Ada rasa canggung dalam diri Daniel di pagi ini menatap wajah serius Zifara yang sibuk memasak di dapur, semalam saja ingin tidur lelap tidak bisa gegara wajah wanita yang di nikahinya itu selalu muncul melintas di hadapannya, apa lagi saat ini adalah kenyataan ,berulang kali Daniel mencoba menghapus bayangan itu namun tak bisa.
''Pagi pak... sapa Zifara membawakan secangkir kopi panas, kali ini semakin membuat jantung Daniel tak bisa di kondisikan, seakan mau loncat, andaikan Zifara lebih dekat lagi mungkin bisa mendengar detakannya.
Apa aku memang terkena penyakit jantung, kenapa dari kemarin rasanya seperti mau meledak seperti ini ,batinnya bingung.
''Pagi... bahkan menjawab itu pun seperti gugup dan itu langsung di sadari oleh Zifara.
Kenapa dengan pak Daniel, kenapa dia terlihat gerogi, apa karena pak Daniel belum terbiasa aku sapa, batinnya.
Daniel yang masih sedikit bingung dengan dirinya pun memilih menikmati kopi dari Zifara.
Dari jauh tertangkap wajah yang tak asing masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu menghampiri Daniel yang masih duduk di sofa, siapa lagi kalau bukan Norman sang sekretaris.
Belum juga menyapa, Daniel langsung menarik tangan Norman yang saat ini berdiri di depannya.
''e...e..e.... kenapa pak ,tanya Norman kaget saat Daniel meletakkan telapak tangannya tepat di dadanya.
Pria itu terjengkang sedikit mengolengkan tubuhnya.
''Apa kamu juga merasakan aneh di dadaku ini?'' tanya Daniel ,wajahnya mendominasi antara serius dan takut ,ada juga rasa yang tak bisa di ungkapkan entah apa, Daniel masih bingung.
Norman yang sedikit bingung pun akhirnya fokus pada telapak tangannya yang kini malah menempel di dada Daniel yang masih berbalut piyama tidurnya.
Norman merasakan dengan jelas detakan jantung Daniel yang begitu kencang , dan itu memang di atas kenormalan.
''Apa yang bapak rasakan?'', Norman ikut duduk di samping Daniel berharap mendapat penjelasan darinya.
Sedangkan Daniel hanya memutar kedua bola matanya, pasalnya dirinya itu pun tak merasakan keanehan apapun selain jantungnya.
Akhirnya hanya mengangkat kedua bahunya lah yang menjadi jawaban.
''Apakah bapak merasakan sakit di bagian yang lain,atau mungkin nyeri, Norman semakin meminta penjelasan dengan pasti.
Dengan cepat Daniel menggeleng, karena itu semua pun tak di rasakannya.
Norman menarik kembali tangannya dengan pelan dan memegang dagunya.
Apa mungkin pak Daniel sedang jatuh cinta, tapi sama siapa, bukankah Monica adalah tunagannya sejak lama, masa iya baru sekarang dia merasakan itu, nggak mungkin, lagi pula mereka kan sering bersama, tapi jantung pak Daniel ini.... Bahkan Norman sulit sekali untuk melanjutkan terka nya.
Norman ikut bingung, karena itu persis seperti yang di rasakan Norman saat bertemu dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya, Norman hanya bisa menahan tawa , membayangkan, jika itu benar seperti yang di fikirannya pasti lucu abis, apa lagi sampai kalau ada yang tau selain dirinya. .
''Kamu panggil dokter spesialis jantung sekarang!", aku ke kamar dulu, ucapnya langsung beranjak meninggalkan Norman yang masih di selimuti kebingungannya.
Lebih lebih ucapan ini membuat Norman mengernyit, jika Daniel sampai salah terka dengan Jantunganya dan ternyata dirinya lah yang benar pasti sang dokter akan lebih menertawakannya, namun Norman bisa apa selain menuruti semua titahnya.
''Masa iya, pak Daniel punya penyakit jantung, kelihatannya selama ini tak pernah ada tanda tanda punya riwayat penyakit dalam, gumamnya.
Seperti yang di perintah Daniel, Norman pun mengeluarkan ponselnya untuk memanggil dokter.
Zifara yang melihat Norman di ruang tamu sendirian pun berjalan menghampirinya dengan secangkir kopi di tangannya.
''Pagi pak, sapanya menaruh kopi di atas meja.
''Pagi Zi, kamu sudah beneran sehat?'', tanya Norman lagi.
Zifara mengangguk dan tersenyum, ''Seperti yang bapak lihat, saya sehat dan besok mungkin saya sudah bisa kerja lagi .
Setelah Zifara berlalu, Norman kembali melanjutkan teleponnya untuk menghubungi dokter atas perintah Daniel.
Sedangkan di dalam kamar, Daniel hanya mondar mandir memikirkan bagaimana jika dirinya beneran punya penyakit jantung, ada rasa takut dan sedih saat ini yang menyelimutinya , ia pun tak seperti Daniel yang selalu berkuasa dengan segala kegagahannya.
Setelah puas dengan menyusuri setiap sudut kamarnya, kini Daniel memilih duduk di pinggir ranjang sambil menjambak rambutnya ,menunggu sang dokter datang,karena dirinya pun tak sabar mendapat kepastian yang haqiqi.
Zifara dan pak Bejo pun ikut menyaksikan Norman yang sedikit panik saat berbicara di telepon, di hampirinya pria yang masih muda itu dan menepuk bahunya.
''Ada apa pak?'', tanya pak Bejo dari belakang Norman.
''Pak Daniel minta di panggilkan dokter jantung, katanya ada yang tidak beres dengan jantungnya, jawab Norman masih dengan ponsel yang di genggamnya.
''Apa, sakit jantung, Zifara menyahut dari kejauhan, kembali memastikan kalau yang di dengarnya itu tidak salah.
Norman mengangguk pelan.
Kasihan Pak Daniel, ternyata selama Ini dia sangat menderita ,pria setampan itu punya penyakit dalam, sebelum aku berpisah dengannya, aku akan menjaganya, lagi pula aku kan istrinya meskipun dia tidak mengakuinya, dan aku akan sebaik mungkin mejalankan peranku, jika ini akan menjadi kenangan yang indah sebelum bercerai , kenapa tidak, bicara dalam hati.
Selang beberapa menit, pintu di kejutkan dengan ketukan, di bukanya pintu utama oleh pak Bejo, ternyata dokter yang di hubungi Norman yang datang
''Di mana pak Daniel?'', tanya dokter Jafran, dokter spesialis jantung seperti yang di pinta Daniel.
''Di atas, menujuk ke arah tangga, Norman pun mengantarkan Dokter Jafran ke atas kamar Daniel.
Setibanya Dokter langsung masuk kedalam kamar, sedangkan Norman dan pak Bejo menunggu di luar depan pintu.
Selama pemeriksaan di dalam, pak Bejo maupun Norman berdoa semoga hasilnya tak sesuai apa yang di takutkan Daniel.
Begitu juga dengan Zifara yang ada di dapur ,ada rasa khawatir jika apa yang di dengar dari mulut Norman itu terjadi, pastinya Daniel akan merasa putus asa menjalani hidupnya, apa lagi ia maisih sangat muda.
Semoga saja pak Daniel baik baik saja, dan tidak punya penyakit apapun, batinnya Masih berharap hal yang positif.
Setelah di tunggu dalam beberapa menit, kini pintu kamar Daniel terbuka, muncullah sang dokter dengan sebuah senyuman kecil, Pak Bejo dan Norman saling pandang, berharap suara dari Dokter Jafran namun nihil, Sang dokter hanya melewati mereka berdua menuruni anak tangga tanpa menjelaskan sepatah kata pun.
Norman langsung masuk bersama pak Bejo berharap mendapat penjelasan dari Daniel, namun nihil juga pria itu malah memilih meringkuk sambil memejamkan matanya.
Sesampainya di bawah, pak Jafran langsung saja menghampiri Zifara yang saat ini sibuk bergulat dengan sapu.
''Non, jaga pak Daniel dengan baik ya, saya yakin hanya Non yang bisa menyembuhkan penyakit pak Daniel, ucap Dokter Jafran dengan ramah dan di selingi senyuman.
Zifara hanya mengangguk pelan meskipun masih bingung dengan ucapan Dokter Jafran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
EndRu
dokter gaul nih..
tau sakit apa sebenernya pasiennya.. pernah jatuh cinta dia 😀😀😀🤩
2022-09-24
0
Hikmah Araffah
dokternya pasti udah tau😂
2022-08-20
0
merry sengkey
😂😁wkwkwkwk
2021-10-20
0