Saran Kak Irfan

Sebelum Membaca Di Dahulukan Like, Komen, Vote dan Beri Hadiah Apalagi Hadiah Koin saya sangat terharu dan berterima kasih sebanyak banyaknya.

Happy Reading❤️

...****************...

Alif masuk ke ruangan Azzam dengan menangis.

Ruangan Azzam yang lumayan besar khusus buat kepala Pondok Pesantren milik ayahnya yang akan di warisi oleh Azzam.

Azzam sedang mengetik di labtopnya

Alif langsung duduk di sofa di samping Azzam.

"Abi, Alif mau Bunda baru" Rengek Alif menarik narik baju kokoh azzam. Sesekali sesegukan.

"Bunda?" Tanya Azzam mengernyitkan dahinya menoleh Alif. Ia bingung dengan kemauan Alif.

Alif mengangguk.

"Iya bunda buat Alif" Jawab Alif tersenyum manis.

"Memangnya buat apa bunda baru, Toh Abi juga akan menjaga Alif, Mengurus Alif, Cukup Abi saja, tak perlu bunda Lagi Selain Bunda Alif Yang melahirkan Alif" ucap Azzam menghapus air mata Alif.

"Udah besar jangan cengeng!" Ucap Azzam terpaksa tersenyum.

"POKOKNYA ALIF MAU BUNDA!" BENTAK ALIF Menepiskan tangan abinya.

"ALIF!" Teriak balik Azzam berdiri dari duduknya.

Alif spontan kaget ikut berdiri di samping ayah nya.

"Apa Abi terlalu memanjakan mu hingga kamu membatah ucapan Abi?" Ucap Azzam dengan nada meninggi, Emosinya menggebu gebu Azzam tak ingin menggantikan posisi Almarhum istrinya di hatinya. Azzam marah dengan Alif yang sekarang yang menginginkan bunda baru.

"Apa salah Alif Abi, Alif cuma mau bunda baru, tapi Abi langsung memarahi alif" ucap Alif menunduk takut melihat wajah ayah yang sedang marah. Alif mengucapkan kata katanya dengan polos.

Azzam menghela nafas nya berat, lalu berjongkok mensajarkan dengan alif. Kedua tangannya Memegang pundak Alif.

"Alif , Abi hanya tidak ingin menggantikan bunda Alif di hati Abi" ucap Azzam menatap kedua mata Alif yang sedang menunduk.

" Abi hanya mencintai bunda Alif tidak ada yang lain" ucapnya tersenyum.

Bodoh kenapa aku harus menjelaskan nya pada Alif, Alif masih kecil, polos dan Lugu, Batin azzam.

"Abi apa itu Cinta yang Abi katakan, apa itu hati Abi? Alif tidak mengerti yang dikatakan abi" tanya Alif dengan polos melihat reaksi abinnya yang mulai gelisah dengan pertanyaan nya.

Bodoh sekali kamu Azzam, batin Azzam .

"Emmm, gaaak, gaaak ada artinya lebih baik kita solat Maghrib yuk, sudah waktunya solat" aja Azzam berdiri Dan menggaruk Faruk kepalanya yang tertutup peci yang tidak gatal.

Alif mending minta bunda baru, bunda kak Cia aja sama Oma, pasti Oma kabulin keinginan alif, batin Alif dengan lugunya

Alif yang tidak bertanya lagi ikut Azzam dan mengandeng tangan Azzam dan keluar menunju Mushola Ponpres.

Kata Ustadz tadi, kalau minta keinginan sesuatu, Alloh SWT bakalan di kabulkan, tanya dlu sama abi kan Abi juga ustadz, Batin Alif

"Abi, kata ustadz nya Alif apapun keinginan kita asalkan berdoa sama Alloh SWT bakalan di kabulkan, apa itu benar Bi?" Tanya Alif menoleh ke atas ke arah Azzam.

Azzam menoleh ke Alif, dan masih berjalan sambil menjawab pertanyaan anaknya.

"Iyah nak, apapun keinginan kita asalkan kita berdoa dan Berusaha Bakalan tercapai, kalau tidak berarti itu yang terbaik buat kita" jawab Azzam sambil tersenyum.

"Kalau Alif bedoa agar kak Cia jadi bunda Alif di kabulkan nggak bi sama Allo SWT?" Tanya Alif melihat jawaban Azzam.

Azzam menghentikan jalannya dan menoleh ke arah Alif.

"Alif mending gak usah tanya lagi" ucap Azzam menahan amarahnya dan berjalan ke depan. Sambil memikirkan pertanyaan Alif.

Alif yang melihat wajah abinya yang terlihat kesal, diam saja menuruti perintah abinya.

Azzam mengusap wajahnya entahlah ia memikirkan perkataan Alif.

Tok tok tok

"Masuk saja tidak terkunci" teriak aku di dalam kamar sambil membaca di layar komputer.

Kak Irfan masuk dengan pakaian santainya. Kak Irfan melihat CIA adiknya sangat fokus dengan labtop .

"Kakak ingin bicara sebentar" ucap kak Irfan duduk di samping bibir kamar tidur CIA.

CIA yang tau maksud kakaknya langsung menutup labtopnya dan menaruhnya.

" Sebaiknya kamu jangan terlalu dekat dengan ank kecil itu" ucap kak Irfan terlihat serius menatapku.

"Anak kecil?, Alif?" Tanyaku memastikan sambil melepaskan kaca mata yang sebelumnya di pakai.

Kak Irfan mengangguk.

"Tapi kenapa kak?" Tanyaku bingung.

"Kalau kamu terlalu dekat dengan anak kecil itu, bisa jadi dia tidak ingin melepaskanmu, anak kecil itu akan selalu menempel padamu, hingga kamu lupa mencari pasangan" Ucap kak Irfan dengan tatapan yang sangat serius bahkan sama sekali nada bicaranya tidak ada humoris.

"Biarin lah kak, Cia seneng kok deket-deket sama Alif apalagi aku kasihan padanya kekurangan kasih sayang Ibu" Ucapku mengingat bagaimana Kemarin Alif pergi sendirian menangis di jalan

"Lagian aku belum memikirkan pasangan, Kalau udah lulus kan bisa kerja tidak usah memikirkan pasangan" ucapku enteng.

" Yasudahlan terserah kamu, Yang penting kakak udah mengingatkan" Ucap kak Irfan beranjak dari kasur.

"Lah kak baru juga ngobrol udah pergi aja" rengek ku.

"Udah malam dek, sebaiknya kamu tidur" Ucap kak Irfan.

"Kalau kakak ngecek adek gak tidur, kakak bakal hukum kamu!" Ancam kak Irfan lalu keluar menutup pintu kamar.

"Yaaah kaakaaak, Nasib jadi adek polisi" ucapku frustasi. Kalau saja aku langgar Tarnsferan, HP, Mobil apapun itu bakalan di sita.

Irfan terkekeh di balik pintu kamar Cia, Ia mendengar rengekan adeknya

Azzam keluar dari masjid Setelah solat, ia mulai melangkah kakinya keluar.

"Ustadz Azzam" teriak suara yang tidak asing memanggilnya seketika Azzam berhenti dan menoleh pada perempuan yang memakai ruku setelah solat , yang sangat Azzam hindari, Ustadzah Rossa.

"Ada apa ustadzah Rossa memanggil saya" tanya Azzam dengan sopan dan memaksakan tersenyum. Setelah ia sampai di hadapan Azzam

"Saya membawakan parfum untukmu" ucapnya tersenyum manis menyerahkan parfum ber merek untuk Azzam.

"Untuk saya?" Tanya balik Azzam menatap sekilas lalu mengalihkan pandangan nya.

"Iyah untuk ustadz Azzam" jawabnya malu malu sambil menunduk tak berani menatap wajah Azzam terlalu lama.

"Untuk apa ustadazh Rossa, tapi maaf saya tidak membutuhkanya" tolak Azzam dengan sopan

"Tapi Mas...."

"Tidak usah, saya tidak membutuhkanya, permisi, Assalamualikum" pamitnya berlalu di hadapan Rossa

"Waalaikumsalam" Ucap Rossa sedih

"Kenapa kamu selalu menolak saya mas Azzam?"

"Apa saya harus melepaskan hijab saya demi kamu, Kamu sepertinya menyukai wanita itu yang di samping Alif nyatanya kamu tersenyum denganya, dan teman nya yang sama sekali pakaian nya ketat kamu malah mengobrol denganya" ucap Rossa mengingat mas Azzam bersama dengan CIA dan sahabtanya ia merasa iri karna tidak bisa bersama mas Azzam.

"Apapun itu saya akan mendapatkanmu mas Azzam, saya sangat mencintaimu" ucap Rossa berlalu pergi dengan kesal, parfurmnya di tolak dengan mas azzam

Terpopuler

Comments

Aruna Zahrani

Aruna Zahrani

bnyk bgt ulet bulunya sih

2021-10-25

1

Yane Kemal

Yane Kemal

Pakaian ketat dan tak berjilbab, bukan berarti
Tak bermoral, Rossa

2021-08-09

2

Kirana

Kirana

lanjut kak,,

2021-05-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!