Di kamar ini semua kenangan hidup ku tertata rapi dari aku bayi hingga masa - masa awal bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, melalui sebuah foto foto kecil yang tersusun di sebuah figura besar.
Mungkin karena aku anak perempuan satu - satu nya dalam keluarga , Ibu merawat dengan rapi semua kenangan ku. Yu Tinah yang di beri tugas membersih kan kamar ku.
Waktu sudah menunjukan pukul 22.30 WIB malam namun mata ini masih sulit di pejam kan. Ingatan ku melayang pada saat awal suami ku bertandang ke rumah bersama Ayah nya yang menjadi sahabat Ayah ku semasa SMA hingga menyelesau kan kuliah bersama, lalu mereka terpisah kan oleh jarak dan waktu.
Ayah yang memilih mengabdi kan hidup nya untuk mencerdas kan anak bangsa generasi muda , terdampar di sebuah kota kecamatan di kabupaten T, sebagai guru mata pelajaran matematika dan tiga tahun terakhir sebelum beliau wafat karena serangan jantung , Ayah mendapat kehormatan menjabat sebagai kepala sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri satu - satu nya di tempat kami.
Aku ingat bagaimana dulu Erza adk ketiga ku kaka si bungsu pulang marah - marah saat Dia mendapat prestasi di olimpiade sains tingkat provinsi tapi keberhasilan nya mendapat cemooh dari sebagian orang yang tak suka dan menebar fitnah , jika prestasi yang Erza raih semata karena kekuasaan dan jabatan Ayah nya.
Alhamdulillah karena orangtua kami yang selalu menjadi pendamping terbaik bagi kami anak - anak nya dan solidaritas kami kaka beradik yang erat, Erza tak sampai mengalami depresi karena tekanan orang yang iri pada nya. Dia malah berusaha menunjukan jika apa yang diraih nya karena kemampuan Dia bukan karena jabatan Ayah nya.
Ayah Mas Hardi suami ku mengadu nasib di pemerintahan dan terakhir menjabat sebagai sekertaris gubernur di kantor pemerintah provinsi, sebuah jabatan yang bergengsi .
Drrrrtt...ddrrtt ..dtrrrtt
Smartphone ku berulangkali berbunyi , aku masih mengabai kan nya. data internet pun aku matikan. aku tak mau membuka WA dari siapa pun.
Tiiingg
sebuah SMS masuk
# Mah....! Maaf kan Papah.., Mamah di mana , tolong jangan bikin aku dan anak - anak kita panik . kita bisa bicara baik - baik kan.., tolong beritahu dimana posisi Mamah..., Papah jemput sekarang .. Anak - anak mencari mu mah #
Aku membuka panel SMS yang sedari tadi aku kunci dan enggan membuka nya.
puluhan SMS dari suami ku terkirim di ponsel, dengan kalimat panjang bak gerbong kereta dari kata yang lembut merayu hingga ancaman dan kata - kata pedas, yang di bumbui dengan tuduhan atas kecemburuan nya, aku hanya membaca lalu mengabai kan.
drrrt...dddrrrt
Ponsel ku kembali bergetar kulihat di layar wajah Erza terpampang di sana, aku meraih ponselku, memencet tanda hijau dan suara adik yang sudah dua tahun ini kurindukan karena masih setia di lautan sebagai mualim satu di sebuah kapal pesiar nyaring terdengar.
" Hallo Mbak...! , pa kabar nya.. posisi di mana sekarang lama gak ada kabar.. " Suara Erza di seberang telefon.
" Alhamdulillah baik.. kamu apa kabar, tumben telfon.., yang gak ada kabar kamu nya kali '' Jawabku datar.
Erza meminta untuk videocall , aku buka data internet lagi dan malam aku habis kan dengan vidcall sampai larut dengan Erza adik ku yang saat itu masih di kepulauan Maladewa, kami VC bertiga dengan Eksan yang mengetuk pintu saat dengar suara tawa ku di telfon bersama kaka nya Erza.
Jelang jam dua malam saat Erza melihat ku mulai lelah menahan kantuk Dia mengakhiri VC nya dan Eksan pun pamit untuk tidur di kamar nya.
Di tengah kesakitan ku atas perilaku suami, aku bahagia Tuhan menghadir kan keluarga adik - adik yang selalu bisa menghibur ku, meski jarak dan waktu memisah kan diantara kami, hingga sejenak aku bisa mengobati kerinduan ku pada anak - anak , karena ini pertama kali aku pergi dari rumah tanpa membawa anak - anak dan tanpa izin suami.
Kupandangi foto ketiga anakku.
" Maaf kan mamah Nak tak bisa menjadi Ibu yang baik untuk kalian " Bisik ku lirih dengan tetes airmata menghangat di pipi ku.
Aku menikah karena perjodohan orangtua . Ayah Mas Hardi yang ingin meyambung silaturahmi menjadi keluarga mengajukan perjodohan anak pertama nya dengan ku.
Ayah yang selalu mengutama kan demokrasi dan tak pernah memaksa kan kehendak pada orang lain termasuk ke anak - anak nya , saat itu hanya meminta putera pertama Pak Handoko untuk datang berkenalan lebih dulu dengan ku.
Seminggu setelah kesepakatan, Mas Hardi bertandang ke rumah di temani oleh Ayah dan Ibu nya. Saat pertama kali bertemu dengan nya aku sama sekali tak tertarik dengan nya.
Dengan tampang standar gak cakep tapi juga gak jelek jelek amat meski berpenampilan kekinian , staylis dengan pakaian dan segala artribut branded ternama plus kunci mobil sedan mewah yang tak lepas dari saku celana nya, aku lebih memilih kekasih ku Mas Nano yang berpenampilan sederhana dengan hanya memiliki motor GL Pro yang di beli dari hasil keringat nya sendiri .
Bukan karena wajah Mas Nano yang lebih tampan , tinggi proposional dengan kulit putih bersih mirip dengan artis Andre Taulani, Aku mencintai Mas Nano lebih karena sifat sederhana , sifat yang lebih dewasa dan kesehajaan prinsip hidup yang tak suka bergantung dengan orang lain pada orangtua sekali pun.
Meski Mas Nano hanya seorang guru honorer di sebuah MTS setingkat dengan SLTP dan sore mengajar ngaji di mushola dekat rumah kami , aku lebih memilih nya karena akhlak nya lebih baik, rajin ibadah , sering mengisi pengajian di acara - acara tertentu sebagai penceramah , santun kepada siapa pun terlebih lagi kepada orangtua ku.
Adik - adikku terutama Eksan paling dekat dengan nya, pun Ibu ku yang seringkali bangga saat Dia mengisi di acara pengajian yang Ibu ikuti , karena sebagian besar tetangga kami sudah mengetahui kedekatan ku dengan nya dan Ibu sering di goda oleh tetangga dengan panggilan calon mertua Ustadz Nano.
Mas Nano juga sangat menjaga kehormatan ku meski seringkali Dia mengantar ku pulang kuliah larut malam tak pernah sedikit pun Dia berbuat kurang ajar dengan ku, sekedar mencium kening atau mengacak rambut ku sekali pun, Dia benar - benar menjaga ku dari perbuatan yang di larang Tuhan kami.
Saat membonceng aku tak menyentuh tubuh nya, aku selalu berpegangan pada besi pembatas di jok belakang . Mas Nano juga mampu menahan diri dari rasa cemburu tiap kali ada lelaki lain yang mendekati ku karena Dia menyakini perasaan ku kepada nya, meski Dia tahu aku selalu jadi bunga kampus dari menginjak sekolah menengah pertama.
Rasa kangen ku pada Mas Nano tetiba saja menyeruak dalam relung hati dan aku hanya mampu memberi nya hadiah Al- Fatikhah untuk kenyamanan nya di alam baka...,
Semoga Allah berkenan dengan do'a dan hadiah ku hingga sampai dalam istirahat nya.
Berbeda dengan Mas Nano, Mas Hardi tipe lelaki yang agak arogan dengan selalu membanggakan jabatan dan kekayaan orang tua nya , tidak sabaran , temperamental, emosi nya tinggi , sombong , angkuh dan tingkat kecemburuan di luar batas.
Manusia boleh berencana Tuhan lah penentu segala nya. Mimpi indah yang ku bangun tiga tahun kebersamaan ku dengan Mas Nano akhir nya kandas karena sebuah salah paham yang berujung maut bagi kekasihku.
Aku kehilangan Dia di saat aku menapaki mimpi untuk bersatu dalam ikatan cinta suci di atas pelaminan .
-------------------------------------------------------
Haalloo kawan Reader Noveltoon/ Mangatoon salam kenal ini karya kedua ku
selian karya ini aku punya juga karya pertama ku judul nya
HIDUP DALAM BAYANG MASA LALU
Terimakasih buat yang sudah sudi mampir dan membaca nya🙏🙏
Tolong tinggal kan kesan Like dan komentar nya.. minta poin vote nya juga ya..😘😀😀
Serakah amat ya readers😀😀😀 tapi boleh kan ya author serakah minta like komen poin dan like buat semangat author berkarya
Terimakasih yang tak teehingga buat redaktur dan admin nya juga..🙏😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
isni khoerunisa
ceritanya natural sekali
2020-12-30
0
Slamet Diana
masih nyimak
2020-09-24
0
Rumy Tock
masih bingung
2020-05-05
1