" Dek tolong berhenti di sini dulu kaka haus , kita mampir beli jus buah " Pinta ku pada nya saat melintas di sebuah gerobak penjual es jus di pinggir jalan.
Dia mengarah kan motor nya ke tepian jalan tepat di depan gerobak penjual es jus. Aku turun dan memesan jus alpukat dan Dia memilih jus mangga.
" Pak tolong dua jus alpukat dan satu jus mangga " Pinta ku
" Di bungkus mbak " Tanya penjual
Aku menganggukan kepala dan berjalan mendekat ke kursi yang tersedia di belakang gerobak mendudukan pantat ku di sana. Adik lebih memilih duduk di atas motor , sambil memain kan ponsel nya.
" Hai ka Eksan.. " Sapa seorang gadis malu - malu pada nya.
" Hai juga , mau beli apa " Jawab nya sembari mengulas senyum maut yang membuat gadis yang menyapa berbinar.
" Eeee ini Ka.. , lagi pengen jus jambu " Jawab nya tergagap senang.
" Kaka sedang ngapain di sini " Tanya nya lagi.
" Itu nganter wanita cantik yang duduk di sana " Mata nya menunjuk ke arah ku.
Spontan gadis itu mengalih kan perhatian nya ke arah ku, lalu menunduk kan kepala nya sembari tersenyum kikuk. Aku membalas nya dengan senyuman seramah mungkin.
" Siapa Ka...? " Selidik nya penasaran.
" Hemm anak ibu ku yang paling cantik " Jawab nya pelan.
" Ooh... Mbak nya kaka ya , ko aku gak pernah lihat sih Ka, Aku kira ka Akmal anak pertama di keluarga kaka , ternyata masih ada lagi ya "
Senyuman lega tergambar jelas di raut nya.
" Ya kan sudah menikah dari aku masih kelas tiga sekolah dasar terus ikut suami nya di kota sebelah dan jarang menginap lama di kampung jadi gak banyak yang tahu kecuali saudara dan tetangga sekitar rumah aja "
jawab nya santai
Beberapa menit kemudian pesanan ku selesai di buat , aku berdiri mendekat ke penjual.
" Berapa semua nya Pak ?! " Tanya ku ke penjual es jus.
" Dua puluh satu ribu mbak " Jawab penjual ramah menyodor kan plastik kresek putih berisi tiga gelas plastik besar jus pesanan ku.
Aku merogoh kantong jaket ku , masih ada uang receh sisa naik kendaraan umum tadi siang. Aku ambil duapuluhan selembar dan koin ribuan, kupasrah kan pada penjual.
" Terimakasih mbak " Senyum penjual tulus.
" Sama - sama Pak " Jawab ku ramah.
Adik ku menyalakan mesin motor nya , aku kembali duduk membonceng nya.
" Hayu hasna aku duluan Ya.. " Pamit adik ku pada gadis yang ngobrol dengan nya tadi. Lalu melajukan motor nya kembali.
" Ehheeemmm cie...cie.., yang habis ketemu..." Goda ku dengan menggantung kan kalimat .
" Apaan sih Ka..., orang Dia cuma teman biasa ko, satu organisasi di kampus, anak kohati di organisasi HMI " Jawab adik ku dengan gaya santai nya.
" Tapi lumayan cantik juga loh , anggun lagi
beneran gak ada... rasa gitu '' Aku raba dada adik ku mencari debaran di sana.
" Kaka.. Apaan sih.." Dia terlihat malu meraih tangan ku dari dada nya di taruh di atas perut nya lagi.
****************
Lima puluh meter di depan sebelah gang menuju rumah ibu, aku lihat mobil paksu terpakir di sana. Aku meminta adik ku untuk berhenti , membelokan motor nya menjauh dari sana.
" Mbak kita mau ke mana ".Tanya nya kebingungan.
" Gak tahu dek.. jalan aja dulu " Pinta ku cemas memandang ke belakang takut suami ku melihat kami dan mengejar.
" Tapi ini sudah magrib loh Ka.., ke rumah kak Akmal aja atau ke rumah Kak Emran ''
Saran nya kepada ku.
'' Jangan Dek.., aku gak nyaman sama isteri nya Akmal , kalau di rumah Emran aku gak nyaman sama mertua nya " Balas ku.
" Ke masjid aja dek, Aku mau solat di sana sembari nunggu Dia pulang, nanti kau jemput kaka di masjid kalau Dia sudah tidak ada "
Pinta ku dengan raut memelas.
"' Ya udah kalau itu mau nya kaka " Dia pasrah mengarah kan motor nya ke arah masjid yang berada tiga ratus meter sebelah utara dari arah rumah Ibu ku .
Setelah sampai di masjid ku lihat jemaah mulai memenuhi masjid. Aku turun dari motor menuju gerbang masjid.
" Ka jus nya.. " Panggil adik ku pelan , menyodorkan plastik kresek ke hadapan ku .
" Bawa aja ke rumah dek, punya ku taruh aja di kulkas, itu yang satu lagi buat Yu Tinah..., eee dek jangan bilang ke siapa pun mbak ada di sini ya , nanti kalau Dia sudah pergi mbak yang akan jelas kan sendiri ke ibu " Perintah ku tegas dan di balas dengan anggukan kepala oleh nya.
Dia melaju kan motor nya kembali menuju rumah, sedang aku masuk ke dalam masjid , mengambil air wudu dan solat berjamaah dengan meminjam mukena masjid.
Saat solat usai dan jamaah bersalaman aku bertemu dengan beberapa teman sepermain an yang masih menetap di sana. Mereka memeluk ku erat melepas kangen.
" Masya Allah.. Emil kamu masih cantik aja, masih mudaan aja " Ujar Tika teman SD ku.
" Astagfirullah... gak juga , biasa aja, kamu juga masih cantik ko " Jawab ku tersipu.
" Kamu masih menetap di kota B Mil.., bener kata Tika kamu terlihat lebih muda dari kami., Pasti hidup mu sudah enakan ya.., Mil secara punya suami kaya gitu "' Rosa menyela.
" Alhamdulillah sih.. di bilang enak kalau kita syukuri dan nikmati ya enak tapi yang nama nya rumah tangga mana ada yang mulus " Jawab ku sembari tersenyum.
Dan pertemuan tak di sengaja dalam masjid petang itu sudah serupa rueni dadakan saja.
Kami berbincang saling tukar informasi hingga adzan isya berkumandang.
Selepas solat isya, aku lihat adik ku Eksan dengan Emran keluar dari ruang khusus lelaki, mendekat ke arah ku dan kami bertiga duduk di undagan masjid.
" Ka yuk pulang.., kelamaan di sini malah bisa jadi gosip tak sedap " Ajak Emran.
" Mas Hardi masih di rumah ibu kan.. ?! " Selidik ku. Mereka hanya diam tak membalas pertanyaan ku.
Sesaat kemudian HP Eksan bergetar, Eksan mengangkat nya.
" Assallamualaikum iya Ka..., Iya masih ada.., ni sedang kami bujuk untuk pulang .." Suara Eksan membalas suara di seberang telefon .
Eksan menjauh dari tempat duduk kami dan sesaat kemudian mendekat lagi.
" Ka.. ini Ibu mau ngomong .." Di serah kan Hp nya, aku meraih nya.
" Nak... pulang ke sini sama adik - adik mu, jangan kelamaan di sana, gaik baik .., nanti timbul fitnah " Perintah Ibu pelan tapi tegas.
" Masih ada Mas Hardi di sana bu... ? " Tanya ku memastikan.
" Sudah Nduk... kamu kemari aja dulu " Pinta Ibu dengan suara memohon .
" Nggeh bu " Jawab ku lirih.
Kami bertiga beranjak pergi meninggal kan Masjid dengan berjalan kaki. Di tengah jalan sepintas aku lihat mobil suami ku melintas pelan, Eksan menutupi ku dengan tubuh nya agar tak terlihat oleh suami ku.
Aku bernafas lega melihat mobil suami ku berlalu di jalan raya arah menuju tempat tinggal nya. Aku tak ingin bertemu dengan Mas Hardi suami ku untuk saat ini , kesakitan yang ku terima ataa perlakuan tak pantas yang diperbuat nya tadi siang masih membekas di pelupuk mata ku .
Ku tarik nafas perlahan lalu ku hembuskan pelan tuk mengurangi rasa sesak yang menyelimuti perasaan ku agar tak ada airmata yang tumpah . Eksan meraih tangan ku menggenggam memberi ku kekuatan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Michelle Avantica
wah kesan yg bikin gw ngiri tentang kedekatan mereka sebagai kakak adik, rukun dan saling menyayangi dan melengkapi dan saling terbuka..
2020-10-26
0
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
aku sudah Like dan vote 5 bintang
silakan mampir di chat story ku “culun X Populer"
jangan lupa tinggalkan jejak
2020-05-29
0
Taufik Daddy A͜͡ⁿᵘ
ada apakah???
2020-04-13
2