit saja.
Dewa beranjak dan pergi meninggalkan Aya sendiri di kamarnya. Kemudian Aya terduduk, lalu dilepas nya selang Infus ditangannya. Setelah itu Aya berjalan tertatih menuju kamar mandi. Ia menghidupkan shower dan membiarkan air deras bercampur air mata mengguyur tubuhnya. Ntah mengapa, Aya begitu sakit mendengar setiap kalimat yang terucap dari mulut Dewa.
Dewa pun kembali kekamar untuk bersiap pergi kekantor, namun saat masuk kedalam kamar, Dewa kaget melihat tempat tidur itu sudah kosong dan selang infus masih berada di tempatnya. Dewa mendengar suara air didalam kamar mandi, kemudian ia buka pintu itu yang ternyata tidak dikunci.
"Aya!!!" Hardik Dewa saat melihat Aya yang duduk dibawah guyuran shower kamar mandi.
Dewa langsung mematikan saluran showernya dan melihat Aya yang sudah basah kuyub dan menggigil kedinginan. Dewa melepaskan semua pakaian Aya dan memakaikannya bathrobe miliknya.
"Kamu mau mati ya?!" Sarkas Dewa saat menggendong Aya dan menjatuhkannya diatas tempat tidur
Aya masih diam tanpa menjawab pertanyaan Dewa
"Aku tidak akan membiarkanmu mati secepat itu Aya!! dendamku belum terbalas! maka kamu tidak boleh mati!" kata Dewa saat mencengkram kedua pipi Aya
"Lakukan saja apa yang membuat mas senang, Aya ikhlas" jawab Aya dengan nada sendu dan bergetar karena kedinginan
"Tentu!! dan kamu harus menyaksikan kehancuran keluarga Wijaya!!" kata Dewa saat melepaskan Aya.
Dewa pergi ke walk in closet dan mengganti pakaiannya. Sementara Aya yang masih terbaring segera bangun dan akan mengganti pakaiannya. Saat Aya mengambil pakaiannya di lemari, Dewa melewati Aya dan melihat Aya ketakutan. Aya menunduk dan tidak ingin melihat Dewa, Namun lagi-lagi Dewa bertindak sesuai yang diinginkannya, Dewa menarik pinggang Aya lalu menciumnya kasar. Aya pun berontak namun Dewa malah menggiggitnya hingga bibir bawah Aya terluka, barulah Dewa melepaskan Aya saat itu
"Itu belum seberapa Aya, kamu akan melihat hal yang lebih dasyat lagi dari ini!" kata Dewa yang kemudian pergi meninggalkan Aya.
Aya menangis pilu meski air matanya sudah kering, Aya hanya bisa berdoa agar Dewa tidak menyakiti keluarganya, cukup dirinya saja yang menerima semua luapan dendam Dewa kepada keluarganya.
Luka di bibir tidak sebanding dengan luka dihati Dewa...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Makin seruuuu kann?? jangan lupa masukan novel uni kedalam rak buku kalian yahh. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MANA GK PINGSAN, BLM MKN DIAJAK BERTEMPUR...
2023-04-21
0
Liana Rismawati
benci artinya benar" cinta🤣
2021-12-06
0
Firtrian Delli
tinggal pergi aya, km bodoh aya
2021-12-03
0