4 bulan Kemudian

🌹4 bulan Kemudian

Sudah hampir 4 bulan lamanya, Masalah Dewi juga tidak kelar-kelar.

Nenek merasa sangat hawatir melihat cucunya ini, apalagi sekarang Dewi sudah dinyatakan positif hamil oleh perawat disana.

"Malang benar nasip mu Dewi" Batin nenek menatap sendu kepada Dewi.

Dewi yang sedang memasak di tungku dapur, sedikit menoleh ke arah nenek. Ya, namanya juga dikampung, hanya memakai kayu bakar untuk memasak.

"Nek kenapa" Tanya Dewi, namun masih meniup api di tungku.

"Nggak kok nak" Ucap nenek

"Dewi" Panggil nenek lagi, Dewi hanya menoleh mendengar panggilan nenek.

"Kenapa ya, kok masalah kamu gak selesai sampai sekarang? Apa Pak Jaya menyogok kepala Desa kita dengan uang ya" Tanya nenek hawatir.

"Aku juga gak tau nek, kita tunggu aja kabar dari sana" Jawab Dewi

"Tapi nak, kandungan mu itu sudah hampir membesar. Apa kamu menikah saja dengan Pak Jaya, suruh dia bertanggung jawab" Ucap nenek lagi

"Tapi nek, aku gak mau. Biarkan saja aku membesarkan anakku ini sendirian" Jawab Dewi

"Baiklah, jika itu mau mu" Jawab nenek pasrah, namun tidak menutup kemungkinan kehawatiran nenek hilang begitu saja. Ditambah lagi, mulut pedas para tetangga yang selalu membicarakan kehamilan Dewi. Tentu itu akan mengganggu pikiran dan kesehatan nenek.

Dua minggu berlalu.........

Uhukk Uhukkkk Uhukkkk

"Nek, nenek sakit" Tanya Dewi hawatir

Nenek tidak menjawab, dan masih terus terbatuk-batuk.

"Nek kita berobat yuk" Ajak Dewi

"Nggak usah Dewi, nenek hanya batuk biasa kok, Uhukkkk" Balas nenek dengan suara lirihnya.

"Tapi nek......" Dewi begitu hawatir

Nenek tidak menjawab, "Baiklah, nenek istirahat ya" Dewi menyelimuti tubuh nenek dengan kain dan menatap kasihan akan tubuh nenek yang semakin hari semakin menua.

Malam harinya, Nenek terbangun dari tidurnya.

"Aku ingin buang air kecil" Ucapnya lirih, namun masih memegang kepalanya yang sakit. Nenek melihat kesisi kirinya, disana terlihat Dewi sedang tertidur pulas, nenek tidak tega membangunkan Dewi. Sehingga nenek memutuskan untuk pergi kekamar mandi sendiri dengan keadaan kepala yang begitu sakit.

Nenek bangun dan berjalan sempoyongan, iya menyusuri dinding dengan tangannya menuju kamar mandi yang berada dibelakang rumahnya.

Setelah sampai disana........

Bruaaakkkk.

"Aaaaaaaaaaaaa"

Dewi yang mendengar suara sesuatu terjatuh dan suara teriakan seseorang, dengan sigap iya segera bangun dari tempatnya. Dewi melihat disekelilingnya, sosok nenek tidak iya temukan di kamarnya.

"Nenek" Ucapnya lirih, dengan langkah cepat Dewi bangun dan berlari menuju arah suara yang berteriak tadi.

Setelah sampai didapur, Dewi mendapati sosok nenek yang sudah terbaring dilantai tidak sadarkan diri.

"Nenek" Teriak Dewi, menghampiri nenek dan mengangkat kepala nenek dan membaringkannya di pangkuan kakinya.

"Nenek, nenek, nek bangun nek" Ucap Dewi mencoba membangunkan nenek dengan menggoyang pelan pipi nenek.

Dewi kembali meletakkan kepala nenek kelantai, iya berlari menuju keluar.

"Tolong-tolong" Teriak Dewi yang diiringi isakkan tangisannya.

Para warga serta tetangga yang mendengar suara seseorang meminta tolong, dengan segera mereka datang menghampiri Dewi.

"Ada apa Dewi" Tanya salah satu warga

"Nenek, nenek" Ucapnya

"Ada apa dengan nenek" Tanya warga lagi

"Nenek pingsan didapur" Ucapnya

"Ayo, ayo" Para warga masuk kedalam rumah, dan melihat nenek masih terbaring dilantai.

Salah satu warga laki-laki memeriksa nadi tangan nenek, terlihat iya menggelengkan kepalanya dengan wajah tanpa harapan.

"Ada apa" Tanya Dewi hawatir

"Nenek kamu sudah meninggal" Balas laki-laki itu.

"Apa, tidakkkkkkkkkk" Teriak Dewi, diiringi dengan tubuhnya yang sudah ambruk kelantai.

"Duh, duh, Dewi pingsan" Para warga membantu mengangkat tubuh Dewi kekamar, serta yang lainnya membawa tubuh nenek keruang tamu serta mengemasi semua barangnya, agar terlihat rapi.

Biasakan Like and vote ya sesudah membaca🙏🌺🌺🌺

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***