“Laila Kusuma Wardani, malam ini, aku, Aarav Affandi ingin melamarmu, meminangmu menjadikan mu istriku. Bersediakah engkau, Laila Kusuma Wardani untuk menerima pinanganku?”
Seketika Laila menghadap ke belakang dan terkejut dengan apa yang dilakukan Aarav. Laila diam, dia tidak tau harus menerima pinangan Aarav atau menolaknya. Dia memang menyukai Aarav, tetapi dia mengenal Aarav belum lama, bahkan masih hitungan hari.
“Keluarga Affandi orang yang baik, Nak. Ikuti kata hatimu. Kalau hatimu bilang terima, kau boleh menerima pinangan Nak Aarav, tetapi bila hatimu menolak, kau pun boleh menolaknya. Ibu dan ayah tidak memaksa untuk menerima atau menolak karena Kau yang akan menjalani kehidupan rumah tangga itu, Nak,” ucap Ibu Ros dengan lembut.
“Kalau mama berharap kamu menerima pinangan dari Aarav, sudah sejak pertama mama kenal kamu, mama ingin kamu yang menjadi istri Aarav.” Nyonya Affandi berkata dengan sangat tulus.
Kemudian Laila melihat ke arah Aarav yang sepertinya mulai pegal karena berlutut terlalu lama.
Laila menarik nafasnya, berusaha berpikir dengan jernih dan berusaha mendengarkan kata hatinya. Kemudian…
“Bismillah… saya terima lamaran Tuan Aarav.”
Semua orang bersorak termasuk Aarav. Dia berdiri kemudian memasangkan cincin ke jari lentik Laila.
Laila meneteskan air mata, sebentar lagi dia akan menjadi istri orang.
Orang tua Laila pun tak kuasa menahan air matanya terutama ibu Ros. Beliau menitikkan air matanya sambil memeluk Laila,m.
Laila telah memerankan peran kakak dengan baik. Dia selalu memberikan contoh kepada adiknya yang baik-baik.
“Nak, sekarang kamu akan menjadi istri dari Tuan Aarav dan akan menjadi menantu dari keluarga Affandi. Tolong jaga nama baik keluarga mu itu. Keluarga Affandi adalah keluarga yang pada dasarnya sangat baik. Nyonya Affandi bahkan mengharapkan kamu yang bukan dari keluarga apa-apa untuk menjadi menantunya. Jadi kamu harus bisa menjaga nama baik keluarga barumu seperti kamu selalu menjaga nama ayah dan ibu di luar sana.”
Ibu Ros memberikan banyak wejangan untuk putri pertamanya. Dia sebetulnya sangat takut kalau Laila tidak dapat diterima di keluarga Affandi.
“Ayah akan selalu mendoakan yang terbaik untuk putri-putri terbaik ayah.”
Ayah memeluk Laila dengan pelukan hangat sambil mengelus kepala putri pertamanya dengan seluruh kasih sayangnya.
“Kak Laila, Desi sayang banget sama Kak Laila. Kak Laila harus tetep jadi kakak terbaik Desi kalau nanti Kak Laila sudah menikah. Kak Laila ga boleh lupa kalau kak Laila punya adik kayak Desi.” Desi menangis sambil memeluk Kakaknya.
“Heii, adik ipar. Aku hanya baru melamar kakakmu, tapi kenapa reaksi mu seperti aku akan membawa kakakmu pergi jauh?”
“Karena pasti Kak Aarav akan membawa kakakku bersama Kak Aarav, Desi pasti akan semakin jarang bertemu dengan Kak Laila.”
“tenanglah adik ipar, kau masih bisa bertemu dengan kakak mu."
"Kapan rencana pernikahan Kak Aarav dan Kak Laila?”
“Jujur saja adik ipar, aku belum memikirkan itu, fokusku dari kemarin adalah apakah Laila akan menerima lamaranku mengingat kami hanya baru mengenal selama beberapa hari.”
Tiba-tiba ayah mendekat ke arah Aarav dan bertanya
“Nak, apa yang membuatmu menyukai putri kami?” Aarav yang ditanya demikian menjadi kelimpungan, dia tidak tahu harus menjawab apa sebab tujuannya menikahi Laila akan dia sembunyikan untuk dirinya sendiri, setidaknya sampai dia sah menikahi Laila dan Laila akan mengathui tujuan utamanya.
“Ehemm ayah, entahlah yah, Aarav hanya ingin membangun rumah tangga dengan Laila. Sebab walaupun Aarav belum melihat Laila secara langsung tetapi saya merasa sudah jatuh cinta dengan Laila melalui cerita-cerita mama akhir-akhir ini semenjak Laila pindah tugas ke Rumah Sakit keluarga Affandi dan bekerja sama dengan mama.” Aarav berusaha mencari alasa-n yang paling logis untuk menjawab pertanyaan calon mertuanya itu.
“Baiklah, Nak. Kalau kalian sudah menikah nanti, ayah titipkan Laila sepenuhnya pada Nak Aarav, jaga Laila, Nak. Dia sempat mengalami trauma di masa lalu. Ayah harap kamu dapat menjaga Laila dengan baik. Lebih dari ayah menjaga Laila.”
Ayah memberikan wejangan pada Aarav sambil menepuk bahunya dan tersenyum. Aarav yang diberi wejangan pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Malam itu, semua orang berbahagia. Dua keluarga akan bersatu. Perbedaan antara dua kerluarga tersebut akan melebur menjadi satu melalui ikatan pernikahan, ikatan sakral dan merupakan ibadah terlama yang dijalani oleh seluruh manusia di bumi ini.
Diantara mereka semua, Laila lah yang paling berbahagia. Dia merasa bahwa cinta pandangan pertamanya membalas perasaannya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya in the future.
Mama Anna menginterupsi suasana bahagia tersebut.
“Bagaimana kalau kita rundingkan sekalian untuk tanggal pernikahan mereka? Mama sungguh tidak sabar memboyong Laila menjadi menantu keluarga Affandi”
Mama Anna berujar dengan sangat bersemangat. Yah, beliau memang sangat menyayangi Laila, karena memang beliau dan Laila sudah disandingkan di rumah sakit Affandi selama beberapa bulan terkhir ini.
“Mari kita bahas Nyonya.” Ibu Ros menjawab sembari tersenyum
“Jangan panggil saya Nyonya lagi. Bagaimana kalau saya panggil anda dengan Bu Ros dan Anda memanggil saya Bu Anna?”
“Baik kalau begitu Bu Anna.” Mereka semua yang ada di sana tertawa karena kedua ibu yang memusingkan panggilan tersebut. Maklum, mereka hanya ingin semakin akrab satu sama lain sebagai keluarga.
Kedua keluarga yang akan bersatu tersebut mulai sibuk menentukan tanggal pernekahan untuk putra putri mereka.
Laila, dia menyadari kalau Aarav menjadi tidak antusias saat membahas tanggal pernikahan mereka. Tapi dia memilih untuk mengenyahkan pikiran buruk tersebut.
Akhirnya tanggal pernikahan untuk Aarav dan Laila ditentukan. Yaitu, tepat 2 bulan dari tanggal ulang tahun Laila yaitu jatuh pada tanggal ulang tahun Aarav. ulang tahun Aarav yang ke 28 tahun untuk acara resepsinya, dan akadnya akan diselenggarakan sesegera mungkin.
Memorable bukan? Lamaran digelar pada tanggal ulang tahun Laila dan resepsi pernikahan akan digelar pada tanggal ulang tahun Aarav. Sangat menyentuh dan semoga perjalanan rumah tangga mereka nantinya berjalan dengan baik, tanpa masalah berarti, dan terus bersama hingga surga.
Malam semakin larut, acara tersebut telah diakhiri dan kedua keluarga tersebut pulang kekediaman masing-masing. Laila tetap pulang diantar oleh Aarav.
Laila merasa kalau atmosfer di dalam mobil Aarav menjadi berbeda dari sebelum acara lamaran dan penentuan tanggal pernikahan tadi.
Dia merasa Aarav sedikit menakutkan. Dia merasa hawa dingin keluar dari diri Aarav. Laila semakin larut dengan pikirannya hingga tak terasa mereka telah sampai di depan kediaman Laila.
“Kita sudah sampai, kau bisa keluar dari mobilku,” Aarav menginterupsi kediaman Laila.
Laila sedikit terkejut dengan perubahan itu. Tapi dia tetap berfikir positif.
...****************...
Komen, jempol, dan vote nya dong. Salam hangat dari Rasti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Nonce Abuno
penasaran rencana apa Aarav menikahi Laila
2021-02-20
0
Conny Radiansyah
kenapa Aarav jadi gitu...
2021-02-20
0
Arnest Asnanta Nasution
balas dendam yg slh tuch...c aarav
2021-02-19
0