Perhatian

Zifara masih terngiang ngiang dengan ucapan sang dokter , ia hanya bisa menimbang apa yang bisa di lakukan untuk Daniel saat ini, pasalnya pria itu sepertinya masih tidak suka dengan kehadirannya, sudah beberapa jam Daniel hanya mengurung diri di kamar, setelah menyerahkan pekerjaan kantor pada Norman.

Sedangkan Zifara yang masih belum bekerja di butik hanya bisa termenung di teras rumah sanbil menatap indahnya taman yang terletak di samping rumah besar,

''Aku harus melakukan sesuatu untuk pak Daniel, gumamnya.

Zifara meninggalkan rumahnya menuju rumah besar, dan tujuannya kali ini adalah dapur.

''Bak Bejo yang melihatnya pun langsung menghampiri Zifara.

''Mau ngapain Non?'', tanya pak Bejo melihat Zifara yang mulai membuka lemari pendingin.

''Mau masak buat pak Daniel, kenapa dari pagi nggak keluar ya pak, apa penyakitnya itu serius?'', tanya Zifara.

Pak Bejo bingung mau jawab apa, karena dirinya pun tak tau apa apa.

Dengan lihainya jari lentik ZIfara bergelut dengan bumbu dan perlatan dapur, pak Bejo pun hanya menyaksikan dari dekat sambil sesekali membantu.

Setelah semua siap , Zifara kembali mencicipi makanannya memastikan makanan yang di masaknya itu benar benar enak dan steril.

Namun Zifara bingung mau di bawa ke mana makanan itu, sudah beberapa menit Zifara menunggu, wajah suami entah majikannya itu tak muncul juga.

''Apa aku bawa ke kamarnya saja ya ,ucapnya kecil, ''Tapi gi mana kalau pak Daniel marah, lanjutnya lagi, Zifara masih ragu ,takut jika Daniel itu menganggapnya lancang karena sudah berani datang tanpa panggilannya.

Menatap makanan yang semakin dingin membuat tekadnya semakin besar ,apapun risikonya nanti, Zifara sudah membulatkan niatnya untuk membawa makanan itu ke atas.

Dengan langkah kakinya, Zifara berjalan menyusuri anak tangga menuju kamar Daniel.

''Permisi pak, ucap Zifara sedikit berteriak karena tak bisa mengetuk pintu dengan tangannya yang membawa makanan.

Cukup lama untuk sekedar menunggu pintu terbuka, Zifara kembali menyapa.

''Permisi, baru saja mulutnya mingkem, pintu pun terbuka.

''Ada apa?'', tanya Daniel dengan wajah datar.

''Dari pagi bapak belum makan, sekarang saya bawa makanan untuk bapak, ucapnya sambil menunduk menatap makanan di tangannya.

Daniel tak menjawab malah kembali menuju ranjangnya.

Menoleh lagi menatap Zifara yang masih mematung membuatnya terpaksa memgeluarkan suaranya kembali.

''Apa kamu akan mematung di situ sampai nanti ,bawa masuk!", menyungutkan kepalanya kesal ke arah meja yang ada di kamarnya.

Dengan cepat Zifara masuk ke dalam kamar Daniel menuju ke arah Sofa.

''Maaf pak, hari ini saya tidak masak kesukaan bapak, tapi semoga bapak suka dengan masakan saya kali ini, mengambil piring dan lauk untuk Daniel.

''Jangan sok tau, lagi pula siapa yang suruh kamu masak ,masih dengan nada sinis.

Huuh... Zifara menghela nafas tak mau berdebat dengan Daniel ,karena percuma saja toh itu bukan profesinya.

''Sekarang bapak makan, menyodorkan sepiring nasi beserta lauknya di depan Daniel yang duduk selonjoran di atas ranjang.

Daniel tak mengubah tangannya yang saling bertautan, hanya melirik nasi yang memang menggugah selera, apa lagi benar, setengah hari ini Daniel memang sama sekali belum makan sesuap nasi pun.

''Aku nggak lapar, masih saja meninggikan egonya.

Zifara berjongkok di samping ranjang, dan mulai mengambil nasi serta lauk menatanya di sendok hingga membentuk satu suapan.

A..... sambil menganga memberi contoh Daniel ,karena tidak mau membuka mulutnya, Akhirnya Zifara kembali menaruh sendok itu di piring.

''Saya tau kalau bapak tidak menyukai kehadiran saya, tapi tolonglah, biarkan saya merawat bapak, anggap saja makanan ini melayang sendiri, jangan lihat wajah saya kalau bapak muak, mengucapkannya dengan mata yang sudah berkaca kaca.

,''Saya hanya ingin merawat bapak sebagai suami saya, anggaplah ini salah satu pengabdian saya untuk suami, lanjutnya lagi dengan wajah yang mengiba.

Tapi kenapa bukan marah, Daniel malah merasa hatinya teriris dan merasakan sakit dengan ucapan Zifara ,padahal kepergian Zifara bukan lah hal yang asing baginya karena itu pun awal rencananya.

''Baiklah, tapi jangan menganggapnya lebih, ucapnya menegaskan kalau jangan mulai jatuh cinta padaku intinya itulah penjelasannya.

Zifara mengangguk dan tersenyum karena dia pun tau derajatnya.

Zifara kembali melayangkan sendok ke mulut Daniel, dan kali ini pun tak seperti tadi, Daniel langsung membuka mulutnya, satu suapan sudah berhasil masuk ke mulut Daniel,

Enak juga, padahal selama ini aku tidak suka makanan ini, batinnya sambil mengunyah makanan dari suapan Zifara.

Baru saja suapan yang kedua hampir masuk, ada sebuah tangan yang datang dan menepis hingga membuat tangan Zifara tersentak, dengan kilat makanan itu jatuh dan mengenai baju Daniel.

Shit... apaan lagi sih ini, batinnya kesal.

Zifara yang ketakutan langsung berdiri dan mengambil tisu, membersihkan baju Daniel.

''Maaf pak, saya tidak sengaja.

Daniel menghembuskan nafasnya dengan kasar, menerima perlakuan Zifara yang kini membersihkan bajunya, tapi tidak begitu suka dengan perlakuan seseorang yang kini menyaksikan adegan mengelap bajunya.

''Kamu apa apaan sih Mon, tidak bisakah jika masuk kamar orang mengetuk pintu dulu, kamu nggak punya etika?'' , ucap Daniel menatap wajah Monica yang terlihat kesal.

''Sayang, ucapnya lembut mendorong tubuh tubuh Zifara hingga jatuh tersungkur ,

''Dia nggak sopan, menunjuk ke arah Zifara. ''Masa pembantu nyuapi majikannya, kan nggak level, lanjutnya lagi mengelus pipi Daniel.

Daniel pun hanya bisa menatapnya saja, tanpa bisa melakukan sesuatu.

Melihat Monica yang kini duduk di samping Daniel, Zifara pun langsung mundur beberapa langkah sedikit menjauh.

''Permisi, maaf pak, nanti saya akan bersihkan lantainya, ucapnya sambil menunduk, suaranya sudah mulai gemetar karena takut.

Daniel mengangguk pelan mengizinkan permintaan Zifara.

''Kamu tunggu sini, aku keluar bentar, menyibak selimutnya dan beranjak dari ranjangnya menuju pintu.

Daniel langsung saja menutup pintu dan menguncinya dari luar, takut kalau Monica mengikutinya lagi.

''Kamu, panggilnya dari belakang Zifara saat mulai menuruni anak tangga.

Zifara menghentikan langkahnya dan menoleh.

''Kamu tidak apa apa kan?'', tanya Daniel, kali ini dengan nada lembut.

''Tidak pak, tenang saja, lagi pula saya yang salah, sebagai pembantu seharusnya saya tidak se lancang itu, jawabnya.

''Oke, kalau gitu kamu ke belakang, nanti kalau Monica pulang kamu bersihkan lagi kamarku, titahnya langsung kembali berjalan menuju kamarnya.

Sedangkan Zifara hanya bisa menatap punggung lebar Daniel berlalu.

Ternyata pak Daniel perhatian juga sama aku, meskipun dia tidak menganggapku istri, setidaknya dia akan mengenang kebaikanku, aku tidak akan menanamkan keburukan, karena suatu saat kebencian bapak akan lunak hanya dengan mengingat jasaku di sini, semoga setelah nanti kita berpisah, kita masih bisa saling menjalin silaturrohmi dengan baik ,karena kita pernah menjadi pasangan di mata Tuhan, batinnya mengharap.

Terpopuler

Comments

EndRu

EndRu

nangis terus aku bacanya. semoga ketulusan mu mendapatkan balasan indah dri NYA

2022-09-24

0

Hikmah Araffah

Hikmah Araffah

siram aja zi muka si Monika sm makanannya

2022-08-20

0

Sri Cntya

Sri Cntya

sbrrr zii..

2021-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Pernikahan
2 Pembantu
3 Serendah itukah diriku
4 Kesibukan baru
5 Penolakan
6 Patah hati
7 Sosok Kevin
8 Sial
9 Istri
10 Balikan
11 Sakit
12 Ada apa dengan Daniel
13 Rencana bercerai
14 Sakit jantung
15 Perhatian
16 Pertemuan kedua
17 Aneh
18 Kangen
19 Jejak dalam pernikahan
20 Lelah
21 Servis
22 Mi instan
23 Penggemar rahasia
24 Perubahan
25 Dilema
26 Sinyal cinta
27 Isi hati
28 Putus
29 Menginap
30 Super Hero
31 Ikhlas
32 Klub
33 Kesalahan
34 Sarapan
35 Devina hilang
36 Mengurung diri
37 Kepergian Zifara
38 Rindu
39 Daniel yang malang
40 Penyesalan
41 Kehidupan baru
42 Daniel VS Kevin
43 Hamil
44 Gagal
45 Cicit
46 Tak sesuai ekspektasi
47 Jebakan
48 Ngidam
49 Pertemuan
50 Berkunjung
51 Kemarahan kakek Tirto
52 Keputusan Zifara
53 Rumah sakit
54 Curhat
55 Kecewa
56 Tatapan rembulan
57 Frustasi
58 Periksa
59 Perjodohan Kevin
60 Kembalinya Monica
61 Baby Dara
62 Syukuran
63 Tangisan Dara
64 Jujur
65 Izin
66 Desain baru
67 Kedatangan Zifara
68 Pertemuan Zifara dan Daniel
69 Berharap
70 Cerai
71 Ancaman Monica
72 Pengumuman
73 Pertemuan Zifara dan Dimas
74 Pekerjaan baru
75 Kevin yang sewot
76 Terima kasih
77 Perampok mahkota
78 Mantan
79 Pernyataan Dimas
80 Nasehat
81 Ikatan batin
82 Lamaran dadakan
83 Curahan hati Dimas
84 Kepergian Dimas
85 Pacar
86 Kevin dan Devina
87 Lupa
88 Ketegasan Daniel
89 Kecewa
90 Penggalangan Dana
91 Pernikahan
92 Kakek Tirto sakit
93 Kecelakaan
94 Meninggal
95 Pemakaman
96 Kenyataan pahit
97 Kesadaran Daniel
98 Fakta yang membingungkan
99 Anak kandung Daniel
100 Kebingungan Devina
101 Sebuah keikhlasan
102 Dia milikku
103 Makam Dimas
104 Titipan kakek
105 Tingkah lucu Dara
106 Salah faham
107 Malu
108 Semangat
109 Keceplosan
110 Susu atau Susi
111 Kompromi
112 Tipuan Daniel
113 Restu
114 Siasat
115 Pernyataan Daniel
116 Perdebatan
117 Menikah dadakan
118 Setia
119 Pil KB
120 Persetujuan
121 Kejutan dan hadiah
122 Nonton bersama
123 Pantas
124 Kemarahan Daniel
125 Ancaman Kakek
126 Tempat mantan
127 Kutu kampung
128 Fitnah
129 Tukang ojek
130 Cemburu
131 Tertangkap basah
132 Kantor Daniel
133 Calon mantu
134 Sidang
135 Kemarahan Devina
136 Putus
137 Kepergian Kevin
138 Pilihan Devina
139 Kabar Kevin
140 Buka toko kue
141 Pelanggan baru
142 Terharu
143 Kesibukan Devina
144 Persetujuan Daniel
145 Kejengkelan Devina
146 Menunggu
147 Kevin pulang
148 Melepas rindu
149 Hadiah dari Kevin
150 Tak percaya
151 Test pack
152 Pertemuan Devina dan Naura
153 Dion
154 Ulang tahun Kevin
155 Fakta baru
156 Mencari tahu
157 Penampilan Devina
158 Kecewa
159 Sandaran
160 Jangan cemburu
161 Rencana Kakek Tirto
162 Isi hati Devina
163 Persiapan pernikahan
164 Restu mama tiri
165 Pernikahan Devina dan Kevin
166 Tamu tak di undang
167 Hanya bunga tidur
168 Gelang kaki
169 Permintaan sederhana
170 Ngumpul
171 Pacaran ala pengantin
172 Sekolah
173 Cerita mantan
174 Berharga
175 Kebahagiaan Zifara
176 Fakta baru
177 Membawa Tyo pulang
178 Dongeng
179 Devina hamil
180 Kejahilan Norman
181 Kena tipu
182 Pergi ke London
183 Adopsi
184 Rencana lamaran
185 Lamaran
186 Titisan
187 Ratapan Tyo
188 Zidan Anggoro
189 Pulang
190 Keputusan terakhir
191 Akhirnya
192 Pengumuman
193 Season 2. Rasa hati
194 Season 2. Ungkapan Dara
195 Season 2. Perkenalan
196 Season 2.Pamit
197 Ngambek
198 Firasat
199 Marah atau cemburu
200 Ungkapan
201 Pencarian
202 Kembali
203 Rencana Tyo
204 Pertemuan
205 Vanesa jatuh
206 Calon istri
207 Mantan jadi besan
208 Cerita masa lalu
209 Tidak akan tertukar
210 Pergi
211 Pengakuan Tyo
212 Memori lama
213 Fakta
214 Sakit hati
215 Ulang tahun pernikahan
216 Tantangan baru
217 Tak biasa
218 Penjelasan
219 Rencana pernikahan
220 Mengenang Kakek tirto
221 Diet
222 Perubahan
223 Gerebek
224 nekad
225 Di terima
226 Persiapan pernikahan
227 Pingitan
228 Mencari papa
229 Bertemu
230 Wejangan Bunda
231 Pernikahan
232 Status baru
233 Suasana baru
234 Ritual siang
235 Pingin kawin
236 Keinginan Dara
237 Buat dedek
238 Panik
239 Positif
240 Pernikahan Nando dan Vanesa
241 Periksa
242 Marahan
243 Rindu tapi malu
244 Melepas rindu
245 Berkunjung ke rumah papa
246 Pertemuan mantan
247 Mendekatkan
248 Mencuri
249 Rumah baru
250 Permintaan Tyo
251 Menerima
252 Happy semuanya
253 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 253 Episodes

1
Prolog Pernikahan
2
Pembantu
3
Serendah itukah diriku
4
Kesibukan baru
5
Penolakan
6
Patah hati
7
Sosok Kevin
8
Sial
9
Istri
10
Balikan
11
Sakit
12
Ada apa dengan Daniel
13
Rencana bercerai
14
Sakit jantung
15
Perhatian
16
Pertemuan kedua
17
Aneh
18
Kangen
19
Jejak dalam pernikahan
20
Lelah
21
Servis
22
Mi instan
23
Penggemar rahasia
24
Perubahan
25
Dilema
26
Sinyal cinta
27
Isi hati
28
Putus
29
Menginap
30
Super Hero
31
Ikhlas
32
Klub
33
Kesalahan
34
Sarapan
35
Devina hilang
36
Mengurung diri
37
Kepergian Zifara
38
Rindu
39
Daniel yang malang
40
Penyesalan
41
Kehidupan baru
42
Daniel VS Kevin
43
Hamil
44
Gagal
45
Cicit
46
Tak sesuai ekspektasi
47
Jebakan
48
Ngidam
49
Pertemuan
50
Berkunjung
51
Kemarahan kakek Tirto
52
Keputusan Zifara
53
Rumah sakit
54
Curhat
55
Kecewa
56
Tatapan rembulan
57
Frustasi
58
Periksa
59
Perjodohan Kevin
60
Kembalinya Monica
61
Baby Dara
62
Syukuran
63
Tangisan Dara
64
Jujur
65
Izin
66
Desain baru
67
Kedatangan Zifara
68
Pertemuan Zifara dan Daniel
69
Berharap
70
Cerai
71
Ancaman Monica
72
Pengumuman
73
Pertemuan Zifara dan Dimas
74
Pekerjaan baru
75
Kevin yang sewot
76
Terima kasih
77
Perampok mahkota
78
Mantan
79
Pernyataan Dimas
80
Nasehat
81
Ikatan batin
82
Lamaran dadakan
83
Curahan hati Dimas
84
Kepergian Dimas
85
Pacar
86
Kevin dan Devina
87
Lupa
88
Ketegasan Daniel
89
Kecewa
90
Penggalangan Dana
91
Pernikahan
92
Kakek Tirto sakit
93
Kecelakaan
94
Meninggal
95
Pemakaman
96
Kenyataan pahit
97
Kesadaran Daniel
98
Fakta yang membingungkan
99
Anak kandung Daniel
100
Kebingungan Devina
101
Sebuah keikhlasan
102
Dia milikku
103
Makam Dimas
104
Titipan kakek
105
Tingkah lucu Dara
106
Salah faham
107
Malu
108
Semangat
109
Keceplosan
110
Susu atau Susi
111
Kompromi
112
Tipuan Daniel
113
Restu
114
Siasat
115
Pernyataan Daniel
116
Perdebatan
117
Menikah dadakan
118
Setia
119
Pil KB
120
Persetujuan
121
Kejutan dan hadiah
122
Nonton bersama
123
Pantas
124
Kemarahan Daniel
125
Ancaman Kakek
126
Tempat mantan
127
Kutu kampung
128
Fitnah
129
Tukang ojek
130
Cemburu
131
Tertangkap basah
132
Kantor Daniel
133
Calon mantu
134
Sidang
135
Kemarahan Devina
136
Putus
137
Kepergian Kevin
138
Pilihan Devina
139
Kabar Kevin
140
Buka toko kue
141
Pelanggan baru
142
Terharu
143
Kesibukan Devina
144
Persetujuan Daniel
145
Kejengkelan Devina
146
Menunggu
147
Kevin pulang
148
Melepas rindu
149
Hadiah dari Kevin
150
Tak percaya
151
Test pack
152
Pertemuan Devina dan Naura
153
Dion
154
Ulang tahun Kevin
155
Fakta baru
156
Mencari tahu
157
Penampilan Devina
158
Kecewa
159
Sandaran
160
Jangan cemburu
161
Rencana Kakek Tirto
162
Isi hati Devina
163
Persiapan pernikahan
164
Restu mama tiri
165
Pernikahan Devina dan Kevin
166
Tamu tak di undang
167
Hanya bunga tidur
168
Gelang kaki
169
Permintaan sederhana
170
Ngumpul
171
Pacaran ala pengantin
172
Sekolah
173
Cerita mantan
174
Berharga
175
Kebahagiaan Zifara
176
Fakta baru
177
Membawa Tyo pulang
178
Dongeng
179
Devina hamil
180
Kejahilan Norman
181
Kena tipu
182
Pergi ke London
183
Adopsi
184
Rencana lamaran
185
Lamaran
186
Titisan
187
Ratapan Tyo
188
Zidan Anggoro
189
Pulang
190
Keputusan terakhir
191
Akhirnya
192
Pengumuman
193
Season 2. Rasa hati
194
Season 2. Ungkapan Dara
195
Season 2. Perkenalan
196
Season 2.Pamit
197
Ngambek
198
Firasat
199
Marah atau cemburu
200
Ungkapan
201
Pencarian
202
Kembali
203
Rencana Tyo
204
Pertemuan
205
Vanesa jatuh
206
Calon istri
207
Mantan jadi besan
208
Cerita masa lalu
209
Tidak akan tertukar
210
Pergi
211
Pengakuan Tyo
212
Memori lama
213
Fakta
214
Sakit hati
215
Ulang tahun pernikahan
216
Tantangan baru
217
Tak biasa
218
Penjelasan
219
Rencana pernikahan
220
Mengenang Kakek tirto
221
Diet
222
Perubahan
223
Gerebek
224
nekad
225
Di terima
226
Persiapan pernikahan
227
Pingitan
228
Mencari papa
229
Bertemu
230
Wejangan Bunda
231
Pernikahan
232
Status baru
233
Suasana baru
234
Ritual siang
235
Pingin kawin
236
Keinginan Dara
237
Buat dedek
238
Panik
239
Positif
240
Pernikahan Nando dan Vanesa
241
Periksa
242
Marahan
243
Rindu tapi malu
244
Melepas rindu
245
Berkunjung ke rumah papa
246
Pertemuan mantan
247
Mendekatkan
248
Mencuri
249
Rumah baru
250
Permintaan Tyo
251
Menerima
252
Happy semuanya
253
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!