Zola berusaha melepaskan diri dari kekangan tangan Rey. Dia tidak berani menyentuh tangan maupun tubuh Rey.
'Apa dia akan membunuhku sekarang? Aku belum siap, apa yang akan dia lakukan? Mencekikku atau memukulku sampai berdarah? Atau apa? Apa aku harus menyerah sebelum melawan? Oh tidak, aku harus bagaimana. Ingin rasanya ku jedotin kepalanya ke tembok lalu amnesia dan segera melupakan kesalahanku' gumam Zola masih dengan tubuh gemetarnya.
Melihat tubuh Zola yang ketakutan Rey semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Zola dan mendekatkan wajahnya hingga berjarak 2 centi. Suara deru nafas keduanya terdengar dan membuat Zola semakin panik.
'Kenapa dia seperti ini, lebih baik melihatnya menindasku daripada berdekatan seperti ini. Dan tubuhku kenapa tidak berhenti bergetar' gumam Zola yang sekarang menutup matanya. Zola tak kuasa menatap mata Rey yang sangat dekat dengan wajahnya. Tubuhnya benar benar seperti mati rasa.
'Sepertinya aku harus memberinya sedikit hukuman ' ucap Rey lalu matanya mengarah pada bibir tipis nan lembut berwarna merah muda yang dirasa menggoda itu.
Tanpa bicara Rey mengecup bibir manis itu. Zola terkejut dengan apa yang dilakukan Rey padanya, membuatnya diam dan ikut menikmati ciuman Rey. Rey merasakan setiap rasa yang timbul di tubuhnya. Saat dirasa Zola tak melawan tangan Rey menarik tubuh Zola supaya lebih dekat dengannya.
Sangat lama Rey melakukan itu, hingga nafas keduanya terasa berat. Rey melepas Zola untuk memberi jeda keduanya. Lalu kembali mencium Zola berkali kali. Bagi Rey ini seperti candu yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Zola yang sadar akan tindakan tak beretika itu langsung mendorong tubuh Rey menjauh dari tubuhnya. Masih dengan nafas terengah-engah Zola segera pergi meninggalkan Rey. Mengambil tas serta ponselnya sambil menutup mulutnya keluar kantor.
Rey yang masih berdiri mematung heran dengan apa yang sudah dilakukan olehnya. Dia duduk di sofa dan berusaha berfikir kenapa dia tidak bisa menahan diri untuk mencium Zola. Dia tahu Zola sangat dibencinya, tapi tadi? Dia justru menciumnya hingga membabi buta. Dia menyentuh bibirnya, masih terasa lipstik Zola menempel dibibirnya itu. Dan menyentuh dada kirinya, tentu jantungnya tak beraturan seperti tadi siang.
"Apa ini, aku benar benar sudah gila. Aku hanya ingin menghukumnya, tapi tadi itu? Manis, bibirnya sangat manis. Oh rasanya ingin melakukan lagi. Shitt!! Bodoh nya diriku, Ah sudahlah pikirkan besok, aku harus segera pulang" ucap Rey.
~~
Esok paginya Zola bangun tidur, mengerjapkan mata menyesuaikan sinar matahari yang masuk ke kamarnya. Zola sejenak mendudukkan diri dikasurnya, dan memikirkan sesuatu. Dia menyentuh bibirnya dan mengingat kejadian semalam.
Rasanya dia ingin terjun ke jurang yang dalam, jika mengingat apa yang dilakukan Rey padanya.
'Laki laki tak punya etika itu, aku tak mau bertemu dengannya. Dia sudah merebut ciuman pertamaku, dan bodohnya aku menikmati itu juga. Seharusnya aku bisa menolak, dan sekarang bagaimana. Arghhh... aku ingin sekali memukul wajahnya itu' gumam Zola dalam hati sambil berteriak tak jelas. Dia turun dari kasur dan bergegas ke kamar mandi.
Zola sudah berada dipinggir jalan Raya untuk mencari taksi. Tiba tiba sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Lama mobil itu disana tanpa ada yang turun. Zola mengira orang dalam mobil itu sedang menunggu seseorang. Zola berusaha sedikit bergeser menjauh dari mobil itu, namun dia melihat Rey turun dari dalam mobil sambil memakai kacamata hitam dengan setelan jas hitam dan mendekatinya.
Zola terkejut melihat Rey, sontak dia ingin lari darinya. Tapi Rey dengan cepat mencekal tangannya dan menariknya masuk ke dalam mobil.
'Apa yang akan dia lakukan padaku, dia laki laki tak waras selalu saja memaksa orang' gerutu Zola dalam hati.
Rey sudah masuk ke mobil dan segera melajukan mobilnya. Zola sesekali melirik ke arah Bos yang temperamental yang sangat menyebalkan itu. Akhirnya Zola memberanikan diri untuk bertanya.
"Kita mau kemana Pak? " tanya Zola sedikit takut
Rey diam saja tak menjawab pertanyaan Zola. Dia masih sibuk menyetir, membuat Zola sedikit frustasi. Mobil itu mengarah ke jalan tol. Zola yang bingung bertanya tanya kemana arah mobil ini. Jika lewat jalan tol itu artinya mereka akan pergi keluar kota. Zola yang sedikit panik membuat Rey menyernyit dahi dan meliriknya.
"Bisakah kau diam!! Aku sedang fokus menyetir!! "bentak Rey yang langsung membuat Zola diam seketika
'Dia akan membawaku kemana? Apa dia akan membunuhku setelah itu membuang mayatku jauh dari kota. Astaga kenapa aku menuruti kemauannya. Aku ingin meminta pertolongan, tapi siapa yang mau membantuku? ' gumam Zola dalam hati masih sangat panik dengan keringat membasahi tangan dan dahinya itu.
Melihat ekspresi Zola, Rey paham apa yang dipikirkan wanita itu.
"Kita akan keluar kota untuk bertemu Client penting. Aku sudah membawa dokumennya. Kita akan menginap sehari disana. Jangan membuat kesalahan sedikit pun. Atau kau akan menerima hukuman lagi!! " ujar Rey dengan mengancam.
Zola yang terkejut mendengar mereka akan menginap diluar kota hanya untuk menemui Client sedikit lega. Dia kira akan dibunuh oleh Rey, tapi ternyata dia salah.
Perjalanan itu memakan waktu 4 jam, hanya ada keheningan didalam mobil itu. Zola tidak mau berbicara lagi, rasanya dia agak lelah dan ingin segera tidur. Tanpa terasa matanya sudah terpejam dan mulai tertidur. Rey hanya meliriknya dan menambah laju mobil itu.
Setelah 30 menit, mereka telah sampai disebuah hotel yang cukup besar. Rey memarkirkan mobilnya dan segera turun. Dia membuka pintu mobil Zola dan membangunkan gadis itu.
"Bangun wanita bodoh, kita sudah sampai" ucap Rey sambil menggoyangkan tubuh Zola.
Zola tak bergeming sedikitpun. Wanita itu seperti Kerbau yang menikmati tidur siangnya.
"Astaga, apa aku harus menyeretnya?"ucap Rey.
Tanpa bicara Rey langsung menggendong Zola dengan gaya bridal dan segera masuk ke hotel. Sebelumnya dia sudah chek in dan memesan 2 kamar. Rey membawa Zola menuju kamar, membuka pintu dan segera masuk. Dia membaringkan Zola ditempat tidur dan melepas sepatu hils nya. Dan meletakkan tas Zola di samping tempat tidur itu.
"Dia benar benar seperti kerbau mati, lihatlah dia tidak bergerak dan sibuk dalam mimpinya" ucap Rey masih memperhatikan wajah Zola, lalu mengarah pada bibir ranum Zola. Rey sejenak menelan salivanya dengan kasar. Kali ini dia harus menahan diri. Tapi bibir itu seakan sperti menghipnotisnya. Ingin rasanya mengulang kejadian semalam.
"Shitt... aku bisa gila lama lama disini " gumam Rey. Dia melangkahkan kaki keluar kamar itu dan segera menuju mobil untuk membawa barang barang yang masih tertinggal disana. Kemudian kembali ke kamarnya sendiri sampai menjelang petang.
BSB.............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Anthy Khalid
ada 3 laki2 yg menyukai zola...rey si bos,reno s3pupu si bos dan hans sekretarisnya sendiri.
tanpa zola sadari...
2021-04-01
0
Ella Lela Laela
kebo amat ya zola.
2020-09-24
1
🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹
rey modus wkwkw
2020-08-27
1