Suasana yang sangat mendukung, setelah meluapkan amarahnya pada minuman keras, kini dirinya merasa lebih rilex tanpa beban, tak mau lagi berbelit dengan pertunangannya, dari balkon kamar ia menikmati indahnya pagi manatap lagit biru dengan cahaya matahari mulai bersinar.
Ada senyuman yang terukir kala itu,meskipun masih bingung dengan keadaan, ego masih belum mengalahkan cintanya untuk Monica ,meski sedikit memudar masih ada butiran butiran sayang yang tertinggal.
Dari langit tatapannya beralih ke arah bawah, rumah kecil itu tertutup dengan rapat membuatnya mengernyit, ke mana penghuni rumah itu, apa sepagi ini sudah bekerja, itulah yang kini ada dalam benaknya, apa wanita itu sudah menjalankan tugasnya di rumah ini , lanjutnya.
Dengan langkah gontainya Daniel kembali masuk ke kamarnya.
Saat mengambil ponselnya, sekilas Daniel menangkap Benda asing yang ada di bawah lantai dekat nakas.
''Anting siapa ini, gumamnya memungut benda kecil yang berbentuk hati, meskipun tak berharga pasti sang pemilik bingung mencarinya, fikirnya.
''Apa milik wanita di klub tadi malam yang nyangkut di bajuku , mengingat saat dirinya mabuk banyak wanita yang mendekat.
''Ah.. bodoh, menaruh Anting itu di atas nakas lalu keluar dari kamarnya.
''Pagi pak, Sapa pak Bejo yang kini berada di dapur.
''Pagi, apa Wanita itu sudah melakukan tugasnya pagi ini?'', tanya Daniel dengan muka datar.
''Sudah semua pak,jawabnya sambil menunduk.
Hemmm,, di liriknya meja makan, yang lagi lagi membuatnya tergoda dengan menu kesukaannya.
''Sekarang dia ke mana?'', tanya nya lagi.
''Sudah berangkat kerja pak, berjalan menghampiri Daniel untuk menyiapkan piring untuk majikannya.
Sebenarnya dia kerja apa, kenapa berangkat sepagi ini.batinnya.
''Apa dia naik ojek lagi, Daniel semakin penasaran.
''Non Zifa bawa motor pak.
Pak Bejo mencoba setenang mungkin menjawab setiap pertanyaan Daniel.
''Motor, Daniel mengulangi meminta penjelasan dari pak Bejo.
''Iya, kemarin waktu pulang kerja tiba tiba saja dia bawa motor, mungkin punya dia di bawa ke sini, jawabnya, kali ini pak Bejo sedikit ragu untuk jujur takut kalau Daniel akan marah pada Zifara.
Ingatan saat di rumah Zifara mulai muncul, Daniel ingat kalau di rumah itu memang ada dua motor matic ,dan mungkin itu yang di maksud pak Bejo, dan kembali ingatan Daniel pun mulai tanda tanya bagaimana bisa dirinya waktu itu berada di rumah Zifara, bukankah waktu itu ia pingsan ,kini hanya Zifara lah yang tau.
''Pak, bilang sama wanita itu jangan taruh motornya di garasi, aku nggak mau mataku sakit gara gara melihat motor butut itu.ucapnya dengan ketus.
''Tenang saja pak, Zifara menaruh di belakang samping rumah kok, dia tau posisinya.
Di sisi lain..... Aduh sakit.... keluh pria tampan sambil memegang kupingnya yang terasa hampir putus karena kena jewer.
''Bisa nggak sih ma, kalau bangunin aku tu yang halus, Sayang bangun sudah pagi, menirukan gaya seoarang wanita yang lembut.
''Hahaha..... apa nama harus tertawa dan bangga, setiap pagi melihat kamu yang susah sekali bangun saja sudah membuat muka mama panas , kapan kamu menjadi dewasa kalau bangun tidur saja setiap hari kamu kayak gini, apa perlu mama potong burung kamu, jawabnya dengan meninggikan suaranya.
Dengan cepat pria itu terbangun dan memegang bagian sensitifnya, mengingat kata sang mama membuatnya bergidik ngeri, bagaimana kalau sampai itu terjadi.
''Jangan dong ma, ini kan senjata ku satu satunya, kalau mama potong nanti mama nggak bisa punya cucu dong, candanya langsung berdiri mencium pipi sang mama.
''Cucu, kalau kamu kayak gini wanita mana yang mau sama kamu, jaman sekarang itu wanita tidak bisa hanya kamu rayu dengan ketampanan kamu, mereka juga butuh asupan materi, menoyor kepala pria itu karena sudah gedeg dengan kelakuannya.
Siapa dia, Kevin Anggoro yang masih terlihat manja, meskipun kuliahnya sudah semester akhir namun tingkahnya masih seperti bocah,hidup dengan mamanya setelah kedua orang tuanya bercerai.
Setiap hari membuat mamanya naik darah karena kelakuannya, tidak mau menurut dan semaunya sendiri ,karena menurutnya ucapan sang mama itu angin lalu yang berhembus lalu hilang.
''Apa kamu sudah daftar magang?'', tanya sang mama yang bernama Bu Livia.
''Belum, itu mah gampang ,di kantor kakak pasti juga mau, jawabnya menarik selimut dan kembali merebahkan tubuhnya yang sempat terbangun.
''Lucu ya, kamu kira kakak kamu itu mudah di pengaruhi, kalau kamu nggak punya kualitas, apa dia mau menerima, kamu fikir baik baik, Kak Daniel bukan hanya mementingkan persaudaraan, tapi yang terpenting itu kualitas, dan jangan remehkan dia, tuturnya lagi.
''Iya iya, nanti aku akan ke sana, sambil menyungutkan kepalanya kesal karena sang mama yang selalu saja cerewet persis burung beo.
Tak berselang lama tubuh pria tampan itu sudah rapi ,siap untuk meluncur ke kantor Daniel, dengan bajunya yang sedikit formal dan tampilannya yang kece menambah ketampanan yang masih tersembunyi di balik kenalakannya.
''Tampan juga kalau aku pakai baju kayak gini, bermonolog di depan cermin sambil menata kerahnya yang masih belum rapi.
''Kamu harus keluarkan jurus naga emas Vin, biar kak Daniel mau menerima kamu tanpa syarat, ucapnya lagi.
Setelah semua persiapan yang di bawa itu cukup , kini Kevin turun menuju meja makan di mana mamanya duduk.
''Mama doain semoga kamu berhasil ,kalau tidak, mama kirim kamu keluar kota hidup di sana dengan opa kamu, biar di suruh ternak bebek, masih dengan nada ketus.
Kevin menelan ludahnya dengan susah payah membayangkan bebek yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan itu menyerbunya.
''Mama tenang saja, aku pasti bisa merayu kak Daniel.dengan sombongnya mengatakan di depan sang mama lalu mencium pipinya dan berlalu.
''Kapan kamu bisa dewasa seperti Daniel, dulu di saat dirinya seumuran kamu saja sudah bisa bekerja, sedangkan kamu belum bisa apa apa, gerutunya di saat punggung Kevin menghilang.
Seperti biasa, dengan mobil mewahnya Kevin membelah jalanan, pagi yang masih terbilang ramai, namun tak masalah baginya, karena itu sudah biasa sambil mendengarkan musik kesukaannya.
Beberapa menit sudah, kini mobil mewah itu memasuki kawasan perkantoran milik Daniel, dan hal yang tak terduga pun terjadi.
Bruuuk.... sebuah tabrakan terjadi di depan kantor yang menjulang tinggi milik sang sepupu, dengan cepat Kevin turun dari mobilnya dan berlari menuju depan.
Kevin yang terlihat panik pun langsung membangunkan motornya kembali.
''Kamu nggak apa apa, tanya Kevin dengan nafas yang menderu, ada rasa takut sekali gus khawatir melihat pengendara yang jatuh, lututnya berdarah, serta sikunya yang mulai bengkak saat bersentuhan dengan aspal.
Wanita itu menggeleng pelan sambil memegang lututnya yang mungkin terasa perih,.
''Aku antar ke rumah sakit ya?'', tawarnya lagi.
''Nggak usah, nggak apa apa kok, aku juga salah nggak lihat lihat tadi, jawabnya masih dengan gemetar menahan rasa sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Sri Cntya
waahhh adiknya safira x y
2021-08-22
0
Juliezaskia
devina
2021-08-12
0
°•••ⓕ•••°
pasti itu devina
2021-08-10
2