“Arhhhhhh panass…… sakit…… tolong aku……..”
Mereka ber-empat sama-sama terkejut dan tiba-tiba terdiam seperti patung hingga suara Desia memecah batu keras yang seakan membuat mereka kaku tak bergerak.
“Kak cepat tolong dia, Kak. Dia kesakitan.” Desi bersuara.
Terlihat seorang security mendekat ke arah mereka.
“Ada apa ini. Dia kenapa?”
“Dia hendak menyiramku dengan air keras yang dibawanya, tapi kakakku menangkis tangannya dan tanpa sengaja mengenai dirinya sendiri, Pak.”
“Baiklah, saya akan menghubungi polisi dan ambulance.”
Randy dan Aarav saling memandang kemudian mereka sama-sama memandang Laila yang terlihat masih shock berat.
“Desia.” Panggil Randy
“Iya, Kak.”
“Dekati kakakmu, lihatlah dia terlihat shock.”
Entahlah siapa yang tega melakukan kejahatan tersebut. tapi dari suaranya dia terdengar seperti seorang perempuan.
Mereka ber-empat sedang berada berada di parkiran butik. Saat merasa ada yang memanggil Laila, mereka berempat serentak menoleh dan ekor mata Laila menangkap seseorang bersiap menyiramkan sesuatu ke arah Desi. Mungkin dia mengira kalau Desia adalah Laila karena secara sekilas apalagi dilihat dari belakang mereka memiliki gestur tubuh yang sama.
Dengan sigap Laila menangkis tangan orang tersebut dan naasnya air tersebut malah mengenai wajahnya sendiri.
Tangan Desia terulur untuk menyentuh bahu kakaknya. Laila terlihat kembali sadar dari tatapan kosongnya dan telinganya kembali menangkap rintihan kesakitan seseorang. Lalu dilihatnya seseorang di depannya sedang merintih menahan sakit karena terkena luka bakar di sekitar wajahnya.
“Kak, Kakak baik-baik saja?” Desia bertanya pada Laila
“Aku baik-baik saja Des.”
Laila merasa iba dan kasihan terhadap orang tersebut. Dia terlihat membuang nafas kasar kemudian bergerak hendak memberikannya bantuan. Dilihatnya si pelaku yang berubah menjadi korban menutup wajahnya menggunakan tangannya sendiri.
‘Tenanglah, buka tanganmu. Jangan seperti itu. Luka mu akan semakin serius kalau kamu seperti itu.”
“Ayo bantu bawa dia ke sumber air, cepat.” Teriak Laila lagi
Randy dan Security tadi bergegas mengangkat si korban ke keran air terdekat karaena kebetulan diparkiran tersebut terdapat keran air.
Laila mengikuti mereka pun dengan Desia yang mendorong kursi roda Aarav.
Setelah itu, Laila mendekat dan membasuh wajah korban tadi dengan air bersih sebanyak mungkin. Dia juga membasuh telapak tangan korban dengan air bersih. Kemudian tak lama terdengar sirine ambulance datang.
Butik tersebut memang sangat dekat dengan pusat layanan kesehatan, sehingga tak butuh waktu lama ambulance datang. Mendengar sirine ambulance, ornag-orang di dalam butik berhamburan keluar dan melihat apa yang terjadi.
Kemudian sang Security menjelaskan kronologi kejadiannya.
“Dokter Laila? Pertolongan seperti apa yang tadi dokter berikan pada korban?”
“Saya hanya membasuhnya dengan air bersih. Cepat bawa dia dan berikan penangan yang baik, saya akan menyusul.”
Aku seperti tidak asing dengan perempuan itu. Batin Laila
“Baik, Dokter.”
Si korban di bawa ke rumah sakit Affandi menggunakan Ambulance.
“Astaga, Laila, Desia kalian tidak apa-apa sayang.” Ellea Datang dengan raut histerisnya.
“Kami baik, Tante. Tapi dia terluka karena aku berusaha melindungi Desia.” Raut wajah Laila menyiratkan bahwa dia merasa bersalah apa yang telah dilakukannya tadi.
“Kakak tidak bersalah. Dia memang sengaja melakukan itu, tapi dia salah orang. Dia mengira aku adalah kakak. Mungkin bila tadi dia yang hendak menyiram kakak, aku juga akan melakukan hal yang sama dengan yang kakak lakukan. Jadi Desi mohon kakak jangan seperti ini.”
“Desi benar, Sayang. Tante yakin kamu tidak bersalah. Di sini ada CCTV, itu bisa digunakan untuk membuktikan kalau kamu hanya membela diri.”
“Kau tenang Laila, gue sama Randy pasti akan bantuin, Lo.” Kini Aarav berbicara
“Aarav benar, gue bakal bantuin, Lo. Lo ga perlu khawatir.”
Kemudian terdengan polisi datang. Mereka meminta rekaman CCTV serta membawa barang bukti berupa pecahan gelas kaca yang diduga menjadi tempat menyimpan air keras tadi.
Polisi juga membawa serta Aarav, Randy, Laila, Desia, dan Security Butik Ellea sebagai saksi.
Mereka semua di interogasi pihak kepolisian selama beberapa jam dan Laila menjadi yang paling lama. Dari mereka berangkat pukul 11 siang dan baru selesai pukul tujuh malam. Sungguh, interogasi yang memakan waktu lama, karena memang korbannya bukan sembarang orang.
Laila dinyatakan tidak bersalah dalam kasus tersebut dan hanya membela dirinya.
Mereka memesan taksi online untuk membawanya kembali ke Butik Ellea karena mobil mereka masih berada di Butik Ellea.
Laila nampak pucat hingga menimbulkan kekhawatiran untuk Aarav.
“La, Lo gapapa, Kan? Lo kelihatan pucet banget.” Tanya Aarav yang duduk di sebelah kiri Laila.
Randy duduk di kursi samping kemudi Desia duduk di sebelah kanan Laila dan Security tadi duduk di belakang seorang diri.
“Aku gapapa, Kak.” Hanya itu jawaban Laila.
Aarav masih belum puas dengan jawaban Laila, sesekali dia melirik ke arah Laila yang fokus pada jalanan di depannya.
“Kakak beneran gapapa?”
“Kakak gapapa, Des. Oh iya kamu ga kena air keras tadi kan? Kakak sampe lupa nanya keadaan kamu.”
“Desia ga kena apapun, Kak. Kakak yang tenang.”
Keadaan kembali hening hingga mereka tiba di Butik Ellea.
Terimakasih, Pak. Mereka bergantian mengucapkan terimakasih pada sang Driver taxi.
Sebelum beranjak, Aarav bertanya pada petugas keamanan Butik Ellea soal kendaraan yang dia naiki, sang Security menjawab kalau dia membawa sepeda motor. Kemudian Laila, Randy, Aarav, dan Desia berjalan ke arah mobil mereka dengan Aarav didorong oleh Randy.
Tiba-tiba. Bruk…..
Tubuh Laila tumbang dan jatuh ke tanah.
“Kak, Laila. Astaga. Kak bangun. Kak Laila.”
“Kak Randy, Kak Aarav. Kak Laila pingsan.”
Desia sangat panik melihat kakaknya tumbang.
“Randy, cepetan Lo angkat Laila bawa ke mobil. Kita ke rumah sakit dulu sekarang.”
Randy bergerak cepat mengangkat tubuh Laila kemudian membawanya ke mobil diikurti Aarav yang didorong oleh Desia.
Di lain tempat..
“Ahhhh sial… sial… si Melisa bodoh itu gagal. Malah dia sendiri yang ke siram air kerasnya, Ma.” Amanda berteriak frustasi saat mengetahui Melisa, orang yang hendak menyiramkan air keras tadi pada Desia gagal menjalankan tugasnya dan sekarang sedang kritis di Rumah Sakit Affandi.
Dia mengetahui kegagalan Melisa melalui media sosial yang telah ramai memperbincangkan percobaan penyiraman Air Keras yang membawa nama Dokter Laila dan Tuan Aarav Affandi.
“Kau tenang, Manda. Kau tenang. Melisa tidak akan buka mulut tentang siapa yang menyuruhnya kalaupun dia selamat nanti karena mamah sudah mengancamnya akan menghancurkan bisnis keluarganya kalau sampai dia buka mulut dan membocorkan kalau kita yang menyuruhnya melakukan kejahatan ini.”
“Tapi tetap saja kita gagal, Mah. Hahhh”
“Kita masih punya banyak waktu untuk melukai Laila, Sayang. Kau tenang saja. Mamah masih punya beribu-ribu cara untuk mencelakai Laila.”
Melisa adalah salah satu orang yang bekerja sama dengan Amanda dan Ambar untuk menghancurkan Laila karena dendam masa lalunya kepada Laila.
Di Rumah sakit Affandi
Randy berlari dari mobilnya untuk membawa Laila masuk ke ruangan IGD. Desia nampak membantu Aarav duduk di kursi rodanya kemudian mendorong Aarav untuk ikut masuk ke dalam IGD.
“Dokter, cepat periksa Dokter Laila. Dia pingsan.” Randy meminta dokter jaga di dalam ruang IGD untuk memeriksa Laila.
Dokter jaga dengan sigap langsung mendekat dan memeriksa keadaan Laila.
“Jadi begini. Dokter Laila dalam tekanan, mungkin beliau shock karena kejadian tadi siang dan sepertinya beliau belum memakan apapun sehingga dia merasa lemas dan akhirnya pingsan. Tapi sejauh ini keadaannya masih stabil. Saya sudah menyuntikkan obat, beliau akan segera siuman. Saya permisi, Dokter Laila tidak perlu di rawat inap.”
Mereka bertiga lega mendengar penuturan dokter jaga tersebut. Benar apa yang dikatakan dokter tadi, baru saja dokter tersebut pamit Laila sudah terlihat mengerjapkan matanya.
“Laila apa yang kamu rasakan?”
Aarav? dia mengkhawatirkan aku? Apa tadi? Kamu? Bernarkan itu Aarav? ah kenapa penglihatanku tidak kunjung kembali
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Felta
20 like mendarat untuk kamu.. salam dari Cinta Misterius.
2021-03-02
0
Conny Radiansyah
Laila gak bisa lihat
2021-02-21
0
dingding
baru baca langsung gas. harus diending loh Thor. jangan berhenti di tengah jalan
2021-02-08
0