“Kita sudah sampai, kau bisa keluar dari mobilku.” Aarav menginterupsi kediaman Laila.
Laila sedikit terkejut dengan perubahan itu. Tapi dia tetap berfikir positif.
"Apa Aarav sebenarnya nggak cinta sama gue tapi mama Anna memaksanya untuk menikahi gue? Apa sebenarnya dia sudah memiliki kekasih tapi mama Anna tidak merestuinya dan malah menyuruh Aarav menikahi ku? astaga gue ini kenapa sih malah mikir yang enggak-enggak. Ya mungkin tadi Aarav sedang lelah jadi dia sedikit badmood," Laila membatin
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=Sedangkan di tempat lain\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Astaga gue kenapa tadi dingin banget sama Laila? Lalia tersinggung enggak ya sama sikap gue? Gak gak boleh jatuh cinta sama Laila. Gue gak boleh suka sama dia. Gue gak boleh kasih hati gue sama dia. Hati gue Cuma milik Amanda. Dan gue harus membalaskan dendam kematian Amanda ke Laila." Aarav berbicara sendiri dalam hatinya.
Dia sudah sampai apartemennya dan langsung naik ke lantai 16 tempat unit nya berada. Unit mewah di apartemen tersebut. Aarav memang sengaja tidak tinggal dengan orang tuanya karena dia merasa lebih bebas kalau dia tinggal sendiri seperti ini.
Pagi Hari
Seseorang yang masih bergelung dibalik selimut dengan malas mengangkat panggilan yang sangat mengganggu tidurnya.
“Ya ma?” Aarav menjawab panggilan dari mamanya dengan suara serak khas bangun tidur.
“Astaga Aarav, ini jam 8 dan kamu masih tidur? Hei nak, ingat kamu akan segera menikah dan memiliki istri, jangan terbiasa bangun siang walaupun ini hari libur.”
“Astaga mama, ini masih jam 8 pagi, Ma. Ditambah ini hari Sabtu, cukup mama ngomelnya."
“Hari ini kamu fitting baju pengantin ya ke butiknya tante Ellea. Butik teman mama yang ada di dekat rumah sakit tempat mama kerja, sekalian nanti kamu jemput Laila di rumah sakit.”
“harus hari ini, Ma?”
“Iya Aarav sayang. Harus hari ini. Jam 1 siang kamu ke rumah sakit jemput Laila karena pagi ini Laila ada operasi dan selesainya nanti sekitar jam 11. Jadi jam 1 siang aja kamu ke rumah sakit.”
“Hmm oke, Ma.” Sambungan telfon terputus.
Tepat pukul 1 siang, Aarav sampai di rumah sakit. Dia langsung menuju ruangan Laila. Dilihatnya Laila sedang melaksanakan solat dhuhur.
Aarav duduk di sofa yang ada di ruangan Laila.
“kau sudah selesai?” tanya Aarav saat melihat Laila melepas mukenanya.
“kamu? Aku sudah selesai, kenapa ke sini? Kamu bisa menelfon ku kalau kamu ingin menemui ku.”
“hari ini kita fitting baju, kamu cepat bersiap. Aku tunggu.”
Tanpa menunda lagi, Laila segera bersiap. Memperbaiki make upnya yang terhapus saat wudhu tadi.
Dia mengoleskan lipstik tipis pada bibirnya dan menyapukan bedak padat pada wajahnya.
"Dia sangat sederhana, berbeda dengan Amanda. Hmm apa benar dia pembunuh? Tapi mana mungkin tante Ambar berkata kebohongan? Gue gak boleh terkecoh dengan kesederhanannya."
Aarav dan Laila pergi bersama ke butik Tante Ellea untuk melakukan fitting baju.
Di sana, Laila lebih dulu mencoba pakaian-pakaian yang akan digunakannya saat acara pernikahannya nanti. Dia mencoba beberapa gaun pengantin untuk acara resepsi dan tak lupa dia mencoba kebaya untuk acara akadnya.
Setelah Laila selesai fitting baju, dia keluar dari ruangan yang langsung disuguhkan dengan pemandangan Aarav yang sepertinya sudah jenuh menunggunya terlalu lama.
“Maaf, Kak. Apa Kak Aarav menunggu ku terlalu lama?”
“Ya, kau lama sekali Laila. Ini aku titip kunci mobil dan dompet ku. Giliran aku yang masuk ke dalam. Kau tunggu di sini, jangan kemana-mana. Tunggu aku selesai.”
“Iya kak, memangnya aku akan kemana?"
Dia melihat Aarav mulai berjalan menuju ke ruangan di mana Aarav akan mencoba beberapa pakaian untuk acara pernikahan mereka nanti.
Laila berjalan mundur untuk mencapai kursi tunggu, tapi dia tidak sengaja menabrak seorang perempuan yang membuat benda-benda di tangannya jatuh. Laila memohon maaf pada perempuan tersebut dan mengambil dompet serta kunci mobil Aarav.
Dompet Aarav jatuh dengan posisi terbuka. Laila mematung melihat foto yang terpajang di dalam dompet tersebut.
Dia menutup mulutnya saking terkejut melihat foto tersebut.
Di dalam dompet Aarav ada foto Aarav dengan Amanda, sahabatnya yang meninggal beberapa tahun yang lalu. Posisi mereka terbilang mesra.
Aarav berdiri di belakang dengan Amanda berdiri di depannya dan Aarav memeluk Amanda dari belakang.
Laila terus melamun memikirkan foto yang dilihatnya, hingga tidak sadar kalau Aarav sudah ada di depannya.
“La? Kamu baik?”
“Ah iya, Kak Aarav. Aku baik. Apakah sudah selesai?”
“Sudah, ayo kita makan siang dulu. Kamu pasti belum makan siang.”
Di dalam mobil, Laila menduga-duga ada apa antara Aarav dan Laila di masa lalu. Karena penasaran dan dia tidak mau beranggapan yang tidak-tidak, Laila memutuskan untuk langsung menanyakan apa yang dia lihat tadi kepada Aarav.
"Kak Aarav, aku mau tanya. Ada hubungan apa kak Aarav dengan Amanda? Maaf kak tadi aku nggak sengaja lihat foto Kak Aarav sama Amanda di dompet Kak Aarav.” tanya Laila dengan suara pelan dan menjelaskan dari mana dia tau mengenai Amanda.
Aarav yang ditanya tentunya sedikit terkejut, tapi dia menutupi keterkejutannya itu.
“Oh itu, jadi dulu aku sama Amanda itu deket. Yah bisa dibilang kita kekasih. Tapi ternyata aku sama Amanda nggak berjodoh. Itu sebabnya aku nggak mau ajak kamu pacaran tapi langsung nikahi kamu,” jawab Aarav santai.
“Ooh gitu, kalian pacaran kapan?” tepat dengan pertanyaan Laila itu, mereka telah sampai di restoran.
Mobil telah berhenti dengan sempurna. Aarav menatap Laila, dia mendekatkan wajahnya pada Laila lalu menjawab pertanyaan Laila.
“Dengar Laila, itu masa lalu. Sekarang Amanda sudah tenang di dunianya. Sekarang yang ada adalah kita.”
“Ah iya, baik, Kak.” Mereka turun dan masuk ke dalam restoran untuk makan siang.
“Setelah ini kamu pulang atau kembali ke rumah sakit?”
“Aku pulang, Kak. Kebetulan udah enggak ada operasi.”
“Oke, aku antar pulang.”
Aarav mengantarkan Laila pulang ke rumahnya. Niatnya Aarav ingin segera pulang karena dia merasa aneh saat dekat dengan Laila. Tapi sialnya, calon mertuanya, yaitu ayah Laila mengajaknya ngobrol terlebih dahulu di teras rumah Laila;
“Nak Aarav baru saja fitting baju pengantin dengan Laila?”
“Iya om, mama ingin kita fitting baju hari ini, katanya biar ada persiapan matang untuk baju pengantinnya.”
“Om mau bilang, Nak. Ini tentang Laila. Om harap kamu bisa menerima masa lalunya. Om tau kamu dulunya adalah kekasih Amanda, sahabat dekat Laila dulu. Apa kau sudah tau bagaimana kronologi sebenarnya meninggalnya Amanda?”
“maaf Om sebelumnya, dari mana Om tau kalau saya dan Amanda dulunya sepasang kekasih?”
...****************...
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
ayah tahu semuanya?
2021-02-20
1
dingding
aku curiga kalau sebenarnya Amanda belum mati 🤔
2021-02-08
0
angel
Fotonya kayak gimana Thor? aku jadi penasaran sama fotonya Amanda n Aarav
2021-02-07
0