Wajah suram itu mengekori tubuh Daniel sampai di gedung kantor miliknya ,mengoyak hati yang jelas jelas tak peduli dengan wanita yang tergolek lemas saat ini, hingga tak menghiraukan setiap sapaan dari para karyawan yang melintasinya, seakan raganya menghilang dari tubuhnya ,dengan gerak kaki nya kini pria itu tiba di ruangannya.
''Pagi pak, bahkan sapaan dari sang sekretarisnya itu pun tak di jawabnya.
Kenapa lagi dia, apa berantem lagi dengan Monica, batinnya menerka.
Akhirnya Norman hanya menaruh berkas di atas meja lalu pergi meninggalkannya,
''Woy... Om kenapa?'',, tanya Kevin yang baru saja tiba.
''Kakak kamu kayaknya lagi galau, nggak tau kenapa tadi aku sapa nggak di jawab, ucap Norman membuat Kevin mengerutkan alisnya, itu bukan jiwa kakaknya, Karena Daniel bukan presdir yang dingin dan angkuh, ia hanya menunjukkan sikap tegas dan wibawanya sebagai seorang atasan pada semua orang.
''Beneran Om, tanya Kevin lagi penasaran, Kevin membuka pintunya sedikit menyembulkan kepalanya ke dalam dan menatap wajah bernada seperti yang di bilang Norman, Daniel memejamkan matanya di sofa.
''Kira kira kenapa ya Om ,Dengan cepat Pertanyaan itu terlontar, tak mendapat jawaban malah mendapat toyoran.
''Kalau aku tau nggak mungkin aku nanya sama kamu, ini kerjaan kamu, berlalu melewati Kevin yang masih mematung.
Lagi lagi Kevin merasa magang di sini adalah petaka baginya, tugas yang di berikan bukan menyangkut materi kuliahnya melainkan hal yang di luar nalar, ingin belajar malah di suruh nenangin orang yang lagi galau, itu menurutnya memang tidak masuk akal, Tapi Kevin sudah terlanjur terjebak dalam situasi itu, jadi mau tidak mau itulah resiko yang harus di tanggungnya.
Magang di tempat para bos yang soplak, jelas salah jalan nih, batinnya memegang handle pintu.
''Kevin...suara itu membuat Kevin menoleh.
''Dion, Susi ,kalian magang di sini juga, terkejut.
Hemmm... lah kamu juga disini, kirain di mana, kedua sahabatnya itu pun terkejut dengan kehadiran Kevin.
Namun bagi Susi wanita cantik itu menganggap Kevin bukan sekedar sahabat, ada rasa lain yang menyelimuti hatinya, sebangsa perasaan suka, meskipun Kevin tak pernah meresponnya.
Kevin mengangguk, ''Tapi aku tak se beruntung kalian yang akan mendapat pengajaran di sini, aku cuma jadi jongos, ucapnya kesal ingat dari awal tes sampai hari berikutnya dan hari ini yang belum di lewatinya pasti sama seperti kemarin
Susi tersenyum dan mengelus pundak Kevin dengan lembut.
''Kamu yang sabar ya, nanti kalau kamu butuh bantuan aku siap, tawarnya.
Idih.....amit amit mendingan aku minta bantuan OB dari pada kamu, batin dalam hati.
Tak mau berlama lama menatap wajah Susi, Kevin pun mencari cara menghindari mereka.
''Kalu gitu aku masuk dulu, ada tugas,
Setelah mereka berpisah Kevin segera membuka pintu , belum juga melangkahkan kakinya, Sebuah map sudah melayang di wajahnya, untung tangannya itu lincah dan bisa menangkap jadi tidak sampai jatuh ke lantai.
Ini sebuah pertanda buruk bagi Kevin, pertemuan di awal saja sudah tak meng enakan, apa lagi tengah dan Akhir, sehari bagaikan setahun bagi pria tampan itu saat berada di dalam ruangan kakak sepupunya dan itu membuatnya muak.
Namun Kevin tak mau menyerah untuk melunakkan hati Daniel.''Kakak kenapa?'', merapikan kembali Dokumen yang sedikit berantakan.
Helaan nafas kasar itu terdengar oleh Kevin yang mematung di depan Daniel ,seakan masih enggan untuk mengeluarkan suara emasnya.
''Ayolah kak, cerita siapa tau aku bisa bantu, Kevin mencoba membujuk Daniel, dan selalu mungkin.
''Ambilkan makanan, aku lapar, seketika itu Kevin mengepalkan tangannya dan menyengirkan hidungnya.
Mulai Vin, siap siap seharian ini kamu yang jadi pelayannya, batinnya.
Dengan wajah jengkelnya Kevin keluar dari ruangan Daniel.
Melihat wajah Daniel yang di tekuk membuat Norman seketika iti tertawa lepas seperti mengejek.
''Kenapa Om tertawa, lucu, tanya Kevin dengan wajah merengutnya yang sadar keberadaan Norman di ambang pintu ruangannya.
''Memang kamu di suruh apa sama pak Daniel?'', kepo
''Ambil makan, katanya lapar.
''Memang Zifara nggak masak, kok sampai pak Daniel makan di kantor, tanya lagi Norman.
''Zifa, siapa dia, tanya Kevin yang memang belum mengetahui nama wanita yang saat ini berada di rumah Daniel.
Dengan langkahnya Kevin menghampiri Norman melupakan perintah Daniel.
''Itu, wanita muda yang katanya pembantu pak Daniel. Jelasnya membuat Kevin mengangguk anggukkan kepalanya ingat wanita yang menyuguhinya teh waktu itu.
''Memang dia beneran pembantu kakak, kayaknya dia pantas jadi istrinya kakak deh, dari pada kak Monica, celetuknya Kevin semakin penasaran, karena melihat dari wajahnya wanita yang kini di ketahui namanya itu pun jauh lebih muda darinya.
Norman menjentikkan jarinya karena pemikirannya pun sama kalau Zifara itu memang pantas menjadi istri Daniel bukan pembantu.
Setelah mengambilkan makanan, Kevin masuk dan menghampiri Daniel yang masih berada di tempat semula, tak ada perubahan dalam duduknya, apa lagi wajahnya masih saja terlihat masam, seperti tak ada gairah untuk bekerja, pandangannya kosong.
''Kak ,menepuk pahanya Daniel.
Hemmm... Sedikit merasa gugup, karena fikirannya yang tak fokus ada di ruangannya.
''Ini makanannya, menyodorkan seporsi makanan dan minuman tepat di depan Daniel.
Daniel yang segera ingin mengalihkan fikirannya pun mengambil sendok dan mulai menyantap makanan yang tersaji di depannya.
Namun kunyahannya tiba tiba saja berhenti dan kembali meletakkan sendoknya di atas meja.
''Kenapa lagi nggak enak?'', tanya Kevin.
''Rasanya hambar nggak enak, mengambil segelas air putih lalu meneguknya.
''Kalau air putihnya manis?'', tanya Kevin mencoba menggoda.
Mendengar pertanyaan absurd dari sepupunya, Daniel menghentikan minumnya dan menggantung gelas yang masih di pegangnya.
''Bukan hanya manis tapi asin, gurih, pedas, semua nya menyatu di air putih ini ,pokoknya lengkap, apa lagi kalau gelasnya melayang di kepala kamu, menunjukkan gelas yang kini isinya tinggal setengah, entah apa maksudnya, Kevin membayangkan kalau masalah yang di hadapi Daniel saat ini memang sangat serius.
Kevin yang merasa ngeri hanya menelan ludahnya dengan susah payah lalu tersenyum meraih gelas dari tangan Daniel, takut kalau benar apa yang di ucapkan, bisa hancur wajah tampannya yang menjadi idola di kampus saat ini.
Dengan cepat cepat Kevin membawa kembali makanannya keluar dari ruangan Daniel, di cobanya sambil berdiri di depan pintu, satu suapan, ternyata tak seperti yang di katakan Daniel padanya membuatnya heran.
''Ada apa dengan kak Daniel, kalau masalah kantor pasti Om Norman juga ikut bingung, kalau berantem dengan kak Monica tak sampai segitunya, terka nya.
Karena Kevin pun beberapa kali menyaksikan pertengkaran Daniel dan Monica, dan kali ini suasana hatinya terlihat lebih parah dari biasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Sri Cntya
emmm afa rasa dihti..makanya jgn kau sia2kn cm nungguinbyh ngk pasti
2021-08-22
0
Juliezaskia
otw bucin ..kudanil
2021-08-12
0
Rosmery Napitu
sabar Vin...ada yg mulai bucin...🤣🤣🤣🤭🤭
2021-08-01
0