Tersesat

Setelah merasa lelah,.Pak Jaya baru sadar bahwa dirinya menuju jalan yang salah. Pantas saja sejak tadi tidak juga sampai-sampai, perasaan jalan masuk kerumah si mbah, tidak terlalu jauh masuk kehutan.

Pak Jaya melihat disekelilingnya, dengan wajah bingungnya.

"Kenapa aku bisa sampai kesini" Tanya Pak Jaya kepada dirinya sendiri.

Ya, tempat yang sekarang Pak Jaya tempati adalah tempat dimana dia memperkosa Dewi bersama beberapa anak buahnya sewaktu Dewi masih hidup.

Rumah tua dengan keadaan yang sudah tidak layak pakai, serta rumput yang bahkan merambat hingga ke atas atap rumah tua itu. Ditambah lagi dengan suasana matahari yang semakin menggelap, karena sebentar lagi waktu malam akan tiba.

Pak Jaya bergidik ngeri, bulu kuduknya tiba-tiba saja merasa merinding. Ditambah lagi suasana hutan yang begitu sepi dan menyeramkan.

Pak Jaya pergi menjauh dan meninggalkan tempat itu, dengan langkah yang sedikit dipercepat.

Namun, setelah lama berjalan. Pak Jaya kembali dikejutkan dengan keberadaan nya yang kembali kerumah tua itu lagi.

"Kenapa aku kembali kesini lagi" Ucap Pak Jaya dengan nada bingungnya.

Pak Jaya melihat kearah langit dengan menengadahkan wajahnya keatas, melihat suasana hari saat ini. Nampak langit semakin bewarna keabu-abuan serta angin yang semakin kencang.

"Hari sudah semakin gelap, Ssssssssssss" Angin pun ikut berdius kencang, menandakan bahwa akan turun hujan sebentar lagi.

Tidak lama setelah itu, hujan pun turun dengan sangat lebat.

Pak Jaya terpaksa harus masuk kedalam rumah tua itu, dengan perasaan yang masih was-was berharap bahwa dia tidsk akan ditunjukan sosok arwah Arumi ditempat itu.

Hari sudah semakin larut, namun hujan tidak juga kunjung selesai.

Pak Jaya merasakan hawa dingin dari hujan seakan menusuk tubuhnya hingga ketulang-tulangnya.

"Kenapa rasanya dingin sekali" Pak Jaya melipatkan kedua tangannya kedepan dadanya, sembari mengusapnya perlahan agar sedikit mengurangi rasa dingin yang iya rasakan.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara pintu itu diketuk dari luar, Pak Jaya terkejut sekaligus merasa takut akan suara pintu yang diketuk.

"Siapa itu, kenapa dia mengetuk pintu dirumah setua ini" Batin Pak Jaya.

Tok

Tok

Tok

"Hahh" Suara ketukan kembali terdengar, membuat Pak Jaya kembali terkejut.

Pak Jaya berdiri dari duduknya, dia memberanikan diri untuk melangkah kearah pintu itu dengan sedikit ragu-ragu.

Namun rasa penasaran akan seseorang yang mengetuk pintu itu telah berhasil membuatnya berani untuk melihat kedepan.

"Semoga saja itu bukan arwahnya Dewi" Batin Pak Jaya, masih dengan langkah perlahannya.

Krettttttttt

Pak Jaya membuka pintu itu perlahan dengan sedikit memejamkan matanya.

"Ternyata kamu disini" Tanya seseorang didepannya. Hal itu membuat Pak Jaya terkejut dan membuka matanya.

"Mbah" Ucapnya

"Aku tersesat Mbah" Sambung Pak Jaya lagi.

"Iya aku tau, itu sebabnya aku kesini mencari mu" Balas Mbah Gudung.

"Ayo" Ajak si Mbah lagi.

"Iya Mbah" Pak Jaya mengikuti si Mbah, dengan menggunakan payung yang Mbah itu bawa.

Setelah lama berjalan, Pak Jaya diantar sampai kerumahnya.

"Terimakasih Mbah" Ucap Pak Jaya dan berbalik arah melihat si Mbah yang berada dibelakangnya.

Namun, disaat Pak Jaya berbalik arah, si Mbah tidak lagi berada ditempatnya.

"Hah, kemana si Mbah" Ucap Pak Jaya bingung, dengan masih celingak-celinguk mencari keberadaan si Mbah.

Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Vickyp

Vickyp

dukun nya kenapa sih, bentar² muncul bentar² ngilang. itu dukun manusia apa hantu juga

2023-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!