"Setelah kita menikah, aku mau kamu berhenti dari pekerjaan mu ini, Laila. Aku yang akan menjamin kebutuhanmu.”
“Emmm tapi, Kak. Laila cinta dengan profesi Laila ini.”
“Jadi kamu nggak mau berhenti dari pekerjaan kamu”
“Bukan.. bukan tidak mau, Laila hanya belum siap nikah harus berhenti secepat ini.”
"Bagus.. kalo gitu gue jadi ada ide buat ngatur perpisahan dari pernikahan ini nanti," batin Aarav.
“Hmmm, aku ga suka punya istri yang pekerja.”
“Tapi Mama Anna? Dia juga bekerja, Kak.”
“Itu mama aku bukan istri aku. Aku ga akan maksa kamu untuk berhenti kerja.”
“Makasih Kak. oh iya kak, nanti aku yang akan kasih terapi untuk kaki Kak Aarav.”
“Hmm.” Aarav hanya membalas dengan deheman.
Tiba-tiba ponsel Laila berdering, tertera nama Desia di layar panggilan tersebut.
“Maaf Kak, Laila terima telfon dulu.”
Aarav hanya membalas dengan anggukan kepalanya.
“Iya Des?”
……
“Oh Oke, kakak ke situ sekarang.”
Panggilan berakhir.
“Laila pamit dulu, Kak. Desi sudah di terminal dan dia minta dijemput.”
“Oke, besok jangan lupa jam 9 kita ke butik. Randy yang bakal nganter kita.”
“Oke, Kak.”
Laila, kamu cantik dan baik. Aku mulai menyukai apa yang ada pada dirimu, tapi sayangnya hati ini masih setia mencintai Amanda. Katakan aku bodoh tapi memang cinta tidak bisa memilih.
Mobil Laila terlihat meluncur keluar dari pekarangan rumah Aarav menuju terminal untuk menjemput Desi.
“Kak Laila”
Oh ternyata Laila sudah sampai di terminal dan kelihatan celingukan mencari keberadaan Desi. Laila menoleh kepada suara yang memanggilnya dan terlihatlah Desi tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya dan berjalan ke arahnya.
“Dess.” Laila juga mendekat ke arah adiknya
“Sini, biar kakak yang bawa koper kamu,” ujar Laila sambil menyambar koper adiknya.
“Emm, Desi denger Kak Aarav kecelakaan ya kak?”
“Iya Des. Kakinya patah, sekarang masih di kursi roda karena dokter yang nangani dia ngelarang buat banyak gerak.”
Mereka masuk ke dalam mobil dan melaju untuk pulang.
“Kak, Ibu udah cerita ke aku tentang Kak Amanda dan Tante Ambar. Kak Laila yang kuat ya kak. Desi akan selalu ada di samping kakak.”
“Iya, Des. Sekarang kakak tau kalau kakak ga perlu lagi takut mengingat hal itu. Kakak akan bangkit. Terimakasih karena kamu sudah menguatkan kakak selama ini.”
Laila tersenyum ke arah adiknya. Sungguh dia sangat menyayangi Desi dan Desi pun sangat menyayangi kakak terbaiknya itu.
“Oh iya Des, besok kakak mau ke butik sama Kak Aarav ambil baju, kamu mau ikut?”
“Boleh deh kak Desi ikut. Desi ambil cuti kuliah beberapa hari kak karena pengen dampingi kakak ku yang smart ini menikah. Ga nyangka deh, kakak ku yang lama jomblo ini mau nikah. Huaaa aku kira bakal aku sama Dava dulu yang nikah. Upss."
“Hah? Dava? Itu kan yang katanya temen se apartemen kamu kan?” Laila menepikan mobilnya.
“Ada hubungan apa kamu sama Dava?” Laila bertanya garang.
"Aduh pake keceplosan nih mulut. Huaaaa tolong hamba siapapun tolong hamba. Nenek garang mau makan hamba."
“Ayo ngaku sama kakak.” Laila yang geram kemudian menjewer telinga adiknya itu.
“Awww. Awww kak, lepaskan dulu. Oke aku cerita tapi lepasin dulu kak telinga aku nanti lepas.”
“Gampang lah, tinggal sambung lagi, nanti kakak sendiri yang nyambung pake jarum karung dan tali rafia.”
“Dihhh kejem amat kakak sama adiknya yang imut ini.”
“Cepet kasih tau kakak, mau dijewer lagi?”
“eh enggak kak. okeoke aku cerita. Jadi Dava sama aku itu eheemmm apa ya namanya.” Desi terlihat melirik Laila yang ternyata sedang menatapnya tajam.
“Ehehehe kak jangan marah ya, Desi sama Dava itu udah pacaran selama dua tahun.”
“terus kalian selama ini ngapain aja?”
“Kita gak ngapa-ngapain kok kak, beneran deh. Nih ya walaupun kita di lantai apartemen yang sama tapi aku ga pernah macem-macem sama Dava. Ya walaupun kadang aku nginep di apartemen dia atau dia nginep di apartemen aku sih, hehehe.”
“Tunggu-tunggu, kalau dia nginep di apartemen kamu berarti kalian tidur sekamar?”
Pertanyaan tersebut hanya dibalas cengiran oleh Desi. Laila terlihat memijit pelipisnya dan menggelengkan kepalanya.
“Kamu masih prawan kan?” tanya Laila selidik
“Astaga, Kak. nih ya Desi masih 100% prawan. Masih segelan.”
“Hah iya-iya. Segelan kayak botol sprite aja. Inget kamu masih anak-anak, jangan macem-macem.”
“Anak-anak apaan, Desi udah 21 tahun kakak. Kakak percaya deh sama Desi kalo Desi tu ga pernah macem-macem sama Dava. Lagian Dava juga sibuk banget sama kerjaannya. jarang ada waktu bareng. Desi juga masih fokus sama kuliah Desi yang mendekati semester akhir gini.”
“Pokoknya kamu harus bisa jaga diri kamu sendiri. Kakak ga mau kamu bawa kabar buruk yang bisa bikin malu keluarga.”
“Iya, Kak. kakak tenang aja. Aku pasti jaga diri aku dengan baik kak. sejauh ini Dava ga pernah macem-macem sama aku kak.”
Mereka saling berpandangan dan menggenggam satu sama lain. Oh sungguh kakak adik yang benar-benar saling menyayangi.
Laila kembali melajukan mobilnya karena dia percaya pasti ibu nya sedang menunggu kedatangan putri bungsunya ini.
Sampai di rumah mereka langsung disambut oleh ibu Ros dan Ayah yang ternyata sengaja tidak ke garmen hari ini.
Kamu masuk dulu ya, itu Ibu kayaknya kangen banget sama kamu. Biar kakak yang bawa koper kamu.
Laila membuka pintu bagian belakang mobilnya untuk mengambil koper dan barang-barang Desi yang terletak di bagian belakang mobilnya. Saat berhasil mengeluarkan koper tersebut, dia menemukan sebuah kertas yang tertulis sesuatu di sana. Laila mengambil dan membacanya.
Hai.. Laila. pasti lo sekarang bahagia kan karena akan segera menikah dengan Aarav. Kamu tau? Aarav adalah kekasihku dan gue yakin sampai sekarang dia masih mencintai gue. Aarav menikahi lo karena sebuah tujuan dan maksud bukan serta merta karena dia cinta sama lo. Gue akan datang dan rebut Aarav dari lo. Inget, gue belum mati dan gue cukup bahagia liat lo kayak orang gila. Tapi kenapa lo nggak jadi gila aja sekalian? Ah tapi gapapa karena permainan masih berlanjut.
Amanda
"Amanda? Jadi mereka dulu berpacaran, pantas waktu fitting baju gue liat foto Amanda bareng Aarav yang keliatan mesra banget. Hhhh gue ga akan biarin Amanda datang dan ngerusak pernikahan gue sama Aarav. Gue akan berusaha keras untuk bikin Aarav jatuh cinta sama gue. Bukankah kebahagiaan datang setelah badai? "
Laila bertekat akan mempertahankan Aarav dan dia yakin dengan perasaan cintanya pada Aarav akan mampu mengubah perasaan Aarav padanya.
Sebenarnya Laila juga merasa kalau Aarav tidak benar-benar mencintainya.
Aarav tidak pernah antusias saat sedang bersama dirinya, iya Laila bisa merasakan itu dan dia tidak akan menyerah membuat Aarav menyukainya dia juga tidak akan berhenti mencintai Aarav. Setidaknya sampai dia merasa harus menyerah.
Bersambung.
komen dan like yes. Dukung dan giring Rasti biar bisa berkembang dong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Alanna Th
kl aq dprlakukan spt itu; lngsng minta putus sm aarav. bwt apa mmprjuangkn cln swami spt itu, lbh baik putus skrg drpd nnt stlh mnikah
2023-12-10
0
Nonce Abuno
kasihan Laila
2021-02-21
1
Um Rah
mundur aja Laila klo gk di cintai sm calon suami
2021-02-21
0