Penat yang mengganggu

Disebuah taman dikampus yang terlihat asri membuat siapa saya ingin menghilangkan pikiran jenuh nan penat mereka. Begitupun juga Zola. Gadis cantik itu terlihat menyandarkan punggungnya di sebuah pohon palem yang dibawahnya terdapat tempat duduk terbuat dari kayu mahoni. Gadis itu menatap ke atas dengan mata terpejam seakan ingin menghirup udara yang menentramkan hatinya itu.

" Zola..!! " teriakan wanita yang bernama Bebi yang berlari menuju tempat Zola berada.

"Ada apa bebi? kenapa berteriak seperti itu, kau mengganggu saja" saut Zola.

"Kukira kau pingsan tadi... hehe" ucap Bebi tersenyum jail.

"Kau ini suka sekali berbicara ngelantur, aku sedang istirahat disini" jawab Zola tanpa memandang Bebi di sampingnya.

"Eh kamu tau tidak, sebentar lagi kita KKN, kita disuruh mencari tempat magang sesuai studi kita" kata Bebi sangat senang.

"Oh... " saut Zola. masih memejamkan matanya.

"Kamu kenapa sih, kamu tidak pusing apa mencari tempat magang itu, aku denger kita magang selama 2 bulan" cecar Bebi yang sdikit kesal dengan sikap sahabatnya itu.

"Aku hanya bingung saja, harus mencari kerja dimana lagi.. " jawab Zola masih dengan tenang.

"lhoh, bukannya kamu sudah kerja kenapa mencari lagi? " tanya Bebi heran.

"Aku keluar,, gara gara dituduh merebut Dendi oleh mantan pacarnya, dan karena itu aku memilih keluar dari pekerjaan itu" jawab Zola.

Dendi adalah pemilik Toko yang saat ini Zola bekerja paroh waktu.

"Ya ampun,, kenapa bisa begitu. Memang ya kalau cantik dari lahir pasti ada saja yang sirik" saut Bebi dengan mulut kesal.

"Kau ini masih saja bilang aku cantik, tentu saja lebih cantik kamu,, dan juga mantan pacarnya mas Dendi"keluh Zola.

"Hey hey,, wanita itu memang cantik tapi tidak semua, cantik dari luar memang banyak tapi dari dalam belum tentu ada, sama kayak kamu, yang cantik luar maupun dalam, meresep bnget tau.. " saut Bebi sambil terkekeh.

"Bisa saja,, makasih ya pujiannya. tapi tetap saja aku masih banyak kekurangan. Sekarang aku harus mencari kerja lagi. Apapun itu aku tidak peduli yang penting baik buat aku, " seru Zola.

Zola berdiri dari duduknya sambil memegang buku di depan dadanya. Dia melirik Bebi yang disampingnya.

" Kita pulang bareng yuk, trus mampir ke kafe sebentar. Aku sedikit jenuh ini. " kata Zola.

"Oke deh,, ayokk.. tapi kali ini aku yang traktir ya, kau harus mau" kata Bebi bersemangat.

" Iya iya kamu sahabatku paling baik deh" seru Zola dengan senyum manisnya.

"Ah kau ini jangan tersenyum seperti itu, bisa bisa aku iri denganmu yang sempurna itu" tukas Bebi mengerucutkan bibirnya.

Mereka mulai melangkahkan kaki menuju keluar kampus. Tiba tiba ada tangan yang menyentuh bahu Zola dengan erat. Secara Reflek Zola memelinting tangan tersebut sampai jatuh ke tanah dengan mengeluarkan bunyi keras.

BUKK

"Ahhh sakitt.. "keluh laki laki itu memegangi tangannya yang merah itu.

"Ohh.. kau Maxim ternyata, kukira orang yang mau berbuat jahat tadi.. Maaff" kata Zola dengan perasaan bersalah.

Sebenarnya dulu Zola waktu di desa mempelajari Judo dan Karate. Tak anyal dia memang jago kalau harus mematahkan tubuh orang walaupun itu seorang laki laki.

"Tidak apa apa, mungkin aku yang salah karna terlalu bersemangat mengejarmu, takut kamu pergi. " saut Maxim dengan wajah tersenyum.

"Kau ini Zola selalu kebiasaan curiga pada orang lain" seru Bebi yang berada disampingnya.

"Maaf,, aku kan hanya berjaga jaga kalo saja ada orang yang melukaiku... hehe" jawab Zola dengan polosnya.

"Ya sudah, lupakan saja,, oh ya Zola bolehkan aku ikut denganmu? ada yang ingin aku bicarakan. "kata Maxim.

"Boleh, aku mau ke kafe bersama Bebi. kalo mau sih. " jawab Zola dengan senyum manisnya.

"Mencurigakan deh, tiba tiba mau ikut.. ada angin apa nih? " nimbrung Bebi menatap tajam Maxim.

"Aku ada urusan dengan Zola bukan denganmu, sirik aja" tukas Maxim masih memandang Zola.

"Sudah sudah, ayo kita berangkat" seru Zola menengahi sambil tangannya melambai menghentikan taxi yang berhenti di depan mereka. Mereka pun masuk kedalam taxi yang segera meluncur ke arah kafe tempat mereka tuju.