Dewi Ditemukan

Setelah lama mencari, kini matahari sudah kembali menghilang, menandakan waktu malam sudah tiba.

Namun tidak mematahkan semangat para warga untuk tetap mencari keberadaan Dewi.

Sampai pada sebuah lembah, penuh dengan air yang kotor serta rumput-rumput rawa yang menjulang tinggi.

"Apa itu Pak RT" Salah satu warga menunjuk kearah depan mereka yang agak jauh.

Tanpa menunggu lama, Pak RT beserta para warga berlari kecil menghampiri sebuah benda dengan dibaluti warna putih yang menonjol itu.

Setelah hampir dekat, Para warga terkejut. Ternyata itu adalah Dewi yang sudah tidak sadarkan diri dengan pakaian putihnya yang terobek-robek.

Pak RT memeriksa nadi Dewi dengan meletakan tangannya di pergelangan tangan Dewi, Pak RT menghela nafas lega.

"Cepat bawa tandunya kesini, Dewi masih hidup" Teriak Pak RT

Empat orang warga yang sejak tadi membawa tandu, berlari kecil menghampiri Pak RT.

Setelah mengangkat tubuh Dewi keatas tandu, sepanjang perjalanan para warga membawa Dewi dengan memikul salah satu ganggang tandu itu secara bergantian dengan warga lainnya.

Setelah sampai didepan rumah, ternyata nenek selalu saja menunggu dengan ditemani beberapa warga wanita lainnya.

"Nenek mereka datang" Ucap salah satu ibu-ibu disana.

Nenek yang sejak tadi hanya menunduk, langsung melihat kearah yang ditunjukan ibu-ibu yang menemaninya sejak tadi.

"Dewi, Dewi" Nenek berlari menuju rombongan itu.

"Tenang nek, kita bawa Dewi kerumah dulu" Ucap Pak RT, nenek tampak sangat hawatir melihat keadaan cucunya yang terlihat menyedihkan itu.

Tanpa menunggu lama, para warga membawa Dewi masuk kedalam rumah dan membaringkan tubuhnya kelantai yang sudah disiapkan sebuah kasur kecil.

Para ibu-ibu dan juga nenek membersihkan tubuh Dewi serta mengganti pakaian Dewi.

Sementara para warga laki-laki menunggu diluar rumah, sembari menunggu seorang perawat datang.

Kerena ini hanya sebuah kampung, maka hanya ada seorang perawat saja disana. Itu pun penduduk asli dari sana yang menjadi perawat dikampung itu.

"Selamat malam Bapak-bapak" Seru Hendra yang baru sampai, perawat muda disana.

" Malam, silahkan" Balas Pak RT, sembari mempersilahkan perawat Hendra untuk masuk.

"Biar saya periksa dulu" Ucap Hendra yang sudah masuk kedalam rumah.

Hendra memeriksa Dewi dengan hati-hati. "Bagaimana mas" Tanya nenek yang tidak sabaran.

Hendra menghela nafasnya, "Begini nek, Dewil sepertinya mengalami pendarahan. Dewi sepertinya sudah disetubuhi lebih dari satu orang, itu sebabnya Dewi mengalami pendarahan dan pingsan seperti ini" Jelas perawat Hendra.

"Apa" Nenek benar-benar syok, hingga akhirnya nenek juga ikutan pingsan mendengar bahwa Dewi sudah disetubuhi seseorang.

Nenek diangkat kedalam kamar miliknya dan dibaringkan disana.

"Kasihan sekali ya, cantik-cantik tapi diperkosa"

"Itulah karmanya selalu sok jual mahal dan menolak lamaran orang"

"Idih aku mah ogah kalo gitu, aku gak mau lagi sama Dewi"

"Sangat disayangkan, cantik tapi sudah ternodai"

Begitulah kira-kira cibiran yang terlontar dari mulut para warga.

Tidak berapa lama, nenek sudah bangun dari pingsannya dengan memegang kepalanya yang sakit.

Nenek menangis tersedu-sedu, mengingat nasip malang yang di alami cucunya itu.

Perawat Hendra memasangkan impus ke tangan Dewi, dan memberikan obat-obatan kepada nenek.

"Ini nek, setelah Dewi bangun pastikan iya meminum obat ini" Ucap Hendra

Setelah merasa cukup, Perawat Hendra berpamitan kepada para warga dan pergi dari sana.

Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***