BAB 20

Haiii.....Reader's ku terumakasih untuk kesetiaan nya membagi waktu untuk membaca karya ku..,

Terimakasih untuk dukungan nya...

Tanpa para readers apa lah arti karya ku ini

Salam persahabatan Noveltoon🙏😍😍😍

______________________________________________

" Maaf Mas..,. saya naik angkot saja, barang yang harus ku bawa lumayan banyak, biar Dek Emil aja yang ikut sama panjenengan " Tolak Mbak Aisha lembut dengan perasaan gak enak hati.

" sudah Mbak ikut kita aja, mobil saya masih muat ko buat masukin berlanjaan Mbak nya., kenapa juga harus naik angkut " Mas Hardi mengulas senyum ramah .

" Tapi Mas.." Suara Mbak Aisha terpotong saat Mas Hardi mengangkat barang belanjaan nya memasukan dan menata di dalam mobil. Mbsk Aisha menatap ku , dan ku balas dengan anggukan dengan seulas senyum .

" Biarin aja Mbak , itung - itung kasih kesempatan orang untuk beramal " Jawab ku.

Mas Hardi meminta ku untuk duduk di jok depan di samping nya sementara Mbak Aisha duduk di belakang bersama barang belanjaan yang tadi di tata Mas Hardi biar cukup untuk duduk Mbak Aisha juga soal nya mobil mercedes benz type C 240 keluaran tahun dua ribu enam ini hanya mampu menampung empat orang saja.

" Kamu kenapa Mil.., ko mata mu sembab " Selidik Mas Hardi.

" Gak papa Mas .., tadi kelilipan di pasar " jawab ku sekena nya.

" Masih ada yang buly in kamu soal kematian nya dan kedekatan mu sama aku..?." Tanya nya lagi ingin tahu.

" Mas Hardi ko tahu Emil ada di sini..? " Tanya ku mengalih kan pembicaraan .

" Heemm kebiasaan kamu Dek.., kalau di tanya malah balik nanya .." Deaah nya kesal.

Ku lemparkan wajah keluar jendela melihat keramean jalan di sekitar pasar induk kota kecil ku yang lumayan padat penduduk.

" Tadi aku tuh habis ketemu sama kepala pengelola pasar induk mau bahas proyek renovasi pasar " Jawab Mas Hardi lembut.

" Wualah jadi pasar nya mau di renovasi to Mas.. Bagus lah kalau bisa sih di perbesar biar gak sempit dan sumpek lagi "

" Yang nama nya pasar tradisional di mana - mana ya seperti itu keadaan nya to Dek,... Maka nya Mas lebih nyaman ke Mall atau super market yang lebih luas, lebih adem dan lebih bersih " Mas Hardi melirik ke arah ku.

" Besok yang jadi isteri ku gak bakalan aku ijin kan belanja di pasar tradisional , kalau mau belanja di Mall , soal nya kalau belanja di pasar tu kualitas nya juga belum terjamin " Mas Hardi mengerling kan mata nya ke arah ku dengan seulas senyum .

Ku abaikan ucapan nya dengan pura - pura sibuk mainan game tetris di ponsel ku .

Sesampai di rumah keluarga Mbak Aisha, kami menurun kan barang belanjaan , aku baru mau masul ke dalam rumah Mas Hardi menarik lengan ku .

" Dek langsung pulang aja yuk.. " Pinta nya dengan sorot mata jijik melihat kekumuhan di lingkungan rumah Mas Hardi yang jadi sentra industri pengeringan ikan asin rumahan . Mas Hardi menutup hidung nya dengan tangan kiri nya sesekali ku lihat Dia seperti hendak muntah , tak tahan dengan bau ikan asin.

Dengan menahan malu aku berpamitan dengan keluarga Mas Nano, dengan Ibu, Bapak dan kaka serta adik - adik nya .

Bersyukur mereka bisa memaklumi perilaku Mas Hardi yang terlahir sebagai orang kaya, hingga mereka tak tersinggung saat Mas Hardi tidak mau masuk ke dalam rumah mereka . Mas Hardi masih mau berjabat tangan dengan mereka saja sudah lebih baik.

Setelah masuk ke dalam mobil Mas Hardi mengambil botol Hand Sanitizer dari dalam dasbord mobil nya lalu menyemprot kan ke tangan nya, menyerah kan ke arah ku dan meminta ku untuk memakai nya.

" Pake ini Dek.., biar tangan mu gak bau amis " Perintah nya dengan menatap wajah ku.

" Apa an sih kamu Mas.., lebay banget " Sungut ku kesal kuabai kan permintaan nya.

Mas Hardi meraih tangan ku dan menyemprot kedua telapak tangan ku dengan cairan Hand Sanitaizer lalu meremas nya lembut.

Mas Hardi melajukan mobil nya pelan di jalanan pasir yang becek akibat laut pasang semalam. Sembari menggerutu dengan kondisi jalan yang bergelombang. Sepanjang jalan tetangga Mas Nano berkerumun menatap ke arah kami. Entah apa yang mereka bicara kan, aku tak dapat mendengar nya karena kaca mobil tertutup rapat .

Mas Hardi membawa ku ke arah jalan kota kotamadya .

" Mas .., aku gak ngampus hari ini , kita mau kemana , aku belum izin Ibu." Tanya ku cemas.

" Aku mau ajak kamu ke Mall tapi kita mampir ke tempat ku dulu, aku mau kenalin kamu sama karyawan ku sekalian aku ganti baju dulu , gak nyaman yang ini sudah tercemar sama bau ikan asin " Jawab nya santai .

" Segitu nya sih kamu Mas .., aku mau pulang aja nanti Ibu nyari'in .." Pinta ku jengah .

" Ibu mu gak bakal nyariin kamu aku jamin, tadi aku sudah izin sama Ayah mu lewat telefon " Mas Hardi melirik ku lembut.

Lima belas menit berlalu aku sampai di sebuah rumah mewah lantai dua di tengah kota, Mas Hardi memarkir kan mobil nya di depan garasi. Memberikan kunci mobil ke seorang karyawan nya.

" Pak tio tolong bawa mobil ku ke salon, cuci steam sampai bau wangi " Perintah nya sembari menyodor kan lembaran seratus ribhuan.

" Siap Tuan ! "

Mas Hardi membawa ku masuk ke dalam rumah yang berfungsi sebagai kantor nya.

Karyawan Mas Hardi berdiri membungkukan badan ke arah kami, tangan ku di gandeng nya erat, Dia berhenti sejenak di depan karyawan nya dan memiinta mereka untuk berkumpul di ruangan tengah yang luas.

" Oke semua sudah kumpul kan.. Aku mau mengenal kan seseorang yang istimewa buat ku. Kenal kan ini calon Ibu anak ku. Nama nya Emila Nurul hidayah , Dek.. kenal kan ini karyawan - karyawan ku yang bekerja di divisi cabang kota ini " Seulas senyum bangga terpancar di wajah nya.

Wajah ku merona semerah tomat, aku ingin mengklarifikasi ucapan nya atas pengakuan status ku di hadapan karyawan nya, belum lagi aku bicara, karyawan Mas Hardi sudah berjalan satu persatu memperkenal kan diri mereka dengan menjabat tangan ku.

seseorang yang usia nya lebih tua dari Mas Hardi mendekat ke arah telinga nya.

" Jangan kelamaan Mas.., punya calon Macan alias manis cantik seperti nya kalau kelamaan bisa - bisa di tikung orang ' Canda nya .

Mas Hardi tersenyum lebar.

" Kamu tunggu aja undangan nya dalam waktu dekat ini " Jawab nya santai.

Mas Hardi mendekat ke seorang karyawan wanita, entah apa yang dibicarakan mereka,.

setelah nya meraih telapak tangan ku menggenggam erat menuntun ku naik ke atas ke lantai dua .

Aku duduk di balkon depan , menikmati pemandangan kota, lalu lalang mobil dan hiruk pikuk kehidupan kota.

Karyawan wanita yang tadi bicara dengan Mas Hardi naik ke atas mendekat ke arah ku menyodor kan paper bag .

" Bu Emil .., ini baju ganti Anda " Ucap nya ramah.

" Maaf maksud nya..? " Tanya ku bingung.

" Pak Hardi memesan kan khusus gaun ini dari butik Km untuk Anda " Jawab nya tersenyum.

Aku melongo di buat bingung, Mas Hardi keluar dari ruangan mendekat ke arah kami.

" Aku mau ajak kamu Party di ulang tahun pernikahan seorang mitra perusahaan sayang, aku ingin kamu pake gaun pilihan ku " Ucap nya lembut. Memberi kode pada karyawati nya untuk meninggal kan kami.

Mas Hardi menggandeng tangan ku mengajak masuk ke dalam kamar nya, aku menolak karena kami bukan muhrim, tapi tenaga ku kalah kuat dari nya. Mas Hardi membawa ku masuk ke dalam kamar yang luas nya tiga kali luas kamar ku dengan bethup luas bersih, Televisi , minicoolcas dan segala perabot mewah di dalam nya.

Dia mendudukan aku di sofa samping jendela dekat balkon kamar nya. Lalu Dia masuk ke dalam kamar mandi. sesaat kemudian Dia keluar hanya mengenakan celana pendek. Ku tutupi kedua mata ku dengan telapak tangan.

" Mas.. Apa an sih kamu.., aku mau keluar aja.., kita bukan muhrim jangan seperti ini " Pinta ku.

Ku dengar suara seringai Mas Hardi, lalu Dia mendekati ku, meraih tangan yang kugunakan untuk menutup mata.

" Kenapa..?!, gak usah malu - malu gitu, sayang bentar lagi juga tubuh ini akan jadi milik mu dan tubuh mu akan jadi milik ku " Ucap nya sembari mendesah. Di tatap nya wajah ku lekat lalu di cium nya bibir ku hangat.

Dada ku berdesir , ini pertamakali bibir ku tersentuh oleh lelaki, sembilan tahun bersama Mas Nano tak pernah sedikit pun Dia menyentuh wajah ku. Mas Hardi melepas ciuman nya.

" Kamu belum pernah melakukan ini sebelum nya..?" Tatap nya dengan senyum bahagia.

Ku anggukan kepala dengan wajah tertunduk menahan malu.

" Nano luar biasa kamu, sembilan tahun bersama tak sedikit pun tersentuh hahahaaa, aku harus berterimkasih kepada nya, pada akhir nya aku pemilik seutuh nya " Seringai bahagia memenuhi wajah nya.

Aku hendak beranjak keluar dari kamar , tangan Mas Hardi lebih cekatan meraih tubuh ku,.di rengkuh nya aku dalam dekapan dada bidang nya , tangan ku di arah kan nya ke arah junior nya yang mengeras, aku berusaha menepis namun tangan Mas Hardi lebih kuat memegang tangan ku.

" Di pegang saja sayang, di remas saja, aku ingin menikmati sensasi bersama calon isteri ku, aku tidak akan memasukan nya dulu.. Sweer.., sekedar permainan tangan saja.." Pinta nya lembut di telinga ku.

" Aku akan menjaga sampai nanti malam pertama kita " Lidah nya bermain di telingaku.

Entah mengapa aku menikmati permainan lidah nya, desiran - desiran aneh kunikmati dengan nafas tertahan. Mas Hardi seperti nya meliahat kegelisahan di wajah ku. Tangan nya mulai nakal menelusuri bagian tubuh ku hingga ke bagian sensitif ku, lalu memain kan jemari nya di sana hingga milikku basah, aku mendesah lirih di balas dengan senyuman dan sorot mata aneh terpancar di wajah nya.

" Kamu sudah keluar Sayang.., ini baru awal permainan, nanti setelah kita menikah aku bisa memuas kan mu lebih dasyat dari ini " Bisik nya di telinga. Mas Hard tersenyum dengan sorot penuh kebahagiaan .

Terpopuler

Comments

Michelle Avantica

Michelle Avantica

Dari kelakuan Hardi yg kek gitu seperti nya dia dah biasa ngelakuinnya ya 🤦
Oh laki2 macam Mas Nano lah yg ter the best sayang gak ada jodoh sama mbak Emil ya..

2020-10-26

0

hany

hany

lho kok....beraninya..

2020-06-28

1

Linda Lidya

Linda Lidya

mengelikan 😑😑😑

2020-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 2BAB 30
31 *BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 .BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 1BAB 113
114 pengumuman
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 BAB 130
132 BAB 131
Episodes

Updated 132 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
2BAB 30
31
*BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
.BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
1BAB 113
114
pengumuman
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
BAB 130
132
BAB 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!