“Ibu, masak apa untuk makan malam?”
“Ini sayang, ibu sedang membuat sup bayam. Kamu mau membantu ibu?”
“Boleh, apa yang bisa Laila bantu?”
“Kamu tolong goreng ikan tuna ini sayang, setelah sup bayam selesai ibu akan mandi dulu, ibu belum mandi,” ucap Ibu Ros sambil mengaduk-aduk sup bayam buatannya dan mencicipinya.
Setelah di rasa masakannya sesuai di lidah, ibu meninggalkan dapur untuk menuju kamar mandi.
Makan malam tiba, keluarga kecil Laila makan malam di meja makan dengan tenang. Setelah selesai makan malam, Ayah membuka pembicaraan mengenai persiapan pernikahan Laila dengan Aarav.
“Jadi, sampai mana persiapan pernikahan kalian, Lila?” Lila adalah panggilan yang kadang digunakan oleh ayah saat memanggil Laila, katanya sih biar gampang xixixi.
“Tadi Laila dengan Kak Aarav fitting baju, Yah. Untuk masalah baju sudah selesai. Kalau untuk undangan kita serahkan ke orang tua saja. Laila dengan Kak Aarav hanya akan mengundang sahabat-sahabat terdekat. Kak Aarav juga sepertinya sudah menyelesaikan urusan dekorasi untuk resepsinya. Kalau untuk resepsi sepertinya dari mama sama papa yang menyiapkan.”
“Kalau begitu kita saja yah yang menyiapkan sajian makanannya. Kita bisa pesankan dari restoran yang terbaik.” Ibu Ros menimpali perkataan putrinya.
Tentu saja dia menginginkan acara pernikahan putri pertamanya berjalan lancar dan dengan sentuhan tangan-tangan terbaik. Apalagi yang akan berbesan dengannya itu bukanlah orang sembarangan.
“Ayah setuju dengan Ibu, nanti kita bicarakan dengan keluarga Nak Aarav.”
Makan malam selesai, ayah masuk ke ruang kerjanya untuk meninjau sampel-sampel per-kainan. Sedangkan Laila dan ibunya berada di ruang keluarga untuk menonton acara televisi dan sesekali bercengkrama layaknya sahabat.
Di tempat lain, tepatnya di Apartemen Aarav
Aarav dan Randy baru saja selesai berdiskusi masalah rencana yang akan dibuat Aarav.
“Lo yakin Rav dengan rencana lo? Bukannya lo pengen bales dendam atas kematian kekasih lo si Amanda itu ke Laila?”
“Gue sebenernya gak yakin Ran, tapi kalo gue ga jalanin rencana begini, gue ga akan tau apa yang sebenarnya terjadi.”
Aarav akan tetap meneruskan rencana pernikahannya dengan Laila. Dia akan pura-pura tidak tahu menahu tentang keberadaan Amanda tadi. Toh dia juga sudah menyuruh suruhannya untuk terus mengawasi Amanda dan ibunya.
Aarav meminta bantuan kepada Randy untuk selalu mengawasi pergerakan Laila. Aarav merasa kembalinya Amanda dari alam kubur (memang bisa ya Amanda mati terus hidup lagi wkwk) ada sangkut pautnya dengan berita pernikahannya dan Laila yang mulai tersebar.
Tentu saja dia tidak ingin hal buruk terjadi pada Laila. Kebetulan juga Randy mengenal salah satu perawat di tempat Laila bekerja, jadi dia bisa bekerja sama dengan perawat tersebut.
“Oke, besok gue temui Dian, perawat yang kerja di rumah sakit lo. Gue kebetulan kenal sama dia, jadi gue bisa minta bantuan dia buat ngawasin Laila. Lo tenang aja, ini kerjaan gue. Gue ga akan ngecewain lo.”
"Thanks Ran. Gue berharap masalah ini cepet terungkap. Gue ga mau balas dendam ke Laila kalau Laila nggak bersalah.”
“Gue memang masih cinta sama Amanda, gue belum berhasil lupain dia. Tapi gue juga ga bisa ngebatalin gitu aja rencana pernikahan ini. Gue yang minta Laila nikah sama gue. Semoga aja semua kebongkar sebelum hari pernikahan gue sama Laila,” Aarav berbicara dalam hatinya.
“Oke bro. Kalo gitu gue harus cabut karena ada panggilan negara.”
Aarav menganggukkan tipis kepalanya dan mereka bersalaman layaknya laki-laki.
Randy turun dari apartemen Aarav dan melajukan mobilnya ke markasnya.
Aarav sendiri masuk ke ruang kerjanya untuk mengontrol bisnisnya melalui orang-orang kepercayaannya.
Dia memiliki bisnis di kota D dan beberapa bisnis milik orang tuanya yang mulai dikelola oleh Aarav. Aarav sendiri merekrut teman-teman di masa sekolah nya dulu untuk membantu nya menjalankan bisnis termasuk Randy, saudaranya yang juga orang kepercayaannya.
Walaupun sebenarnya Randy memiliki pekerjaan lain, tetapi untuk saudara sekaligus kawan baiknya, dia tidak akan menolak untuk menolongnya. Termasuk masalah satu ini.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Keesokan harinya. Di rumah Laila. Dia sedang bersiap-siap pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumahnya.
“Iya sebentar. Siapa ya pagi-pagi udah bertamu gini?”
Laila meraih gagang pintu dan membukanya pelan-pelan
“Selamat pagi Dokter Laila cantikkkkkk.” Suara cempreng itu langsung menyapa telinga Laila.
“Astaga Dian, tumben sekali lo pagi-pagi udah di depan rumah gue, ada apa?”
“Mulai hari ini sampai lo resmi menjadi Istri dari Tuan Aarav, gue yang akan menjemput lo saat lo akan ke rumah sakit. Jadi mulai pagi ini lo berangkat bareng gue.”
“Kenapa? Gue bisa berangkat sendiri. Lalu bagaimana kalau jam pulang kita nggak sama?”
“Ini perintah dari tuan Aarav Laila, kalau jam pulang kita nggak sama, maka Tuan Aarav sendiri yang akan jemput lo.”
“Lalu kenapa bukan dia sendiri yang mengantar ku ke rumah sakit?”
“Dia? Dia siapa La”
“Ish Dian, lo nggak peka banget sih, ya Tuan Aarav lah.”
“Ya mana gue tau, lo tanya sendiri aja sana sama calon laki lo.”
Jadi mulai pagi ini, Randy telah menjalankan rencana pengawasannya dengan bantuan Dian, sahabat sekaligus perawat di tempat Laila bekerja. Karena menurut Randy cara ini lebih efektif dan lebih aman daripada dia harus terjun secara langsung.
Randy juga menempatkan beberapa orang untuk mengawasi dan melindungi mereka dari jauh agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Sedangkan Aarav, dia akan fokus kepada Amanda dan mamanya. Orang-orang yang mengawasi mereka selalu memberikan informasi kepada Aarav mengenai pergerakan Amanda dan mamanya.
Mereka bekerja secara hati-hati. Aarav masih dengan kepura-puraannya mengenai keberadaan Amanda. Pagi itu dia mendapat panggilan dari salah satu suruhannya yang mengawasi Amanda.
“Ada informasi penting apa?”
“Boss, target pagi ini bersiap pergi menggunakan mobilnya, mereka berdua keluar dari rumah. Kami sedang mengikuti dengan mobil berbeda agar mereka tidak curiga.”
“Bagus, terus awasi mereka. Berikan saya info mengenai perkembangan mereka. Jangan sampai lengah karena sepertinya mereka merencanakan rencana buruk.”
“Boss tenang saja, semalam kita sudah memasang cip pengintai pada mobil mereka dan kamera tersembunyi teknologi terbaru di mobil mereka. Kami akan menyimpan semua suara dan gambar yang tertangkap dan Anda bisa melihatnya sendiri nanti saat kita menyerahkan kepada bos.”
“Baik, lakukan terus yang terbaik.” Aarav memutuskan sambungan telepon tersebut.
Kalian memang bisa diandalkan, bahkan kalian selangkah lebih cepat daripada gue.
...----------------...
Komen di bawah kuy, menurut kalian cerita ini gimana. Jempolnya jangan lupa ya. Vote juga dong. Thanks
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
seru Thor..tapi jangan nyakitin Laila..
Gue ngerasa Laila wanita baik dan soleha.
2021-02-20
1
dingding
fix Amanda masih hidup
2021-02-08
0
angel
aku bayangin kalo suaranya Dian secempreng suara adek gue wkwkwk
2021-02-07
0