Sepulang dari butik dengan naik ojol, Zifara pulang ke rumahnya mengambil motor sang adik dan mengantarnya di rumah bibinya.
Kala semburat jingga masih indah, warna terang masih menghiasi langit, hati Zifara kembali teriris saat melihat sang adik yang sedang menyapu rumah bibinya, Zifara benar benar tak kuasa untuk tidak meloloskan air matanya, di rengkuhnya tubuh kecil yang selama ini di jaganya dengan baik, namun kini semua itu musnah sudah, bahkan untuk menatap wajahnya saja butuh waktu.
''Jangan nangis lagi ya, kamu harus lebih tegar lagi, anggap saja saat kamu melihat bayanganmu itu adalah kakak, dengan mengelus punggung Devina, Zifara mencoba menenangkan adiknya yang lebih terisak.
Menangkup kedua pipinya dan mencium keningnya.
''Ini motor kamu, jangan lupa hati hati ya, saat sekolah, nanti kakak juga mau ambil motor kakak di rumah.
Karena tak mau membuat Devina semakin sedih, Zifara segera kembali ke rumahnya untuk mengambil motornya.
''Maaf ya, nanti kakak akan ke sini lagi setelah gajian, ucapnya mengelus pucuk kepala Devina dengan lembut.
Sesampainya di rumah yang di tempatinya bertahun tahun itu, Zifara kembali meluapkan kesedihannya, di rangkulnya guling yang ada di kamar sang adik dan menangis tersedu sedu, hanya dinding yang sedikit usang karena bangunan tua yang menjadi saksi betapa buruk nasibnya , penyesalan yang mendalam, ingin berbuat baik tapi malah berujung petaka, Andai saja waktu bisa di putar, Zifara tidak akan menolong tubuh Daniel yang tergeletak, namun kini tinggal meratapi nasib yang telah terjadi pada dirinya.
Melihat jam yang melingkar di tangannya lah yang kini membuatnya bangkit dan segera mengeluarkan motornya dari rumahnya.
''Pak, apa pak Daniel sudah pulang?'', tanya Zifara pada pak Satpam saat tiba di depan gerbang rumah mewah Daniel.
''Belum Non, Wih motor baru nih, menatap setiap inci bagian motor yang di tumpangi Zifara.
''Lama pak, cuma ini saya rawat, jadi masih kinclong, lumayan buat kaki saat kerja, dari pada naik ojek.
Zifara membawa motor ke rumah belakang di taruhnya di samping rumah, takut kalau Daniel tak mengizinkannya meletakkan nya di garasi mobilnya.
Dua hari berada di rumah Daniel membuatnya semakin terbiasa menjalani semua tugas yang di perintahkan sekretaris Norman padanya.
''Masak apa ya, mengetuk ngetuk meja makan mencari menu kesukaan Daniel untuk makan malam.
Tak mau ambil pusing, Zifara mengambil ponselnya yang baru saja jadi, digantinya sim card karena tak mau lagi berhubungan dengan Dimas, bagaimana pun ke depannya nanti Zifara tak mau menghianati pernikahannya saat ini ,meskipun tak di anggap sebagai seorang istri oleh Daniel.
''Kok jam segini belum pulang, kata Pak Norman jam Enam, tapi ini kan sudah lebih, menyembulkan kepalanya ke depan pintu,karena tugas yang terakhir adalah menunggu Daniel pulang.
''Cari siapa non, tanya pak Bejo melihat tingkah Zifara yang clingak clinguk di depan pintu.
''Kok jam segini pak Daniel belum pulang sih pak, kata pak Norman jam enam, tanya sedikit heran karena ini pertama baginya menunggu Daniel pulang kantor.
''Lembur kali Non, tunggu saja di dalam, suruh pak Bejo.
''Karena lelah bekerja seharian dan bolak balik ke rumahnya , Akhirnya Zifara menurut apa kata pak Bejo, Zifara duduk di ruang makan karena sudah beberapa kali menguap.
Tak lama Zifara menyandarkan kepalanya di meja makan dan tak sadar dirinya pun memejamkan matanya.
''Kasihan Zifara, masih muda harus banting tulang sana sini, sebenarnya siapa sih dia kalau cuma pembantu di sini kenapa harus bekerja di luar segala, nggak mungkin kan pak Daniel membayarnya sedikit, gumam pak Bejo dari dapur, karena pak Bejo sendiri sebagai supir gajinya lebih dari cukup, apalagi Zifara yang memegang pekerjaan tiga orang sekali gus.
Sorot cahaya lampu mobil itu terlihat dari gerbang, dengan cepat pak Bejo membangunkan Zifara yang kini tertidur di ruang makan, karena tak mau kalau gadis itu kena semprot.
''Non bangun!'' menggoyang goyangkan lengan Zifara yang di buat bantal.
Dengan pelan Zifara membuka dan mengucek matanya.
''Bapak, ujarnya lantang bingung dengan keberadaannya.
''Pak Daniel pulang, cepetan kita sambut dia, ajaknya menarik tangan Zifara dan mengajaknya ke depan.
Zifara dan pak Bejo berdiri di depan pintu menanti sang majikan turun.
''Pak bantuin, teriakan dari Norman saat membuka pintu mobil belakang membuat pak Bejo langsung saja berlari.
Pak Bejo dan Norman memapah tubuh Daniel yang saat ini setengah sadar, sedangkan Zifara diam di tempat dan mengerutkan alisnya.
''Pak Daniel kenapa pak, bicara tanpa suara.
''Mabuk, sedang patah hati dia, jawab Norman lantang.
''Zi, kamu bantuin pak Bejo, saya harus pulang, anak saya sakit, kata Norman, yang memang baru saja mendapat telepon dari istrinya kalau anaknya sakit.
Zifara mengangguk dan mengambil alih posisi Norman.
Dengan sempoyongan pak Bejo dan Zifara membawa tubuh Daniel menuju kamarnya.
Berat banget nih orang, makannya apa sih selain nasi, apa batu juga dimakan, batinnya menghempaskan Tubuh kekar itu di atas kasur karena sudah tak sanggup lagi.
''Ini pasti gara gara mbak Monica, pak Daniel sampai seperti ini, ucap pak Bejo pelan.
''Tunangannya, Zifara memastikan.
''Iya Non, bapak tidak terlalu suka sama wanita itu, karena terlalu matre dan sering membuat pak Daniel jadi begini, menatap wajah melas Zifara.
Kayaknya Nona Zifara cocok buat pak Daniel, bukan mbak Monica, batin pak Bejo menatap wajah Daniel dan Zifara bergantian.
''Non, tolong rawat pak Daniel ya, Saya mau keliling lagi, alasannya.
Zifara sama sekali tak bisa protes karena pak Bejo tiba tiba saja menghilang.
Dengan terpaksa Zifara melepaskan sepatu Daniel dengan pelan dan membuka jas yang masih melekat, serta mebuka bajunya karena bau minuman keras yang menyeruak.
Mengambil lap dan air membasuh wajahnya yang kusut, tubuhnya yang berkeringat dan kakinya lalu menyelimutinya.
Baru saja mau melangkah, Daniel menarik tangannya hingga membuatnya jatuh menimpa tubuh Daniel.
''Wanita sialan, kamu fikir hanya kamu saja wanita di dunia ini, aku akan pastikan kamu akan memohon padaku, rancaunya dengan mata terpejam.
Zifara yang menempel di atas tubuh kekar itu segera bangun dan langsung berlari keluar, takut kalau tiba tiba tanpa sadar Daniel berbuat sesuatu di luar kendali.
''Siapa yang pak Daniel maksud, apakah itu tunangannya yang di bilang pak Bejo , apa benar ia sedang patah hati,apa yang terjadi, bukankah mereka saling cinta, tadi malam kelihatannya mereka baik baik saja, gumamnya dari balik pintu.
Tak mau berlama lama memikirkan hal yang bukan urusannya, Zifara pun kembali turun dan kembali ke rumahnya karena esok sudah menanti dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Hikmah Araffah
kok gw jadi kasian yah sm Dimas🥺
2022-08-20
0
Sri Cntya
emm..sdh tau gitu..
2021-08-22
0
MUKAYAH SUGINO
Kasihan dimas
2021-07-27
0