Misi Pencarian

"Kemarilah" Ucap orang itu dengan suara seraknya.

Pak Jaya mendekati orang itu dengan langkah ragu-ragu, "Mbah" Seru Pak Jaya lirih yang sudah didekat orang itu.

"Ada perlu apa kamu datang ketempat ini?" Tanya dukun itu, sebut saja namanya si Mbah Gudung.

Pak Jaya menceritakan semuanya tentang apa yang sudah iya lakukan, terlebih lagi setelah Dewi meninggal.

Pak Jaya merasa sangat ketakutan dikala iya juga menceritakan tentang Dewi yang mulai gentayangan di kampung nya, hingga membunuh ketiga anak buahnya yang dulu juga sempat memperkosa Dewi.

"Begitulah ceritanya mbah" Ucap Pak Jaya disela-sela akhir ceritanya.

"Jadi maksud kedatangan mu kesini agar aku mengusirnya dan melenyapkan arwah Dewi" Tanya Mbak Gudung, seketika Pak Jaya langsung mengangguk mengiyakan.

"Iya benar mbah" Balas Pak Jaya, penuh harap.

"Hmmmm, sepertinya aku tidak bisa melakukan itu. Dia terlalu kuat, kebenciannya yang iya bawa hingga mati, telah membuat arwahnya gentayangan, dan dia tidak akan berhenti jika pembalasan dendamnya tidak terbalaskan" Ucap Mbah Gudung lagi menjelaskan kepada Pak Jaya.

Pak Jaya langsung bergidik ngeri mendengar perkataan Mbah Gudung.

"Itu artinya, aku juga harus mati bersama anak buah ku, baru dia akan pergi" Tanya Pak Jaya, sambil memandang disekeliling.

Tiba-tiba saja, Pak Jaya merasakan hawa dingin yang mencekam, serasa menusuk jiwanya, serta bulu kuduknya yang merinding terasa akan hadirnya seseorang dibelakangnya.

Pak Jaya memberanikan dirinya untuk menoleh kebelakang, nampak Pak Jaya menghela nafas lega sambil mengelus-elus dadanya perlahan.

"Syukurlah, aku kira arwah Dewi datang lagi" Ucap Pak Jaya lirih, masih dengan mengelus dadanya perlahan.

Pak Jaya kembali menoleh kedepan, namun sosok si mbah sudah tidak ada ditempatnya, hal itu membuat Pak Jaya terkejut sekaligus kebingungan dengan sosok mbah yang menghilang.

Pak Jaya masih melihat disekeliling mencari keberadaan Mbah Gudung, namun mbah Gudung memang sudah tidak berada disana lagi.

Pak Jaya menatap kepada sesuatu yang berada didepannya.

"Apa ini" Pak Jaya mengambil sebuah kertas berserta sebuah kalung yang terbuat dari kain hitam serta permatanya yang juga terbuat dari kain hitam berbentuk persegi empat.

Pak Jaya mulai merasa penasaran akan sebuah kertas yang masih tergulung itu, iya mencoba membuka sebuah kertas yang sudah tergulung persis didekat kalung hitam tadi, dan mulai membacanya.

Isi Surat itu 🌺

Pakailah jimat ini selama 40 hari, dan carilah seseorang yang bernama Walisanga yang berada di gunung Sinabung Perkasa, dan mintalah bantuan kepadanya.

Ingat, waktumu hanya 40 hari, selama 40 hari itu arwah Arumi tidak akan bisa menyakiti dirimu. Namun jika kamu terlambat menemukan Walisanga, maka bersiaplah untuk mati dengan mengenaskan bersama anak buah mu itu. Hari mu dimulai dari sekarang.

Pak Jaya menelan salivanya pelan, setelah membaca isi surat itu.

"Astaga, bagaimana aku bisa menemukan Walisanga hanya dalam waktu 40 hari. Gunung Sinabung Perkasa itu begitu luas, bagaimana caraku mencarinya" Ucap Pak Jaya sedikit merasa frustasi, dengan mengacak-acak rambutnya sendiri.

Pak Jaya memakaikan jimat itu, setelah itu iya beranjak pergi dari sana menuju kampung kediamannya.

Disepanjang perjalanan, Pak Jaya terus saja memutar otak nya agar bisa menyelesaikan misi pencarian di gunung Sinabung Perkasa, tanpa memperhatikan jalannya, kemana arah iya pergi.

Setelah merasa lelah,.Pak Jaya baru sadar bahwa dirinya menuju jalan yang salah. Pantas saja sejak tadi tidak juga sampai-sampai, perasaan jalan masuk kerumah si mbah, tidak terlalu jauh masuk kehutan.

Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***