Menjadi Bunda Untuk Anak Nakal

Menjadi Bunda Untuk Anak Nakal

Bertemu Ustadz

Di malam yang sunyi seorang gadis dengan pakaian lengan pendek, celana jeans sedang meruntuki kebodohannya sendiri.

" Ah kenapa sampai bocor segala sih. " ucapku melihat ke arah ban mobilku yang bocor. Aku telfon sahabatku Fatimah dan Lisa tapi tidak ada satu pun yang mengangkatnya, setelah bertemu dengan kedua sahabatku, aku pulang sendiri dengan mobilku tapi tidak di sangka malah ban mobilku bocor.

Aku melihat ke arah jam

"What" aku membelalakan mataku tak ku sangka " jam 10 malam, habis aku kena Omelan mommy kalau mommy tau apalagi kakak Irfan semoga saja kak Irfan lagi ada shif malam jadi kan nggak tau kalau aku keluar malam" aku menggigit jari ku sendiri. Kakak ku seorang polisi biasanya malam malam adalah pekerjaa nya dan tidam ada di rumah, semoga saja .

kulihat jalanan sangat sepi.

Aku mencoba untuk menghubungi sahabat ku lagi tapi malah baterai ponsel ku habis, Sungguh malang nya diri ku . Aku duduk saja di kursi mobil Tak berapa lama aku melihat lampu mobil berjalan ke arahku

Ah leganya aku harus meminta tolong padanya batinku

Aku merentangkan tanganku benar saja mobil itu berhenti, dan membuka jendela mobil. kulihat dia memakai pakaian yang berlengan panjang, sarung dan peci, tak lupa sorban yang di kenakannya.

Wajahnya yang mancung, badan kurus, tinggi .

sungguh aku sangat terpesona pada pandangan pertama batinku Sembari tersenyum sendiri betapa tampannya dia

"Mba.." panggilnya

"Mba....." Panggil nya lagi

" Mba...." Aku sangat terpesona melihat wajahnya yang sangat tampan ah bahkan sangat tampan

"Ekhemm." Ucapnya pura pura Batuk membangunkan lamunanku

" Eh maaf " ucapku gelagapan tapi kulihat dia terlihat sangat santai

"Ngga papa mba, kenapa mba malam-malam begini keluyuran gak jelas." Ucapnya

" Perempuan gak baik keluar malam" ucapnya lagi

membuat hatiku sedikit sakit. Baru terpesona pandanganya eh malah tersiksa hatiku dia kira aku keluyuran.

" Mba..." Ucapnya lagi.

" Bukan begitu pak, aku tadi mau minta tolong, ban mobilku bocor. " Terangku

Dia langsung membungkuk melihat ban mobilku kemudian berdiri

" Ban mobil mba bocor kena paku " jawabnya melihat ke arahku

"Pak bolehkan aku numpang di antar ke rumah " ucapku malu menggigit bibir ku sendiri

" Seharusnya tidak boleh laki- laki dan perempuan yang bukan mukhrim berduaan apalagi di mobil" Jelasna

Ah si** kenapa aku harus bertemu dengan orang seperti dia, sungguh cerewet batinku

Aku sedikit malu akhirnya aku membuka mobilnya dan dia yang menyetir

Kami berdua saling diam tidak ada pembicaraan di perjalanan.

" Sebelumnya kita belum saling kenapa pak, Perkenalkan namaku Elicia Nisa, di panggil Elicia atau Cia" ucapku memperkenalkan diri.

Dia melihat kearahku dari ujung rambut sampai kepala aku sampai Salah tingkah

" Aku Azzam AlHusayn panggil saja azzam " jawabnya santai tanpa mengalihkan pandanganya ke arah depan, fokus sekali menyetir pikirku

"Ngomong ngmong bapak kenapa malam malam begini masih keluar?" tanyaku penasaran sembari menunggu jawaban dari Azzam

" saya ada ceramah di salah satu pengajian, kebetulan tempatnya dekat arah sini " Jawabnya tersenyum. Senyuman nya sangat manis. aku terpaku melihatnya, Mungkin dia masih Muda seumuran denganku.

" Mba " panggilannya Setelah aku tidak ada jawaban. aku menggelengkan kepalaku

" berarti anda Ustadz ya!" sangkaku, semoga saja tidak .

" seperti dugaan mu,Cia " jawabnya tersenyum sedikit ke aku.

'OMG, Dia Ustadz?. Terkubur sudah Cita Citaku memeliliki dia huaaaa' Batinku Berteriak

" Dan kali kalau keluar auratnya jangan lupa di tutup " ucapnya sembari menyetir.

Aku paham apa maksudnya aku melihat tubuhku sendiri rambut yang tergurai panjang, baju pendek, celana jeans beda sekali dengannya

Tak berapa lama sampai juga di rumahku, Rumahku bagai istana sebelumnya aku beritahu alamatku.

Aku membuka pintu mobil. Kulihat Azzam melihat ke rumah ku mungkin ia terpana karna Rumahhku sangat besar dan indah bagai istana.

Aku melirik ustadz itu tapi dia cuek tak melihatku mungkin dia menjaga pandangan dengan yang bukan mukhrim

" Ustadz" panggilku

" Makasih udah nganterin aku " ucapku menatap pak ustadz itu

" Sama- sama, lain kali jangan keluar malam dan aurat jangan lupa di jaga" ucapnya melihat ke arahku sekilas kemudian mengalihkan pandanganya

JLEBB

Seperti tusukan panah hatiku terasa ada yang sakit

Aku langsung keluar dari pintu mobil itu dan mobil itu tak lama berjalan sampai menghilang dari pandanganku.

Aku membuka pelan pintu rumahku yang begitu megah, pintu rumah yang besar. Ku buka perlahan pintu itu. Huh ternyata tidak ada siapapun, lampu rumah padam. Aku berjalan pelan kearah ruang tamu takut suara langkah kaki membangunkan Mommy dan Kakak.

“ Elicia Nisa!.” Suara berat mengagetkanku.

Klek. Suara lampu ruang tamu Menyala.

“ Eh, kakak… Udah pulang? “ jawabku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Melihat kakakku sudah ada di ruang tamu dan duduk menyila di situ. Kakak ku seorang Polisi biasanya kalau malam tidak pulang, Sungguh sialnya hari ini.

“Sudah Malam kenapa baru pulang?” ucap kakak melipat kedua tangannya. Menatap ku menunggu jawabannya. Aku diam karna jika kakak tau aku pergi dengan sahabatku pasti gak di bolehin lagi keluar malam.

“ Duduk! “ Bentak kakak. Tanpa menjawab aku langsung duduk di kursi samping kakak, hal yang paling aku takut kan terjadi Yaitu Takut kakak marah karna aku sering pulang malam.

Wajah kakak menahan amarah, Wajah yang tegas,tampan namun arogan tapi tetap saja kakak Irfan peduli dan sayang pada adek nya

“ Jawab pertanyaan kakak. Sebelum kakak marah” Ucapnya lagi. Aku mencoba menjawab meski takut wajah kakak yang arogan.

“ Tadi cia habis kumpul di kafe sama sahabat cia kak sampai lupa waktu kalau sekarang sudah malam jam 10 malam.” jawabku melihat ke arah kakak yang berpakaian santai, Mungkin kakak sudah pulang sedari tadi

“ Masih ingat gak, Jam berapa cia harus pulang ke rumah” Tanya kakak dengan wajah tegas.

“ Jam 9 malam” jawabku.

“Dan cia pulang sudah jam 10 kan?, Cia harus terima hukuman kakak Yaitu Gak boleh keluar Malam! “ ucap kakak “ Tapi kak…” “Ngga ada tapi-tapi an, Sekarang sudah malam cia harus tidur, Besok kuliah kakak yang nganter “ ucap kakak

“ kalau sampai cia gak nurut sama kakak, Cia Nggak akan keluar rumah kalau tidak ada yang penting!. Cia Ngerti!.” Bentak kakak Irfan dengan Marah

“ Jangan dong kak, Iya Cia bakal nurut kok sama kakak” jawabku dengan bibir manyun.

Dan aku langsung naik tangga menuju kamarku yang di atas. Rasanya menjengkelkan jika tidak boleh keluar malam Tapi tetap saja kakak ku sangat menyayangiku.

Di kamar aku merasa resah. Guling kesana kemari rasanya mata tak ingin aku tutup, benar-benar kesal. Aku mencoba memejamkan mata aku baru ingat kalau tadi malam bertemu ustadz piker-pikir lagi ustadz itu ganteng juga ya. Walaupun terlihat tidak banyak bicara. Aku tersenyum sendiri membayangkan wajahnya yang tampan, hidung mancung, wajah putih benar-benar aku terpesona Aku terpesona Memandang-memandang Wajahmu Yang manis. Terpesona pada pandangan pertama.

Meskipun aku tak pernah berpacaran tapi aku juga perempuan normal. Aku menggelengkan kepala bisa-bisanya aku terpesona. ingat, aku itu beda sama dia , dia itu alim sedangkan aku? Aku Cuma cewe bar-bar mana mungkin aku bersatu. Aku tertawa sendiri membayangkan Dia jodohku, mimpi apa sih aku kemarin biasa-bisanya membayangkan sejauh itu.

Aku paksakan untuk tidur tidak ingin menghalu yang tidak jelas dan juga harus tidur secepatnya kalau tidak yang pasti kakak ku akan membangunkan aku di pagi hari. Sungguh Menjengkelkan.

...****************...

Sinar Matahari mulai masuk ke celah-celah jendela.

“ Cia…. Sudah pagi, ayo bangun nak mandi!” teriak mommy sembari membuka tirai jendela hingga sinarnya masuk ke kamarku dan membuat mataku silau “ Mommy… Cia masih Ngantuk 5 menit lagi ya mom, please.” Jawabku masih enggan untuk bangun dan membenarkan selimutku.

“ anak mommy memang paling manja dan susah di bangunin” ucap mamah menggelengkan kepala, keluar kamar ku

“ Mana Cia nya mom” ucap kak Irfan sambil makan yang sudah di masak para pelayan.

“ Adik mu gak mau bangun, paling susah di bangunin tuh anak perawan” kata mommy Sari

“ Biar Irfan yang bangunin mom “ ucap Irfan menghentikan makan nya. “ tapi kamu kan lagi makan “ “ ngga papa mom “ jawab Irfan mengabaikan mommy nya.

Tiba di kamar cia

“ Cia bangun tidak, kakak hitung sampai 5 kalau tidak bangun kakak bakal hukum cia lagi tapi yang lebih berat! “ teriak kakak ku membuatku membuka mataku dengan berat., Jangan sampai aku kena hukuman kakak tampan Arrogan ku.

Terpopuler

Comments

asridiani

asridiani

gagal fokus kalimat pertama Thor😅, "celana jeans sedang merutuki.....

nama nya siapa sih ,ku penasaran akhirnya 🤭

2022-10-18

0

Tri Hartati

Tri Hartati

o p onl p on. . p PP z

2022-08-17

0

Mari ani

Mari ani

mampir nih

2022-01-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!