Dengan penuh keyakinan Daniel melangkahkan kakinya menuju pintu rumah utama keluarga Wibowo ayah dari Monica, keinginannya untuk maju ke jenjang yang lebih serius membuatnya membesarkan tekadnya .
Selang beberapa detik mengetuk pintu, kini rumah itu terbuka lebar untuknya.
''Silahkan masuk pak!'', wajah familiar itu pun di sapa ramah oleh pembantu Monica dengan kesopanannya.
''Pak Wibowo ada?'', tanya nya,.
''Ada pak, silahkan duduk saya panggilkan.
Tak butuh waktu lama untuk menunggu pria paruh baya itu sudah datang dengan baju casual menghampirinya.
''Daniel, ujarnya sambil tersenyum renyah.
''Apa kabar pak, sapa Daniel dengan sopan yang jarang sekali di tampilkan, selain status nya sebagai calon mertua, pak Wibowo juga rekan kerja yang menanam saham di perusahaannya.
''Baik, kamu nggak ngantor, tumben kesini nggak bilang, tanya pak Wibowo duduk di depan Daniel.
''Maaf pak, maksud saya ke sini mau membicarakan pernikahan saya dengan Monica, katanya dia batal ke Luar negeri, Gi mana kalau kita menikah dulu sebelum ia pameran, ucapnya tanpa basa basi.
Pak Wibowo diam menimbang ucapan Daniel, seperti nya ada sesuatu yang menahannya, karena untuk urusan ini bukan hanya satu pihak melainkan ada pihak yang lain yang akan melakoninya.
''Apa kamu sudah bicara dengan Monica,?'',tanya pak Wibowo lagi.
Daniel menggeleng, maksud hati memang ingin meminta pendapat dari tubuh tua itu karena beberapa kali mengatakan itu Monica selalu menolaknya dan bilang nanti dan nanti setelah dirinya sukses.
Diam sejenak keduanya tak saling bicara, Daniel menautkan kedua tangannya hanya menunggu sebuah jawaban lagi dari pak Wibowo.
''Maaf Dan, bukan aku tidak mau, tapi kita tunggu Monica dulu, aku sangat setuju jika kalian secepatnya menikah, itu akan menambah kekuatan di perusahaan kita, tapi, Gi mana dengan Monica, jawabnya.
''Aku tidak setuju, ucap dari belakang sedikit berteriak sambil berjalan menuju sofa tempat Daniel dan pak Wibowo singgah.
Dengan dua mata yang masih bisa menatap dengan tajam, Daniel melihat ada rasa tak suka di wajah Monica tentang apa yang di bicarakannya.
''Sudah berapa kali aku bilang sih Dan, belum sekarang, kita masih muda belum waktunya aku untuk berumah tangga, jelasnya lagi duduk di smaping pak Wibowo.
Tepat, Monica mengingkari janji, yang di ucapkan sebelum karirnya menjulang, bahkan Daniel lah yang menjadikan dirinya seorang model terkenal, ucapan Monica bagaikan sabu yang membuat Daniel terlena, hingga mengeluarkan uang miliaran demi karirnya tanpa campur tangan pak Wibowo, tapi apa nyatanya Kacang pun lupa dengan kulitnya, bahkan dengan tegasnya Monica menolak untuk menikah dengan Daniel saat ini , padahal tak banyak yang di minta pria tampan itu, hanya menjadi seorang istri.
Meskipun Daniel merasa jenuh , dirinya masih sabar menunggu sang kekasih,
''Terus sampai kapan aku harus menunggu?'', tanya Daniel dengan serius.
''Sampai aku siap untuk menjadi seorang istri, sampai aku siap untuk melahirkan anak kamu, dan sampai aku siap, untuk melepas karirku. ucapnya dengan tiga kali helaan nafas tanpa menatap wajah Daniel sama sekali.
Hanya mendengarkan yang bisa di lakukan Daniel saat ini, bukan waktunya saling unjuk gigi untuk saling memenangkan ego.
''Oke, kalau gitu untuk saat ini lebih baik kita tidak ketemu dulu, ucapnya melepaskan cincin tunangan yang beberapa bulan lalu di sematkan oleh kekasihnya di jari manisnya.
''Kita intropeksi diri masing masing, dan aku tidak tau kapan aku sabar menunggu kamu yang belum punya kepastian, jawabnya lalu beranjak dan keluar dari rumah Pak Wibowo tanpa pamit.
Tidak ada panggilan lagi dari Monica maupun Pak Wibowo yang seperti di harapkannya, itu berarti Monica pun menerima pendapat dari Daniel untuk keduanya saling menjauh dulu.
''Jalan pak!'', ucapnya dengan wajah datar , berbeda dengan yang tadi, kini pak Bejo tidak tahan untuk tidak bertanya pada majikan yang sudah menopang hidupnya bertahun tahun.
''Ada masalah pak?'', tanya pak Bejo dengan bibir gemetar takut kalau Daniel tidak sudi untuk menjawabnya.
Daniel tersenyum getir mengingat semua kata dari Monica yang dengan lantang menolaknya.
Huh.... Cuma masalah kecil pak, bukan pekerjaan yang bisa membuat saya bangkrut, ucapnya lagi mengalihkan pembicaraan.
Ikatan cinta yang pernah di rajut dengan kuatnya itu kini mulai memudar, ada rasa kecewa yang mengendap dalam hati Daniel, hanya ketabahan hati untuk bisa melepaskan apa yang pernah di miliknya ,entah sampai kapan hanya waktu yang akan menjawab.
.
.
.
.
.
Dari halaman butik, Zifara berlari kecil menuju pintu utama tempatnya bekerja, takut kalau hari ini dirinya telat dan mendapat omelan atau pacaran dari sang pemilik.
Clingak clinguk mencari mobil ternyata Bu Cantika memang belum datang membuatnya bernafas dengan lega.
''Kenapa Zi, suara dari belakang itu mengangetkan dirinya hingga terbelalak.
Bu Cantika datang, dari mana nih orang, atau jangan jangan aku mimpi, batinnya menepuk kedua pipinya.
Sakit....rintihnya lagi dalam hati.
Dengan wajah yang masih di penuhi keringat, Zifara menoleh menatap wajah cantik yang kini mematung di belakangnya.
''Ibu... Maaf, saya baru datang, ucapnya ragu sambil garuk garuk kepala yang tidak gatal.
''Tidak apa apa, cuma saya mau tanya kenapa kemarin kamu tidak masuk, apa kamu sakit?'',ucap Bu Cantika mungkin mengingat saat Zifara lembur dan di saat Zifara pulang pun hujan.
Zifara menggeleng pelan.
''Sibuk di rumah bu, biasa bersih bersih, kasihan adik saya, Alasan yang sedikit tidak masuk akal namun di terima oleh Bu Cantika,karena hanya itu yang saat itu melintas di benaknya.
''Oke, sekarang silahkan bekerja kembali.
Dengan segera Zifara masuk dan mulai bergelut dengan pekerjaannya.
''Kamu kelihatannya buru buru kenapa Zi, tanya Lia sahabat satu profesinya.
''Iya nih ponselku rusak ,jadi aku harus jalan untuk cari ojek, karena nggak bisa panggil ojol, ceplosnya membuat sahabatnya mengernyit.
''Motor kamu kemana?'', tanya Lia lagi.
Zifara membulatkan matanya, karena kemarin waktu datang ke rumah Daniel masih meninggalkan motornya di rumah. begitu pun dengan punya Devina.
''O... iya aku kan punya motor, justru kata itu lagi yang membuat sahabatnya penuh tanda tanya.
''Kamu amnesia, celetuk Lia..
Bukan lagi amnesia, tapi kalau setiap hari kayak gini terus pasti lama lama aku benaran pikun.batinnya.
Ada senyuman yang terukir saat mengingat motornya di rumah, Zifara berniat ingin pulang mengambil motornya sekalian menjenguk Devina di rumah sang Bibi.
''Zi, nanti sore kita main yuk,kayaknya sudah lama kamu nggak ikut nongkrong, ajak Karen salah satu sahabatnya.
Dengan cepat, Zifara menangkupkan kedua tangannya, itu pertanda bahwa dirinya sudah jelas menolak.
''Maaf ya, mulai hari ini dan seterusnya kayaknya aku nggak bisa bebas deh, ada pekerjaan lain di rumah yang harus aku kerjakan, dan ini tu benar benar nggak bisa di tinggalkan, dengan bibir yang terasa berat Zifara mengucapkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Hikmah Araffah
gmn Nil dapet penolakan🤣
2022-08-20
0
Yani
kuwalat lo niiil.
2021-08-27
0
Sri Cntya
aahhaaa rencan mau nyerai .. mau berlnjut nikah sm minica mlh ngk mau dia...km menyia2kan irang yg mwnolongmu
2021-08-22
0