Samar samar suara tawa riuh dari belakang rumah terdengar oleh telinga Daniel yang hampir saja melangkahkan kakinya di depan pintu.
Dengan seketika tubuh tegap tinggi Daniel kembali mundur mengendap endap berjalan menuju samping.
Norman yang masih berada di tempat pun ikut mengernyit melihat tingkah konyol Daniel seperti anak Sd yang sedang main petak umpet.
Dan tiba tiba saja, senyuman dari sudut bibirnya itu timbul tanpa di sengaja.
Namun wajah yang ingin menghianati hati itupun langsung kembali menuju rumahnya sepertinya berkilah dan tak peduli, meski hatinya berbalik.
Norman yang ikut penasaran pun turun menuju arah persis yang di tempati Daniel sebelum masuk.
Di lihatnya Zifara dan pak Bejo yang sedang bercanda dan sesekali cekikikan.
''Pak Norman,... teriak Zifara memandang Norman yang berdiri sedikit menjauh.
Ternyata dari tadi pak Daniel memperhatikan Zifara, batinnya.
Norman tersenyum menghampiri Zifara dan pak Bejo yang sedang duduk santai di teras rumah.
''Kamu sakit Zi?'', tanya Norman, menatap wajah Zifara yang sedikit pucat.
Zifara mengangguk pelan. ''Tapi sudah baikan kok pak, cuma butuh istirhat saja, dengan santainya menggeser duduknya memberi tempat untuk Norman.
''Kamu tidak boleh mengabaikan kesehatanmu Zi, kalau kamu sakit, istirahat saja dulu, nanti biar aku yang bilang sama pak Daniel, ikut nimbrung di tempat yang masih kosong.
Zifara menghela nafas panjang, ''Tidak usah pak, sekarang saya sudah bisa masak kok, lagi pula saya tidak boleh manja, ini sudah kewajiban, ceplosnya membuat banyak tanda tanya dalam diri Norman,.
''Kewajiban, maksud kamu apa?'', tanya Norman lagi..
''Emm.... itu, maksud saya, tanggung jawab sebagai pembantu ralatnya lagi,
Norman hanya manggut manggut dan ber O ria saja.
Sedangkan pak Bejo tak seperti Norman, kini dirinya pun lebih curiga dari sebelum nya, karena Filing orang tua pun lebih tajam dari apapun, bahasa kalbu pun bisa di tebaknya hanya dengan tingkah laku seseorang, apa lagi Zifara sudah sedikit demi sedikit salah tingkah dalam ucapannya.
''Oh.. iya pak, kata bapak anak bapak juga lagi sakit, apa sekarang sudah sembuh?'', tanya Zifara mengalihkan pembicaraan.
''Sudah, cuma demam biasa, kamu juga jaga kesehatan, jangan sampai sakit lagi , aku pulang dulu, Norman merasa Iba dengan Zifara, gadis yang masih terlalu muda namun sudah harus bergulat dengan sebuah pekerjaan yang terbilng berat.
Setelah punggung Norman menghilang ,Zifara pun beranjak dari duduknya.
''Mau ke mana Non?'', tanya pak Bejo saat menilik Zifara yang berjalan meninggalkan teras.
''Maaf pak, aku mau bertemu dengan pak Daniel, ada yang ingin aku bicarakan sebentar, ucapnya sambil menoleh pak Bejo yang kini mengangguk.
Yang sabar ya Non, bapak hanya bisa bantu doa saja, semoga kamu dan pak Daniel masih menjalani hubungan baik, bapak juga tidak mau menyimpulkan , yang jelas bapak tau kalau hubungan kamu dan pak Daniel bukan sebatas pembantu dan majikan, batinnya.
Dengan langkah yang masih sedikit ragu, Zifara terus saja menyusuri tapak jalan menuju rumah besar milik Daniel, tiba di depan pintu, Zifara menahan nafas, memikirkan ucapan yang akan di suguhkan.
Semoga ini adalah jalan terbaik untuk aku dan pak Daniel, dan semoga dengan keputusanku, tidak ada yang di rugikan dan tersakiti, batinnya.
Kini dengan mengumpulkan semua keberaniannya, Zifara memasuki rumah,
Di pandangnya sudut kiri kanan, ternyata tak menemukan sosok yang di carinya, kembali melangkahkan kakinya pelan menuju tangga di mana arah kamar Daniel berada.
Sesampainya di ujung tangga paling atas, Zifara menatap pintu kamar Daniel yang tertutup rapat.
Mengganggu nggak ya, mudah mudahan pak Daniel tidak marah dengan kedatanganku. batinnya dan terus melangkah hingga kini Zifara pun sudah berdiri di depan pintu.
Tok.. tok... tok... Zifara mengetuk pintu, tak lama handlenya berputar pertanda bahwa pintu di buka dari dalam.
Sosok Familiar pun muncul dengan raut wajah yang masih kusut.
Zifara tersenyum saat melihat Daniel yang kini berdiri di depannya ,meski terlihat Pandangannya tidak suka, Sebaik mungkin Zifara tetap menunjukkan wajah yang setegar mungkin, meski hatinya meronta ronta menangis bagaikan tertusuk jarum dengan keadaannya saat ini.
''Maaf pak, kalau saya mengganggu, menundukkan kepalanya sopan.
''Hmmm... ngapain kamu ke sini?'', tanya Daniel, masih seperti biasanya wajah Daniel terlihat datar..
''Saya mau bicara sama bapak, ini tentang pernikahan kita, ucapnya Zifara yang tau keadaan pun memelankan suaranya, takut kalau ada yang mendengar selain mereka berdua ,meskipun mustahil, karena di rumah itu yang tak ada penghuninya selain pak Bejo.
''Bicara apa, apa kamu sudah tidak betah dengan pernikahan ini, Ucap Daniel.
Sedangkan Zifara masuh saja menanggapinya dengan senyuman..
''Bukan tidak betah, tapi kita tidak mungkin seperti ini terus menerus, saya akan mundur, tapi beri waktu saya sedikit lagi untuk siap menjadi janda.
Deg... jantung Daniel tiba tiba saja berdetak kencang,
''Dan saya akan pergi sejauh mungkin dan tidak akan meninggalkaan jejak, supaya tidak ada yang tau dan curiga tentang hubungan kita, lanjutnya dengan mata yang mulai berkaca kaca karena menahan air mata yang sudah singgah di pelupuk mata.
''Sampai kapan?'', tanya Daniel singkat,
''Sampai Devina lulus, dan aku akan membawanya pergi dari kota ini, ujarnya lagi, mengingat ini adalah akhir semester Devina menuju kelulusan.
''Baik, aku terima tawaran kamu, tapi selama itu pula kamu harus melakukan tugas kamu seperti yang di ucapkan Norman.
Zifara kembali mengangguk. Dengan cepat Daniel menutup pintunya kembali dan tak menghiraukan Zifara yang masih mematung,
Air mata yang di tahannya itu pun luruh sudah membasahi pipinya, tubuhnya yang masih lemah menopang dinding di sampingnya karena kakinya terasa lentur dan tak kuat untuk berjalan.
Tuhan, kuatkanlah diriku, jadikan semua ini hikmah bagiku, aku ikhlas meskipun ini berat, dan aku akan menjadi wanita yang tangguh, batinnya berjalan pelan menyusuri tangga untuk turun.
Zifara tidak menyangka, akan terjebak dalam sebuah pernikahan yang sengit, di mana suami yang tidak mencintainya , begitupun dirinya yang juga tidak mencintai Daniel, namun Zifara masih menjunjung tinggi ikrar yang telah di ucapkan Daniel, menjadi janda bukanlah impiannya, namun itulah yang akan terjadi pada dirinya sebentar lagi, tak bisa di bayangkan, bagaimana kehidupan nantinya setelah bercerai, akankah lebih baik ataukah lebih buruk.
Sedangkan di dalam kamar, Daniel menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, meresapi setiap inci kata yang keluar dari mulut Zifara, entah kenapa ucapan Zifara membuatnya merasa sesak ,meskipun perpisahan dengan Zifara adalah hal yang di inginkan ,namun kali ini ada rasa tak rela.
''Kenapa dengan diriku, harusnya aku senang karena wanita itu sudah merencanakan Perceraian, lagi pula sebentar lagi aku akan menikah dengan Monica, dia hanyalah duri yang datang tak di undang, gumamnya kecil sambil menatap langit langit kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
EndRu
mulai nyesek 😭😍😭
2022-09-24
0
Hikmah Araffah
jangan takut zi km bakal jadi janda kembang hihi
2022-08-20
0
Juliezaskia
😭😭😭😭
2021-08-12
0