Pagi datang menyingsing untuk menggantikan tugas dari Sang malam. Pagi datang untuk membangunkan para manusia-manusia dari peristirahatannya untuk kembali kepada aktivitasnya masing-masing.
Seorang laki-laki masih dengan malasnya bergumul di balik selimut hotel yang menaunginya selama semalaman. Ponselnya yang terus-terusan berdering membuatnya terbangun dari mimpi yang entah membawanya kemana.
Dia mengambil ponselnya dan…
“Loh, ini ponsel gue gaada notifikasi apapun, bentar-bentar kenapa suaranya masih ada.”
Yakk, Randy dengan bodohnya menepuk jidatnya
“B***h itu ponsel Aarav yang bunyi.” Dengan malas, dia beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil ponsel yang ada di kantong celananya semalam.
Terlihat tertera nama “Dokter Laila”
Sedetik kemudian dia menggeser ke samping tombol berwarna hijau.
“Woiiii. Lu kemana aja b**o, gue kecelakaan lu ngilang gitu aja dan hp gue lu bawa.”
Randy disambut dengan omelan suara yang sangat dikenalnya, yaitu perusuh hidup dan matinya.
“Abis kecelakaan lu jadi gila ya rap? Pagi-pagi udah gangguin gue tidur. Ini hp lo gue bawa karena gue udah dengerin rekaman yang dikirim sama bawahan lo." Randy berhenti karena menguap.
"Gue sekarang lagi di Kota K, gue sama Dian di sini bakal cari bukti tentang kejadian 1 tahun lalu. Semalem gue dapet clue dan semoga hari ini bisa selesai. Lo istirahat aja di tempat tidur lo, jangan macem-macem sama Laila, mentang-mentang di kamar berduaan entar lo macem-macem lagi, hahahaa.” lanjut Randy
“Rap rap, gue Aarav woi bukan sarap. Jadi lo di kota K? yaudah bagus kalo gitu, ga sia-sia deh gue punya sodara kayak lo hahaha.”
“Lo sodara yang sering banget ngrepotin gue. Yaudah lah gue mau siap-siap ke TKP lagi. Bye bye sodara sarap muachh hahahaha” setelah berkata demikia, Randy segera memutuskan sambungan telepon nya karena dia tau Aarav pasti akan mengomel.
“Udah jam setengah enem pagi, gue mau subuh dulu terus mandi, terus keluar ngajakin Dian sarapan.”
Di ruang rawat Aarav…..
“Gila ni anak gara-gara kelamaan jomblo. Gila bener ni Randy. Merinding gue jadinya.”
“Merinding kenapa, Kak? eh itu handphone nya Laila kenapa di tangan Kak Aarav”
Tiba-tiba saja Laila muncul dari kamar mandi dan menangkap basah Aarav yang sedang memegang ponselnya.
“Eh ini tadi kayak bunyi gitu, makanya aku liat. Tapi ternyata ga ada apa-apa.” Beo Aarav berusaha menutupi kegugupannya. Kemudian dia meletakkan ponsel Laila ke atas meja terdekatnya.
“Oooooooooooo” Laila hanya menjawab dengan membentuk huruf O pada bibirnya tanpa merasa curiga.
Huft, untung tadi udah gue hapus riwayat panggilan gue sama si Randy sia***
--------------------------Kembali ke Randi-----------------------------
Jam pada ponsel menunjukkan pukul 07.15
“Udah jam tujuh aja, gue panggil Dian ajalah langsung ke kamarnya.”
Randy berjalan keluar dari kemarnya menuju ke depan kamar Dian
Perlahan Randy menggerakkan tangan kanannya dengan mengepalkan telapak tangannya dan mulai mengetuk pintu kamar Laila.
Tak berapa lama pintu tersebut terbuka menampakkan perempuan yang sepertinya telah selesai dengan ritual paginya.
Dian nampak cantik menawan dengan setelan celana jeans panjang yang mencetak kaki jenjangnya serta mengenakan atasan tunik polos berwarna abu-abu muda sebatas paha nya. Rambutnya dikuncir kuda dengan polesan bedak tipis dan lipstik tipis berwarna Orange treat
Sejenak Randy merasa terhipnotis dengan penampilan segar Dian pagi ini.
“Kak Randy? Kita berangkat ke lokasi sekarang? Dian udah siap nih Kak. Gimana penampilan Dian sekarang?
“Cantik, kamu cantik banget Dian.”
“Hahh”
“Eh, bukan eh iya eh maksud gue iya lo cantik” Apaan sih nih mulut, gengsi banget gue bilang cantik di depan orangnya. Lanjut Aarav dalam hati.
“Pftttttttttttttt, Kak Randy apaan sih. Ya cantik lah, namanya juga cewek. Entar kalo ganteng cewok dong.”
"Kak Randy ngomong apaan sih, gue jadi gugup kek gini. Pengen gue betot tuh mulutnya," batin Dian
“Hah? Cewok? Apaan tuh cewok. Eh kita turun sekarang buat sarapan dulu di bawah. Lo mau kan?”
“wkwkwk cewek cowok. Yaudah kak ayo kita turun."
Setelah itu mereka turun ke lantai dasar untuk sarapan sebelum kembali ke tempat yang tadi malam mereka kunjungi.”
Di Ruang Rawat Aarav………….
“Kak, mending resepsi kita diundur aja sampai kondisi Kak Aarav memungkinkan. Kalo nggak diadain resepsi Laila juga ga masalah sih. Yang penting sekarang Kak Aarav pulih dulu.”
“Iya La, aku juga ngerasa perlu ngundur resepsi kita. Tapi kalo akad jangan diundur karena menurutku lebih cepat lebih baik.”
“Kalo buat akad aku ngikut Kak Aarav, nanti aku juga bakal bantuin Kak Aarav biar kakinya bisa segera pulih.” Sambut Laila dengan senyumnya yang sangat manis.
“Manis banget kamu La.” Tanpa sadar Aarav mengucapkan hal demikian namun sangat pelan sehinggal Laila mendengar namun malah seperti gumaman tidak jelas.
“Kak Aarav bilang apa?”
“Ah enggak La. Ngomong-ngomong mama ke sini jam berapa La?
“Semalem bilang memang mau ke sini hari ini tapi aku nggak tau pasti jam berapanya, perlu aku telfon mama kak?”
“Tidak, tidak. Aku hanya bertanya. Kamu sudah sarapan?”
Namun tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu dan Laila berdiri untuk melihat ke arah pintu. Laila kembali masuk dengan membawa nampan berisi makanan untuk Aarav.
“Aku belum sarapan kak, nanti aja, sekarang Kak Aarav dulu yang sarapan, biar aku suapin.”
“Aku bisa makan sendiri Laila, kamu sekarang keluar untuk cari makan biar aku makan sendiri.” Dengan berat hati Laila mendengarkan apa kata Aarav karena sesungguhnya dia sudah merasa lapar.
Laila beranjak dari duduknya "yasudah, Kak. Laila ke kantin rumah sakit dulu untuk sarapan.”
Aarav hanya menganggukkan kepalanya perlahan.
Kemudian Laila bangkit dan menyambar ponselnya di atas meja menuju ke kantin rumah sakit.
Kembali ke sepasang anak manusia yang diam-diam saling menyukai.
“Lo bisa pesen apa aja yang lo mau, gue yang bayarin makan lo selama lo bareng gue.” Ucap Randy sambil mengangkat alisnya dan menarik salah satu ujung bibirnya.
“Ya iyalah Kak Randy yang traktik gue, orang Kak Randy yang culik gue ke sini.” Sarkas Dian karena merasa geram dengan tingkah Randy.
“Sarkas banget lu Di, gue tinggal di sini tau rasa lu.”
“Kak Randy berani ninggalin Dian di sini?”
“Ya enggak sih.” Balas Randy dengan cengiran tak berdosanya
Bisa dipanggang gue sama bapaknya kalo gue ninggalin anaknya di sini.
Selesai makan, Dian dan Randy kembali ke lokasi yang semalam merek kunjungi.
“Dian, lo mau di sini apa ikut gue ke gubuk itu?” Tanya Randy pada Dian saat mereka telah tiba di tempat kejadian.
Suasana pada malam hari dan pagi hari sangatlah berbeda. Bila di malam hari sangat lah minim kendaraan melintas dan sangat minim pencahayaan, berbeda pada pagi hari, yang terlihat banyak kendaraan melintas.
Dian sekilas mengamati keadaan sekitarnya
“Gue ikut Kak Randy aja.”
Tanpa basa basi lagi Randy dan Dian turun dari mobil mereka dan menghampiri gubug yang mereka lihat semalam.
Saat mereka tiba di depan gubug itu bersamaan dengan terbukanya gubug terseut dari dalam dan menampakkan seseorang yang membukanya dari dalam.
Saat melihat orang tersebut, Dian sedikit menjingkat karena terkejut dengan rupa orang tersebut.
...----------------...
Salam hangat dari Rasti. like dan comment ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Alanna Th
mungkin amanda atau ambar?
2023-12-10
0
Conny Radiansyah
seperti apa rupanya Dian
2021-02-20
0
dingding
gua kira yang gengsian tuh cuma cewek, ternyata cowok juga bisa gengsi.
2021-02-08
0