Dengan langkah panjangnya Kevin memasuki gedung milik Daniel, tak mau berlama lama kini ia memasuki lift menuju ruangan sang sepupu.
''Kakak... teriaknya, langsung memutar handle pintu tanpa mengetuk.
Daniel yang sedang sibuk dengan laptopnya pun terpaksa menghentikannya saat mendengar suara familiar tersebut.
Suara yang tak di undangnya dan tak ingin melihat wajahnya, karena Daniel tau maksud kedatangan Kevin saat ini.
''Ngapain ke sini?'' tanya Daniel biasa saja tak ada rasa terkejut atau senang sama sekali membuat wajah Kevin mengkerut kesal.
''Tak bisakah kakak memelukku, memberikan ekspresi terkejut, dan mengucapkan sesuatu untuk menyambutku?'' merentangkan tangannya saat berdiri di balik pintu.
''Waaaww... selamat datang sepupuku yang paling tampan, ucapnya lalu beranjak menghampiri Kevin dan menyentil jidatnya yang membuat sang empu meringis.
''Kakak.... apaan sih,'' gerutunya karena tak sesuai dengan ekspektasi yang di harapkannya.
''Pasti ada maunya.'' mendekatkan wajahnya tepat di depan Kevin.
Hehehe.... Tawa Kevin mengekori Daniel yang kini berjalan menuju kursinya kembali.
''Aku mau magang disini.'' ucap Kevin tanpa basa basi.
''Kamu salah ruangan, bukan disini pendaftaran magang, masih banyak prosedur yang bertahap, tanya pada staf di bawah!" dengan angkuhnya Daniel menjelaskan.
''Ckckck.... Apaan sih kak, tidak bisakah kamu yang langsung memutuskan?" pinta Kevin lagi yang membuat Daniel membulatkan matanya.
''Tidak." cetusnya.
''Kakak, ayolah, ini kan perusahaan milik kamu, jadi semua ada di tangan kamu, ngapain lewat yang lain?" rengeknya berdiri sambil berkacak pinggang jengkel dengan Daniel yang tak menyetujui permintaannya.
''Tidak bisa, harus lewat staf dan nanti mereka akan memberi tau langkah selanjutnya, aku tidak mau mengurus cecunguk macam kamu, keluar sekarang atau aku panggil satpam untuk mengusirmu!" ucap Daniel dengan lantang menunjuk ke arah pintu.
Dengan terpaksa Kevin mengambil berkasnya di meja dan kembali berjalan menuju pintu, belum juga memegang knop kembali, Suara Daniel dari belakang menarik sudut bibirnya membentuk senyum.
Yes... yes.... yes..... akhirnya kak Daniel mau menerimaku, siapa dulu dong, Kevin, ini baru jurus ulat keket sudah membuat kak Daniel meleleh, belum lagi jurus naga emas, batinnya menyunggar rambutnya ke belakang merasa bangga saat Daniel memanggilnya.
Dengan cepat Kevin kembali menghampiri Daniel dengan hati berbunga bunga, sepertinya banyak harapan positif menghampirinya.
''Apa aku bilang, langsung terima saja kak, aku akan berguna di sini," sombongnya.
Tak mau menjawab apapun, Daniel mengambil ponselnya.
''Datang ke ruanganku sekarang!'' ucapnya pada orang di balik ponsel.
Tak butuh waktu lama suara ketukan pintu itu pun terdengar.
''Masuk!" sahutnya.
''Bapak panggil saya?" tanya pria yang mungkin di panggil Daniel, siapa lagi kalau bukan Norman.
''Dia daftar magang di sini, kamu tes dia karena dia nggak mau mematuhi prosedur, aku yakin kamu bisa bawa dia ke ruangan kamu, sepet mataku lama lama." ujarnya tanpa ekspresi.
Ingin rasanya Kevin memohon untuk mematuhi perintah Daniel mendaftar ke staf, namun apa daya semua sudah terlanjur dan kini nasibnya ada di tangan Norman sang sektetaris.
''Cepat, aku juga sibuk, nggak cuma ngurus bocah tengil macam kamu saja, merepotkan. ucap Norman membalikkan badannya keluar.
Kenapa malah runyam begini, kira kira tes apa ya yang di perintahakan Om Norman, batinnya.
Meskipun tubuhnya berada di belakang Norman, namun otaknya masih berkelana.
Tiba di ruangan Norman, Dag dig dug Dorrrr....itulah jantungnya saat ini, ketar ketar saat menatap wajah Sekretaris yang kelewat serius dari pada Daniel itu.
''Kamu dengar kan apa kata pak Daniel?'' tanya nya tanpa melihat wajah Kevin yang mematung di depannya.
''Iya Om, jawabnya melas dengan mengerucutkan bibirnya.
''Kalau gitu buka bajumu!" ucapnya lagi, sambil mengeluarkan ponselnya.
''Whaatt... om mau ngapain, kenapa harus buka baju segala, nggak mau." Dengan sigap kedua tangan Kevin menutupi bagian dadanya.
''Kamu kira mau ngapain, aku masih normal, lagi pula istriku cantik, mana doyan aku sama benda tumpul macam kamu." celetuknya mengejek.
Memangnya punya dia lancip, pakai bilang punyaku tumpul lagi dasar om om mesum.
Karena tak mau membuat Norman makin marah, dengan perlahan Kevin membuka bajunya dan kini tubuhnya tinggal memakai kaos oblong putih.
''Sudah, melempar baju ke arah sofa ruangan.
''Push-up seratus kali, berkata sambil membuka laptop kembali.
''Om, aku kesini mau magang, bukan berlatih olahraga kenapa ha.... ucapan Kevin mengambang karena Norman sudah menunjuknya dengan jari.
''Mau magang atau pergi dari sini Hemm... tegasnya dengan mengeratkan giginya.
''Iya Iya kamu yang kuasa tuan, aku cuma jongos, apa katamu berarti tidak boleh membantah," bicara dalam hati.
Akhirnya Kevin memilih menjalani perintah Norman dari pada nggak di terima nantinya.
Satu jam berlalu...Dengan keringat yang membasahi tubuhnya Kevin keluar dari ruangan Norman menuju ruangan Daniel.
Si gerangan yang punya ruangan pun tak mengucapkan apapun hanya melirik wajah kesal Kevin yang langsung masuk ke dalam kamar pribadinya.
"Apa yang di perintahkan Norman, kenapa?" Kevin terlihat marah, batinnya.
''Apa hari ini memang hari sial untukku, tadi pagi di marahin mama, di luar nabrak orang, nah sekarang malah di suruh olahraga sama om Norman." gumamnya merentet kejadian dari pagi yang memang tak mendukungnya, lalu mengguyur seluruh tubuhnya di bawah shower.
Sedangkan di luar, Daniel cekikikan melihat video yang di kirim Norman padanya.
Dalam video itu terlihat amarah Kevin yang sudah meluap namun di tahannya, Kevin yang kesal karena di kerjai oleh sekretarisnya yang kurang adab tersebut.
''Ini belum seberapa Vin, mungkin kalau aku sendiri yang turun tangan akan aku suruh kamu memutari gedung juga, mematikan poselnya dan masuk ke dalam kamarnya.
''Sudah mandinya? '' melihat tubuh yang hanya berbalut handuk itu keluar dari kamar mandi.
''Sudah, sekalian menghilangkan sial yang dari pagi menimpaku, jawabnya menghampiri cermin dan mengeringkan rambutnya.
Daniel hanya mengeluarkan tawanya yang dari tadi di tahannya, ada sedikit hiburan lagi di kala hatinya masih galau.
Di seberang sana...'' Zi, anting kamu kemana?'' Tanya Lia menyikap rambut Zifara yang menutupi separuh telinganya.
Dengan cepat gadis itu memegangnya dan terkejut, ternyata benar antingnya hilang.
''Kok aku nggak tau ya, kemana, mengingat ingat kembali, karena Zifara tidak sadar saat antingnya itu jatuh.
''Ah... sudah lah Li, nggak apa apa kok, nggak berharga juga, lagi pula nanti bisa beli lagi." berbeda dengan ucapannya, hatinya berkata lain, karena itu lah peninggalan sang Ibu saat dirinya memasuki remaja, meskipun tak mahal, namun sangat berharga baginya, ada sejuta kasih sayang di anting yang kini tinggal sebelah.
Ke mana ya, perasaan kemarin masih, apa jatuh di rumah, atau di jalan, ah... biarin deh nanti aku cari lagi mudah mudahan saja jatuhnya di rumah, batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Sri Cntya
lanjutt
2021-08-22
0
Juliezaskia
semangat thor
2021-08-12
0
Roni Zahra Setiawan
semangat thor
2021-08-09
0