“Tapi itu nggak gratis bro.”
Terlihat Aarav berjalan masih dengan kursi rodanya.
“Gue tau kalo nggak gratis. Kan udah dibayar dengan gue selalu terlibat dalam setiap masalah Lo.”
Mereka yang ada di sana tertawa mendengar curahan hati seorang Randy
“S****n Lo Ran.”
Di kediaman Laila.
“Kak, nanti ke butik jam berapa?” Desi bertanya.
“Jam delapan, Des. Buruan kamu siap-siap terus sarapan. Ayo ikut ke butik. Kakak udah siap tinggal sarapan aja.”
“Ohh oke, Kak.”
Di dalam mobil
“Kaki Lo gimana, Rav? Lo ga mau coba terapi-terapi gitu?”
“Ya mau, Ran. Tapi entar, nunggu abis chek up pertama.”
“Oh gitu. Rav, lo sebenernya cinta nggak sih sama Laila?”
“Gue nggak tau Ran. Gue masih cinta sama Amanda. Gue berniat ngajuin perjanjian ke Laila kalo kita akan berpisah setelah lima bulan pernikahan. Setelah itu gue bakal nikahin Amanda.”
“Wahhh gila ya Lo, Rav. Gue nggak nyangka Lo bakal senekat ini. Gue fikir dengan Lo tau aslinya ini Lo bakal bener-bener serius sama Laila tapi ternyata Lo malah kepikiran ide ga masuk akal gini.”
Randy memijat pelipisnya, tak habis fikir dengan akal saudaranya itu.
"Woii Lo nyadar dong, Rav. Amanda tu ga ada apa-apa nya dibanding Laila. Kurang apa coba di Laila? Cantik iya, smart iya, penyayang iya, terus apa lagi?” lanjut Randy
“Gue nggak tau Ran, gue masih cinta sama Amanda, Lo paham kan kalo gue udah deket sama Amanda bertahun-tahun? Lo pasti juga tau kalo gue nggak bisa milih siapa yang akan gue cintai.”
“Terus gimana sama mama papa b***?”
“Itu urusan belakangan.”
“Tau lah, Rav. Kesel gue sama Lo.”
Setelah itu hening hingga mereka sampai di kedianman Laila
“Assalamu’alaikum, Tante.” Randy turun dari mobil dan menghampiri Ibu Ros yang sedang berdiri di teras rumah sambil terllihat memangkas beberapa tanaman hiasnya.
“Wa’alaikumussalam, eh Nak Randy. Ayo masuk dulu. Loh, Nak Aarav nya mana?”
“Saya duduk di sini saja, Bu. Kalau Aarav ada di dalam mobil, kalau dia turun ngeribetin tante.”
Mereka berdua tertawa singkat
“Yasudah kalau begitu tante panggilkan Laila.”
Tak lama kemudian, Laila keluar bersama Desia.
“Kak, Randy udah lama?”
“Ah belum, Kok. Ayo kita berangkat sekarang.”
Laila dan Desia mengikuti Randy kemudian mereka masuk ke dalam mobil di bagian tengah.
Hanya keheningan yang tercipta di dalam mobil itu.
Sampai suara deheman Aarav memecah suasana hening tersebut.
“Laila, Ambar dan Amanda berencana akan melukaimu menggunakan air keras melalui seseorang. Jadi tolong, nanti kamu agar selalu waspada.”
Laila dan Desia sama-sama terkejut.
“Kenapa Kak Amanda dan Tante Ambar senekat itu, Kak?” Desia bertanya entah pada Aaraf, Randy atau Laila.
“Entahlah, aku juga tidak tau, tapi yang jelas mereka mengincar kakakmu.” Akhirnya Aarav lah yang menjawab pertanyaan Desia.
“Kalau begitu, kamu harus selalu waspada, Kak.”
“Pasti, Des. Kakak akan berusaha untuk selalu waspada.”
Setelah itu, hanya ada keheningan di antara mereka semua. Aarav sibuk memikirkan perjanjian pernikahan yang dia bicarakan dengan Randy barusan.
Randy sibuk memikirkan cara untuk membuat Dian menjadi kekasihnya.
Laila sendiri sedang perang pikiran dengan beberapa masalah.
Tibalah mereka di butik.
Laila terlihat membantu Randy untuk mendudukkan Aarav di kursi rodanya setelah itu mereka berjalan masuk ke dalam butik bersama-sama dengan Randy mendorong kursi roda milik Aarav.
Sampai di dalam, mereka disambut hangat oleh pemilik butik yaitu Tante Ellea yang kebetulan merupakan sahabat dekat Papa David dan Mama Anna.
“Kalian sudah datang? Kamu makin cantik Laila, Oh iya tante minta maaf ya Aarav karena tidak bisa menjenguk saat kamu di rumah sakit, waktu itu tante sedang ada di Negara A bersama suami tante untuk urusan bisnis.”
“Tidak masalah tante, sekarang saya sudah baikan, hanya tinggal mengembalikan fungsi kaki saya.”
“Ya emang karena kecelakaan fungsi kaki Lo yang bermasalah Aarav.” Sarkas Randy yang hanya direspon dengan lirikan tajam Aarav.
“Oh Randy, kau semakin tampan. Hahaha, sini tante pengen peluk Randy.”
“Ahh terimakasih, Tante atas pujian sekaligus hinaannya.” Kemudian Randy memeluk sejenak Ellea.
“Heiiii hinaan bagaimana? Tante memang ingin memelukmu, bocah kecil yang selalu ingin di peluk saat berjumpa dengan ku.”
Mereka tertawa bersama.
“Siapa gadis cantik di sebelah Laila ini.”
“Oh, ini adik kandung saya, Tante. Namanya Desia.”
“Oh astaga, mengidam apa ibumu dulu saat mengandung kalian? Kenapa kalian berdua sama-sama cantik dan anggun.”
“Saya Desia dan bisa dipanggil Desi, Tante. Terimakasih untuk pujian tante tapi saya rasa itu sangat berlebihan.”
“Malahan menurut Tante cantik saja tidak cukup untuk memuji kalian, Oh iya karena Laila akan menikah dengan Aarav, bagaimana kalau kamu tante jodohkan dengan anak tante?”
“Ahhh maaf tante, tapi saya memiliki kekasih.”
“Ouhhh sayang sekali. Ya sudah lah. Ah kalian ke sini pasti akan mengambil baju akad kalian kan? Tante sampe lupa karena kebanyakan ngobrol dengan kalian. Ayo ikut tante.”
Mereka berempat mengekor di belakang Ellea. Kemudian sampailah mereka di ruangan yang sepertinya merupakan ruang kerja Ellea.
“Kalian bisa duduk dulu di Sofa itu, kalau Aarav kau hanya perlu duduk manis di atas kursi rodamu karena pasti akan sangat merepotkan Randy kalalu harus mendudukkan kamu di sofa.” Mereka tertawa bersama kecuali Aarav.
“Lihatlah saat aku sudah bisa berjalan lagi, aku akan membeli butik mu tante.”
“Owhh ide yang bagus sayang, nanti pelanggan tante bisa makin banyak karena pemiliknya seorang pemuda tampan.” Mereka kembali menertawakan keterpojokan Aarav.
Laki-laki yang saat ini hanya bisa duduk di atas kursi roda itu harus menerima kekalahannya melawan Ellea, si pemilik butik terbaik di Kota D.
Tok.. tok.. tok.. seseorang mengetuk pintu kemudian Ellea membukakan pintu tersebut dan masuklah seorang pelayan wanita.
“Maaf membuat menunggu, Nyonya. Ini kebaya dan gaun milik Tuan Aarav dan Nona Laila.”
“Oke, eehh San, kamu tolong bilang pada cleaning service untuk membuatkan tamu saya minuman yang segar.”
“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Pelayan wanita yang dipanggil San tadi keluar dari ruangan Ellea.
“Ini milik Laila dan ini milik Aarav.”
Ellea menyerahkan dua kantung paper bag kepada Laila dan Aarav
“Kalian bisa mencobanya terlebih dahulu di ruang coba ya, Randy kamu temani Aarav karena tante yakin dia akan kesulitan mencoba bajunya. Tante sendiri yang akan menemani Laila mencoba pakaiannya.”
Aarav yang kembali dihina oleh Ellea melebarkan matanya ke arah Ellea yang hanya dibalas dengan senyuman mengejek.
“Oke, Tante. Aarav memang selalu menyusahkan Randy. Hahahahah….. awww. Tangan Lo masih berfungsi normal ternyata.”
Mereka kembali tertawa mendengar gurauan Randy karena tangan Aarav dengan sengaja memukul pinggang Randy dengan keras.
Randy mulai mendorong kursi roda Aarav menuju ruang coba.
“Kamu di sini dulu ya, Des.”
“Iya, Kak. Desi nunggu di sini aja sambil nungguin minumannya dateng hehehe.”
“Ternyata Desi ini bisa bergurau juga ya.” Balas Ellea dengan senyuman lebar yang memerlihatkan deretan gigi rapi nan putihnya
Laila dan Ellea terlihat berjalan beriringan menuju ruang coba.
Selesai dengan semua urusan di butik, mereka memutuskan untuk pulang. Setelah berpamitan dengan Ellea, mereka ber empat berjalan dengan Randy mendorong kursi roda Aarav, namun seseorang memanggil Laila hingga membuat mereka seketika berhenti dan menoleh ke belakang.
“Arhhhhhh panass…… sakit…… tolong aku……..”
...****************...
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Alanna Th
waduh, smoga bkn laila maupun desi yg kena air keras. sadiz amat, kq aarav msh mau sama s iblis betina? bodoh!
2023-12-11
0
Conny Radiansyah
siapa
2021-02-21
0
dingding
semoga yang kena air keras si Mak lampirr.
2021-02-08
0