Dengan tubuh yang masih lemah, mata yang enggan terbuka Zifara terpaksa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena sebuah Alarm yamg di pasangnya sudah berbunyi,
Sebuah tanggung jawab yang sudah menantinya untuk kembali bergulat dengan dunia di pagi yang buta.
Ada senyuman miris yang tumbuh di saat melihat bayangan wajahnya dari pantulan cermin.
''Kamu harus kuat Zi, mungkin bukan sekarang kamu harus bahagia, semua butuh perjuangan dan pengorbanan ,dan semua itu tidak akan menghianati hasil, bermonolog di depan cermin.
Dengan wajah yang se ceria mungkin Zifara keluar dari rumahnya menuju rumah besar.
''Sudah bangun Non, tanya pak Bejo yang sudah membersihkan mobil.
''Sudah Pak, aku masuk dulu ya, pamitnya.
Tugas yang pertama adalah membersihkan rumah, sedikit mustahil rumah sebesar itu harus dirinya sendiri yang membersihkan, mungkin jika itu berlanjut sampai satu bulan, tulangnya sudah remuk, sedangkan belum tugas yang lain.
''Mari non Bapak bantu, ucapan itu bagaikan malaikat penolong di pagi hari, pak Bejo datang dengan membawa sapu.
Zifara meneteskan air matanya melihat pria paruh baya yang kini bersejajar dengannya, tak di sangka di saat dirinya merasa sendiri masih ada orang yang peduli.
''Terima kasih ya pak, ucapnya merangkul tubuh tua di sampingnya.
Meskipun harus di penuhi keringat, Zifara tetap semangat menjalani kesibukan barunya pagi ini, tak menjadikannya sebuah beban tapi sebuah tugas seoarang istri itu sedikit meringankannya.
''Non, anggap saja ini olahraga, ucap pak Bejo lagi lagi menyemangatinya.
''Iya pak, lagi pula aku sudah bisa bekerja kok, dengan santainya menjawab, tak mau kalau pak Bejo menganggapnya keberatan dengan tugas itu.
Selang satu jam lebih, rumah itu sudah rapi berkat bantuan pak Bejo, kini Zifara beralih ke dapur untuk memasak.
''Kalau tugas yang ini nggak perlu bapak bantu, karena sudah biasa, jelasnya.
''Baik Non, pak Bejo kembali pada pekerjaannya, sedangkan Zifara pun bergulat dengan peralatan dan bumbu dapur.
Huh..... mengusap jidatnya yang di penuhi dengan peluh, sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.
''Wah, gawat nih kalau sampai telat, nanti Bu Cantika marah, udah kemarin nggak masuk, sekarang telat, Aduhh... mengeluh namun tangannya masih sibuk ke sana kemari.
Akhirnya.... Zifara mengelus dadanya lega, setelah menyiapkan semua masakannya di meja makan, tak mau mengulur waktu lagi Zifara langsung berlari menuju rumah nya setelah merapikan peralatan dapur.
Dengan tergesa gesa dirinya mandi, bau bau dapur itu tak boleh sampai terbawa ke butik ,takut kalau para pengunjung kabur..
''Sisir mana sisir, dengan nada gugupnya membuka laci dan tak menghiraukan sesuatu kagi karaena bayangannya saat ini adalah butik yang menantinya.
''Tas, mana ponsel, aduh... berjalan sambil menenteng sepatu miliknya.
Bingung, itulah Zifara saat ini, rumah baru dan kesibukannya baru membuatnya seperti orang linglung,
''Pak, maaf kalau ojek di mana mangkalnya ,soalnya ponselku rusak nggak bisa pesan ojek Online, tanya Zifara masih merapikan rambutnya yang mungkin belum rapi.
''Deket Non, jalan saja lurus, di ujung jalan,kali ini pak Satpam yang angkat suara.
Belum juga keluar gerbang, suara familiar itu memanggilnya dari belakang.
''Kamu....
Tu kan majikan baru nggak bisa apa nggak ganggu semenit saja, menggerutu dalam hati.
''Tunggu, suara itu membuat Zifara menghentikan langkahnya dan menoleh.
Dengan terpaksa dirinya kembali menuju pintu rumah besar.
''Iya pak, ada apa, semua sudah beres tugas saya sudah saya lakukan semuanya.
Hemm....Aku cuma mau bilang, ini bukan rumah sembarangan, dan kamu tidak boleh keluar masuk seenaknya sendiri, kalau mau naik ojek turun di seberang sana, jangan di depan rumah, sebuah peringatan yang ringan menurut Zifara.
''Baik pak, saya akan mengingat itu, maaf saya harus pergi karena sudah terlambat, Permisi. Dengan menunduk ramah, Zifara meninggalkan Daniel yang masih berada di ambang pintu, setelah punggung Zifara menghilang dari pandangannya, Daniel kembali masuk ,di liriknya meja makan yang terpasang tudung saji,
Sedikit penasaran, apa lagi menu yang di sajikan Zifara pagi ini, apakah seenak tadi malam atau tidak, itulah yang sekelebat melintas di otak Daniel.
Dengan perlahan Daniel membukanya,melihat beberapa menu kesukaannya membuatnya tersenyum kecil.
Sedetail apa Norman menjelaskan tugasnya sampai dia begitu hafal dalam semalam semua makanan yang aku suka, batinnya.
Apa lagi saat menatap sebuah kertas bertuliskan, Selamat menikmati, makin membuatnya berselera untuk menyantapnya.
Satu sendok sudah masuk ke dalam mulut, Hap.....membuatnya berhenti menguyah.
Ternyata dia pintar masak, nggak salah nih kau menyuruhnya, batinnya.
Akhirnya dengan lahapnya Daniel menghabiskan makanan yang sudah tersaji di piringnya,
Masih dengan tenangnya duduk di ruang makan bunyi ponselnya membuat Daniel kembali berjalan menuju sofa.
Di lihatnya Notif yang masuk ternyata dari Monica.
Sayang, hari ini aku nggak jadi pergi keluar negeri, di undur dua bulan lagi, karena ada kendala. itulah isi pesan yang di baca Daniel dari Monica.
''Ini waktu yang tepat untuk membicarakan pernikahan ku, aku akan datang ke rumah kamu, dan secepatanya aku akan menceraikan Wanita itu, gumamnya.
Daniel masih saja enggan menyebut nama Zifara, apa lagi menatap wajahnya.
Sedangkan di seberang sana...
Devina meneteskan air matanya saat sang Bibi dengan marahnya menyuruh ini itu, padahal masih banyak pekerjaan sekolah yang belum terselesaikan,.
''Kamu harus terbiasa ya Dev, jangan manja ini bukan rumah kamu sendiri, kamu harus mengikuti peraturan di sini.
''Iya bi, jawab Devina pelan dengan mata yang sudah berkaca kaca menahan air matanya untuk tidak gugur.
Kakak, aku kangen, baru saja sehari kita pisah, tapi rasanya aku nggak kuat kalau setiap hari seperti ini, lirih hatinya.
Sepanjang berjalan menuju pangkalan ojek, otak Zifara terus saja melihat wajah sang adik yang kini benar benar jauh darinya.
''Kenapa tiba tiba aku kangen sama kamu Dev, baru saja kita berpisah semalam, tapi rasanya ini sudah terasa berat, lagi apa kamu sekarang, apa kamu baik baik saja, apa bibi menyayangimu seperti kakak, apa dia memperlakukanku dengan baik, apa kamu makan dengan lahap, apa tadi malam kamu tidur dengan lelap , apa kamu mimpi yang indah, mungkin masih banyak pertanyaan yang lainnya.
Mengucapkan kata makan, tiba tiba saja perut Zifara berbunyi karena dirinya pun melupakan makan dari semalam.
Merogoh uang dari sakunya ternyata cukup mepet, belum juga mau benerin ponsel, dan naik ojek, gajian bulan depan pun sudah di rentetan untuk membayar sekolah sang adik dan lain lain,
''Pak Ojek ke butik Cantika, dengan lemahnya Zifara memakai helm yang di sodorkan kang ojek untuknya.
Semoga kamu baik baik saja dek, batinnya lagi saat motor ojek siap untuk melaju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Yusria Mumba
semangat zifara,
2023-09-01
0
Sri Cntya
smngttt
2021-08-22
0
Juliezaskia
semangat zifara
2021-08-12
0