"Duke, besok pagi aku ingin keluar."
huk
huk
huk
Duke Cristin langsung tersedak. Dadanya terasa panas, apa lagi hidungnya. Ia segera meraih segelas air di sampingnya itu. Duke Cristin melihat ke arah Viola. Rasanya sangat aneh, Viola ingin keluar. Tidak biasanya ia keluar jika tidak ada undangan dari para wanita bangsawan.
"Apa Duchess menerima undangan?" tanya Duke Cristin seraya mengkerutkan dahinya. Biasanya dia akan menyuruh pelayan dapur melaporkan padanya.
"Tidak ada." jawab Viola dengan nada ketus. "Apa perlu harus ada undangan? tidak ada masalah lain kan." Viola melirik sinis ke arah Duke Cristin. Lalu beranjak pergi.
Duke Cristin dan Duke Arland hanya saling menatap. Mereka kembali melanjutkan acara makan malamnya.
"Flora, aku ingin ke tempat berkuda. Ya bisa di bilang jalan-jalan." ujar Viola seraya membuka anting di telinganya. Kemudian menaruh di sebuah kotak kecil.
"Buat apa nyonya kesana?" tanya Flora.
"Tentu saja mau menunggangi kuda. Memangnya mau berjoget." Seru Viola menjawab dengan salah.
"Hah," Flora hanya menatap heran ke arah junjungannya. Selama ia menjadi pelayan, ia tidak pernah melihat junjungannya menunggangi kuda. Bahkan sampai sekarang, ia merasa ragu pada wanita di depannya itu.
"Hais, sudahlah kamu tidak akan mengerti. Anggap saja aku berubah hidayah karna aku orang yang baik hati, lemah lembut dan cantik.
Sementara Flora menaikkan sudut bibirnya seraya memicingkan matanya. Astagah, apa dunia sudah terbalik. Junjungannya bisa memuji dirinya sendiri. Bahkan tadi dia memasak makanan aneh. Tapi sedap di lidah.
"Hey," Viola menunjuk ke pipi Flora yang tenggelam dalam lamunannya.
"Mikirin jodoh," Viola berdecak pinggang. Padahal selama ini pelayan setianya itu tak pernah dekat dengan laki-laki mana pun. Menurut tradisi, jika pelayannya sudah menikah maka mereka harus mengikuti suami dan berhenti bekerja.
"Ti-tidak nyonya. Mana mungkin saya menikah. Saya masih ingin bersama nyonya." ujar Flora sambil mengkerucutkan bibirnya.
"Apa salahnya menikah, Flo? kamu itu sudah dewasa lagi pula masak kamu mau jadi perawan tua." ujar Viola seraya menggelengkan kepalanya. Dia tak habis pikir dengan para wanita di zaman ini. Menikah saja tidak boleh bekerja.
"Sudahlah nyonya. Saya tidak ingin membahasnya. Lagi pula mana ada yang mau dengan saya. Pelayan buluk seperti ini."
Viola mengelus dagunya, wanita di depannya bilang buluk. Di lihat dari segi penampilannya. Kulit putih dengan mata coklat, hidung mancung dan body juga seksi hanya menambah sedikit riasan. "Kamu bilang wanita seperti mu buluk. Mungkin matanya yang konslet."
"Sudahlah, besok ikut saja. Ayo ikut aku keluar cari udara segar." ujar Viola seraya melangkahkan kakinya keluar kamarnya di susul oleh Flora di belakangnya.
Viola menghentikan langkah kakinya, ia melihat dua Dokter di ruang tamu itu.
"Ada apa?" tanya Viola pada salah satu pelayan yang tak jauh dari sampingnya.
"Duke Cristin dan Duke Arland sakit perut nyonya. Jadi ke dua Dokter itu memeriksa Duke."
Viola terkekeh, namun menutupi mulutnya dengan tangan kanannya. Dia yakin kedua Duke itu pasti sakit perut karna nasi gorengnya terlalu pedas. Untung saja saat itu dia memisahkan nasi gorengnya dengan nasi goreng para pelayan.
"Sok, kuat." ujar Viola menaikkan kedua bahunya lalu pergi begitu saja.
Sementara di sisi lain.
Duke Arland di temani oleh putra pertamanya, Ferland. Setelah mendengar kabar jika Ayahnya sakit. Ferland segera menemuinya. Berharap tidak akan terjadi apa-apa pada Ayahnya itu.
"Apa Ayah tadi salah makan? sampai Ayah sakit perut," tanya Ferland seraya merapikan selimut sang Ayah.
"Tidak, tadinya aku makan masakan Viola. Mungkin perut Ayah yang sudah alergi terhadap makanan." ujar Duke Arland yang tidak ingin menyalahkan Viola.
"Semenjak kapan Ayah memanggil anak itu dengan sebutan Viola?" tanya Ferland penasaran. Baru kali ini telinganya mendengar nama yang membuatnya muak. Lebih lagi keluar dari mulut sang Ayah, dari dulu semenjak lahir sang Ayah tidak pernah memanggil namanya.
"Aku- aku mungkin kebabasan saja." kilah Duke Arland tidak ingin harga dirinya jatuh.
"Sudahlah aku akan membuat perhitungan padanya. Ini semua salahnya yang membuat Ayah keracunan. Pasti dia ingin membunuh Ayah dan Duke Cristin." ujarnya yang tak mau menerima dengan amarah yang mulai meledak. Ia keluar dari kamar Duke Arland dengan langkah terburu-buru. Ia mencari dimana Viola dengan menanyakan pada pelayan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Ferland.. satu lagi lelaki pecundang..
2024-02-03
1
Lina Lina
wkwkwkwk 😂😂😂 kualat kan makan makanan pedas
2023-05-04
0
eza
,😂😂😂
2023-02-24
0