Hans dan Bebi berada di lift untuk menuju ke ruang Strategi Penjualan. Bebi memang senang tapi didalam hatinya juga merasa was was dengan keadaan sahabatnya yang belum diketahui diterima atau tidak. Melihat tatapan Bosnya kepada Zola tadi membuat dia sedikit ketakukan akan sahabatnya itu. Tanpa disadari Bebi meremas tangannya dan sedikit peluh keringat membasahi dahinya. Hans yang meliriknya hanya heran dengan Bebi yang sedikit aneh itu.
"Kau kenapa" tanya Hans
"Pak, kenapa saya dan teman saya tidak bekerja dalam satu ruangan? apa teman saya tidak akan diterima disini? Katanya kemarin kami langsung bisa bekerja, tapi kulihat Bapak Bos tak suka dengannya"tanya Bebi sedikit takut
"Kau tidak usah pikirkan, aku yakin temanmu itu diterima disini" jawab Hans santai sambil memandang arah lain.
"Oh begitu, baiklah" ucap Bebi sedikit lega
Didalam ruang Rey.
"Pak tolong lepaskan, aku tidak akan lari. Ini sangat sakit" ucap Zola masih dengan tatapan sendunya menahan rasa sakit.
"Aku benar benar tak menyangka wanita yang terlihat polos sepertimu bisa melakukan segala cara untuk mendapatkan mangsa, sebelum ini sudah berapa orang yang jadi korbanmu, Ha? " tanya Rey masih menahan Zola yang meringis kesakitan.
"Tuan jangan menuduh saya seperti itu lagi, saya sama sekali bukan wanita serendah itu"jawab Zola
"Lalu ini apa, setelah menolakku sekarang kau mencoba mendekati ku, kau kira aku bodoh" bentak Rey
"Saya sama sekali tidak tau kalau Anda seorang Bos disini, jika tau saya tidak akan mendaftar disini. Saya akan mengundurkan diri, jadi tolong lepaskan saya" pinta Zola masih menatap Rey dengan wajah memohon.
"Kenapa harus pergi, kau sudah diterima disini. Dan ya aku ada tawaran untukmu" ucap Rey sambil melepas genggamannya membuat Zola mengusap tangannya yang masih terasa sakit.
"Tawaran apa yang Tuan maksut? " tanya Zola.
Rey berjalan sedikit menjauh darinya. Dan berfikir sebentar. Tiba tiba senyuman licik terukir di bibir sexy itu. Rey kembali menatap Zola.
"Kau harus menerima permintaan untuk kembali menjadi guru privat Shela. Dan juga kau harus menyelesaikan magangmu disini sampai batas waktu yang kutentukan. Dan jangan senang dulu, kau disini akan bekerja sebagai sekretarisku mengganti sementara Hans. " ucap Rey dengan penekanan
Sontak Zola terkejut, tidak menyangka akan menjadi sekretaris Orang kasar seperti Rey. Dia tau jika itu terjadi maka hidupnya bisa kapan saja lenyap. Dan juga kembali jadi guru privat? itu artinya setelah pulang kerja dia akan berada dalam satu rumah dengan Rey juga, sedangkan dia tau kalau Rey pasti akan melakukan sesuatu padanya mengingat temperamen orang itu.
'Ini tidak mungkin, aku tidak mau mati konyol oleh laki laki seperti dia' gumam Zola dalam hati.
"Aku tidak mau, lebih baik aku mencari tempat magang lain. Daripada aku menerima tawaranmu itu" ucap Zola langsung berjalan mendekati pintu.
"Jika kau menolak, kupastikan tidak ada tempat magang yang mau menerimamu!!Dan itu akan membuatmu kesulitan dalam menyelesaikan kuliah. Maka akan sangat mudah aku menghancurkanmu. Ingat kau sedang berhadapan dengan Reymond Arya Winjaya." tegas Rey dengan penuh ancaman.
Zola menghentikan langkahnya. Tangannya masih memegang handle pintu. Di berfikir sebentar, berusaha mencerna ucapan Rey. Bodohnya dia mengapa dari awal tidak mengetahui Nama belakang laki laki itu dan dengan mudahnya menerima tawaran Bebi.
'Kau memang bodoh Zola' gumam Zola dalam hati. Zola berbalik dan melihat Rey yang menyadarkan tubuh nya di meja kerjanya sambil menatap sinis ke arah Zola. Zola tidak mau jika kuliahnya berantakan dan membuat orangtuanya sedih. Tapu jika menerima tawaran Rey, dia sama saja jatuh ke lubang macan yang siap menerkamnya hidup hidup. Membayangkannya sudah membuat tubuhnya gemetar.
Melihat ekspresi Zola, Rey sangat yakin dia akan menerima tawaran ini.
"Baiklah, hari ini kau sudah bisa bekerja. Dan setelah pulang dari sini kau akan mengajari Shela dirumah. Waktu adalah uang jadi segera kau melaksanakan tugasmu. Dan satu hal lagi, aku tidak mau adanya kesalahan kecil sedikitpun! Jika itu terjadi, akan ada hukuman untukmu" seru Rey dengan senyum liciknya.
"Baik pak, saya permisi" saut Zola segera meninggalkan Rey.
"Sekarang kelinci itu sudah masuk perangkap, hanya tinggal cara bagaimana menyiksanya" ujar Rey sambil tertawa puas.
~~
Hans yang sudah kembali segera menuju tempat Zola yang duduk dimeja sekretaris.
"Aku akan mengajarimu sedikit tugas apa saja yang akan kau kerjakan" ucap Hans membuat Zola mendongak ke arahnya.
Melihat wajah cantik Zola yang sedang menatapnya, Hans sedikit terpesona dengan aura dari gadis itu. Tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas yang berada disampingnya sampai jatuh pecah.
PYAARR
"Tuan tidak apa apa? " tanya Zola yang terkejut melihat Hans. Seketika menghampiri dan memegang tangan Hans untuk menjauh dari pecahan kaca gelas itu. Membuat jarak mereka semakin dekat.
Mendengar suara itu, Rey keluar dari ruangan dan melihat Zola memegang tangan asistennya itu. Ada rasa tak suka saat Zola berdekatan dengan Hans.
"Aku menggaji kalian untuk bekerja bukan untuk bermesraan di kantorku!" teriak Rey.
Melihat Rey, Zola segera menjauhi Hans dan segera mengambil pecahan gelas itu. Tanpa hati hati tangannya terkena pecahan itu dan mengeluarkan darah.
"Auhh, ...." ucap Zola lirih langsung memegangi jarinya.
"Kau tidak apa apa? " tanya Hans berjongkok didepan Zola
'Siall,...ucapanku tidak digubris mereka' gumam Rey.
Dia menarik paksa tangan Zola dan membawanya masuk ke ruangannya. Hans yang terkejut hanya diam saja melihat Rey kasar dengan Zola. Membuat hatinya sedikit khawatir pada gadis itu.
Rey melepas tangan Zola dan duduk di sofa. Sejenak mereka diam, Rey melirik ke Zola yang berdiri masih menyentuh tangannya dengan menahan sakit. Walaupun Rey bersikap keras tapi dia juga tidak tega melihat seseorang terluka didepannya apalagi wanita. Rey berdiri dan berjalan menuju mejanya dan menarik laci yang berisi kotak obat. Dia berjalan mendekati Zola dan melempar Kotak obat diatas meja didepan Zola.
"Obati lukamu itu, aku tidak mau darahmu mengotori ruanganku" perintah Rey tanpa memandang Zola dan duduk sambil memandang arah lain.
Mendengar itu Zola segera mengambil Kotak obat dan segera mengobati lukanya. Rey sesekali melirik ke arah Zola yang sedang mengobati luka. Setelah selesai, Zola menaruh Kotak obat itu dan masih berdiri menundukkan kepalanya.
"Selama kau disini aku akan terus mengawasimu, jangan kau pikir aku akan membiarkan mu berkeliaran bebas untuk memikat lelaki yang ada di kantor ini. " ujar Rey
'Siapa yang mau memikat laki laki, orang ini sangat aneh. Aku bisa bisa gila jika terus berada disampingnya' gerutu Zola dalam hati
"Kau berpikir aku pasti gila kan, tapi kau tidak perlu khawatir aku masih bisa menahan diri. Jadi selama kau tidak berbuat masalah aku tidak akan menghukummu. Kau mengerti!! " ucap Rey melirik tajam ke Zola.
'Apa dia cenayan? kenapa dia bisa melihat pikiranku. Aku harus berhati hati dengannya' gumam Zola dalam hati dan memilih untuk diam.
BSB...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Anthy Khalid
diam2 ada rasa cemburu pd diri rey...wlwpun rey blm menyadarinya😜😜😜
2021-04-01
1
Palupi Bintang
mantap
2021-03-26
1
🇮🇩Imelda🇰🇷
lanjut..
2020-10-07
1