Ada sesuatu yang kini mulai mengendap dalam tubuh Daniel, entah itu apa sang empu pun belum menyadari, hanya saja setiap waktu ingin melihat gadis yang bernama Zifara, itu terbukti beberapa kali dirinya harus berjaga dari balkon hanya untuk menatap wajah gadis itu yang sedang duduk di teras rumahnya.
Pria yang berahang kokoh dan wajah yang tampan itu, sering turun ke lantai bawah dan sering datang ke dapur saat Zifara sibuk, ada saja yang di mintanya, membuat Zifara sesekali mendesis di belakangnya.
Dengan kesibukannya pagi Ini Zifara menyempatkan bicara pada Devina lewat sambungan telepon, itu pun tak luput dari pandangannya
''Iya kakak nanti ke sana setelah pulang dari butik,ucapnya menjepit ponsel yang menempel di telinga dengan pundaknya.
''Nanti biar kakak transfer ke rekening kamu buat bayar semester juga ,sekarang sudah ya, kakak sibuk sampai ketemu, jawabnya lalu mematikan ponselnya.
Tak sengaja percakapan Zifara terdengar oleh Daniel yang dari tadi memang menatapnya dari jauh duduk santai di sofa ruang keluarga.
''Pak makanannya sudah siap, ucap Zifara berdiri di samping Daniel, masih punya cukup waktu untuk menyaksikan Daniel makan, memastikan kalau pria itu tak mengabaikannya.
Hemmm......serunya masih sibuk dengan ponsel di tangannya.
''Tunggu, teriaknya saat Zifara sudah menjauh beberapa langkah.
Zifara kembali menghela nafas sebelum akhirnya menoleh dan kembali mendekat.
''Apa lagi pak , menahan amarahnya mencoba sesabar mungkin.
''Ambilkan makannya bawa ke sini, satu lagi titah yang sangat aneh, namun Zifara tetap melakukannya.
''Ini, Silahkan, atau mau saya suapi, tawarnya menggoda berharap pria itu terpengaruh dan sedikit mesem, karena Zifara belum pernah melihat pria itu tersenyum, tak mendapat jawaban berarti Daniel menerima apa yang di katakan Zifara
Dengan penuh keikhlasan Zifara duduk di lantai dekat lutut Daniel.
''Jangan rewel ya, godanya tanpa rasa takut membuat Daniel menahan tawa, gengsinya masih terlalu tinggi untuk menunjukkan kalau dirinya mulai kagum.
Hap...suapan pertama melayang dengan sempurna, Zifara kembali melayangkan suapan kedua dengan buru buru karena di kejar waktu untuk berangkat kerja.
Belum juga Daniel menerima suapan itu, pintu terbuka dengan lebar, muncullah sosok yang beberapa hari ini di kerjainya di kantor, siapa lagi kalau bukan Kevin sang sepupu.
''Sepada... teriaknya dari jauh, dengan cepat Daniel menarik piring beserta sendoknya dari tangan Zifara ,malu kalau sampai Kevin tau kelakuannya.
Melototkan matanya ke arah Kevin yang berjalan menghampirinya, Jangan kemari ganggu saja, mungkin itu yang ingin di katakannya, namun itu semua hanya bisa di tahannya dalam hati.
Kevin membulatkan matanya melihat Zifara yang masih setia duduk di bawah.
Ini Zifa, perempuan yang di maskud om Norman, batinnya menebak.
Zifara langsung saja berdiri saat Kevin semakin dekat.
''Permisi, ucapnya membalikkan tubuhnya menuju dapur.
Kevin kembali menatap wajah yang memang sangat familiar menurutnya.
Iya, dia itu mirip sekali dengan Devina, cuma kayaknya mereka beda umur , apa mungkin mereka saudara ya. batinnya lagi.
''Ngapain kamu ke sini?'', ucap Daniel dengan nada ketusnya karena menganggu momen paginya yang baru saja menyenangkan hatinya.
''Kata Om Norman kakak sakit, jadi aku ke sini mau jenguk, jawab Kevin menyeruput kopi yang tinggal separuh cangkir.
Lagi lagi mulut ember Norman yang menjadi penyebab terganggunya saat bersama Zifara setelah kemarin Monica yang datang juga kabar darinya, sekarang Kevin pun sama.
Dasar tu mulut persis daun talas bikin orang gatal aja, ingin sekali menjambak rambut sang sekretaris, jika saat ini ada di depannya membungkam mulutnya dengan lem serba guna supaya tidak bisa lagi membeberkan pada semua orang.
Wajah kesal itu pun menyelimutinya saat makan Belum lagi di tambah Zifara yang sudah tidak nampak dari penglihatannya membuat Daniel semakin lengkap saja dengan jengkelnya saat ini.
Baru juga beberapa suap, Daniel langsung terperanjat dari duduknya saat mendengar motor berbunyi.
Di lihatnya Zifara yang sudah melewati gerbang.
Daniel tak sengaja memukul pintu membuat pak Bejo terkejut saat mengelap mobil yang habis di cucinya.
Pria paruh baya itu menghampiri Daniel yang mematung di pintu sambil menatap kejauhan. ''Bapak tidak apa apa?'', tanya pak Bejo.
Daniel menggeleng.
Pak Bejo mengarah seperti Daniel menatap.
Apa yang di lihat pak Daniel, kenapa kelihatannya kesal begitu, apa pak Daniel melihat Zifara pergi batinnya.
''Nggak di habisin makannya kak, ucap Kevin sedikit meninggikan suaranya.
''Nggak lapar. jawabnya singkat berjalan menuju tangga.
Nggak lapar, tadi saja lahap aku lihat, sepertinya ada sesuatu dengan kak Daniel, tapi apa ya, kok aneh gitu,membatin dalam hati.
Masih berkelana dengan fikirannya kedatangan Norman pun membuyarkan otaknya yang sedang merangkai sesuatu yang terjadi pada diri Daniel saat ini.
''Kenapa, apa ada tugas berat lagi dari pak Daniel?'', tanya Norman sembari duduk di samping Kevin.
Kevin mengangsrek duduknya hingga keduanya tak ada jarak, Sebelum mengatakan sesuatu Kevin menatap ke arah tangga takut yang di ghibah datang.
''Om, sebenarnya kak Daniel sakit apa sih kok aneh gitu?'', ucapnya pelan seperti berbisik.
Norman memgangkat kedua bahunya, ''Kemarin sih Bilangnya ada yang nggak beres dengan jantungnya, baru saja setengah menjelaskan Kevin sudah tersentak kaget.
Whaaatt... dengan spontan Kevin memundurkan kepalanya menatap wajah Norman mencari ke seriusan.
''Dengerin dulu, ucap Norman menarik kerah baju Kevin.
''Tapi kayaknya bukan itu masalahnya, sepertinya pak Daniel sedang jatuh cinta, lanjutnya lagi, kini malah membuat Kevin mengerutkan alisnya lalu tertawa terpingkal pingkal karena menurutnya Norman salah terka.
Melihat tingkah Kevin yang seperti menertawakannya membuat Norman geram dan langsung menyentil telinganya.
''Sakit om... Apaan sih mengelus telinganya.
''Lagian apaan, jatuh cinta, sama siapa, kak Monica ,yang benar saja, mereka itu tunangan sudah lama, masa iya baru sekarang jatuh cinta?'', berbicara seperti meremehkan pendapat Norman.
Ehemm... suara deheman dari ujung tangga membuat keduanya langsung diam saling tatap dan senggol ,takut kalau Daniel mendengar apa yang mereka bicarakan.
''Kita berangkat sekarang, lewat jalan XXX ,mengatakan dengan nada datar.
Mungkin dari kedua pria yang berjalan di belakangnya penuh tanda tanya, mau ngapain ,toh jalan itu harus putar balik jika mau ke kantor, belum lagi di jalan itu pasti macet parah namun mereka hanya menelan ludah dan menuruti semua titah Daniel yang memang terbilang aneh.
Benar saja selang beberapa menit berlalu di jalan, kemacetan mulai terjadi, namun itu tak membuat Daniel kesal melainkan sebuah senyuman terus terukir dari kedua sudut bibirnya, bagaimana tidak, jalanan macet pas di depan butik di mana Zifara bekerja, dan lebih beruntungnya lagi Zifara yang bertugas menyapa para tamu itu menampakkan senyumnya tepat di depan pintu dan itu tersorot mata Daniel yang duduk di jok belakang.
Aku ingin waktu berhenti seperti ini sampai aku puas menatapmu, dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
EndRu
mulai bersemi nih 😍😍😍
2022-09-24
0
Hikmah Araffah
uhuy
2022-08-20
0
Sri Cntya
aahhaa..akhirnya sdh tumbuh rasa cinta dihti
2021-08-22
1