Aku sedang berbincang hangat dengan Ibu dan kaka Mas Hardi saat Bapak Mas Nano datang tergopoh dengan wajah sendu.
" Nak Emil... ! " Bapak Mas Nano terkejut melihat kehadiran ku di rumah nya.
Aku berdiri menyambut tangan beliau mencium punggung tangan nya.
Airmata keluar dari sudut mata Bapak Mas Namo. Menepuk - nepuk bahu ku lembut.
" Do ' a kan Mas Nano Ya.. semoga mampu melewati masa kritis nya " Ucap nya bergetar.
Aku terbengong mendengar penjelasan Beliau, hampir saja kehilangan kesadaran saat diberitahu beliau kondisi Mas Nano di rumah sakit daerah S, tetangga kabupaten kami, Ibu Mas Nano terduduk lemah dengan menyayat memanggil nama nya. tubuh ku terhuyung, Erza meraih nya dan menopang tubuh ku erat sembari menelfon Akmal untuk datang ke rumah Mas Nano membawa mobil Ayah.
Setelah Akmal datang aku dan keluarga Mas Nano beranjak ke rumah sakit bersama. Erza dan Eksan mengikuti dari belakang memakai motor.
Di rumah sakit Dewan pembimbing pramuka menyambut kedatangan kami. Beberapa murid perempuan yang mengetahui hubungan kami mendatangi dan memeluk tubuh ku , kami terisak bersama - sama.
Sayup - sayup ku dengar penjelasan dari seorang guru teman dekat mas Nano yang di mintai penjelasan oleh Akmal atas kejadian yang menimpa Mas Nano.
Dari cerita nya aku dengar Mas Nano terlihat berbeda tiga hari belakangan dari awal Dia mengikuti acara pramuka, awal nya Mas Nano tidak masuk dalam daftar peserta dewan pembimbing yang ikut kemah, tetiba sehari sebelum keberangkatan Dia mendaftar kan diri untuk ikut kemah. Selama mengikuti perkemahan Mas Nano terlihat murung dan sering meyendiri seperti ada fikiran berat yang mengganggu nya. Sayang nya sikap tertutup Mas Nano kali ini membuat teman nya tak bisa mengorek apa yang ada dalam fikiran nya.
Sampai kejadian subuh pagi itu Mas Nano meminjam motor kepala desa untuk pulang menemui ku dengan izin dari wakil kepsek yang menjadi ketua dewan pembimbing pramuka di sekolah nya . Di tikungan tajam menukik ke bawah motor nya selip dan tak dapat di kendali kan hingga membawa nya ke bawah jurang dan tubuh nya menghantam batu perbukitan.
Aku terduduk lemah mendengar cerita nya, tubuh ku terasa sesak seakan merasakan kesakitan seperti yang dirasakan nya. Erza memeluk dan mengelus bahu ku kuat.
" Yang sabar Mbak...Yang tabah...yang kuat jangan perlihat kan kesedihan di hadapan nya " Nasehat Erza pada ku. Dan aku membalas hanya dengan anggukan .
Beberapa jam kemudian seorang berbaju putih - putih memanggil nama ku meminta untuk masuk menemui pasien. Di ruang berwarna putih bersih kulihat tubuh Mas Nano terbaring penuh luka dengan selang infus., selang oksigen dan selang darah PMI memenuhi tubuh nya.
Dia tersenyum lemah menatap ku sendu, kuraih tangan nya ku genggam erat lengan kekar nya, airmata ku tertumpah di sana.
Mas Nano berusaha menghapus airmata ku sayang tangan nya terlalu lemah untuk meraih wajah ku.
Tanpa ku sadari itu saat terakhir aku melihat senyum nya, meraskan hangat lengan tangan nya, degup jantung yang melemah, tatapan sendu dengan berjuta rindu dan luka yang terpancar dari sorot mata nya menohok hati.
****************
Fkasback off !!
Dalam setengah sadar ku aroma wangi tubuh yang sangat ku kenali menyengat hidung. Aku mengenal aroma tubuh yang hampir sebelas tahun menemani tidur ku, menumbuh kan benih tiga makhluk kecil penghibur hati selama ini .., Yah ini aroma tubuh Ayah anak - anak ku, lelaki yang menghilang beberapa hari ini .
Ku coba membuka mata dengan setengah menahan kantuk, ku lihat Mas Hardi berdiri mengenakan seragam perawat lelaki. Dia menyamar untuk bisa menemui ku. Meski wajah nya tertutup dengan masker dan mata nya terhalang bingkai kacamata, tapi aku masih mengenal dari aroma tubuh nya.
Bagaimana mungkin seorang isteri tidak bisa mengenali aroma tubuh suami yang telah menjalani hidup hampir sebelas tahun bersama, sekeras apa pun perlakuan nya, Dia tetap lelaki yang hidup bersama selama ini.
" Mas Hardi.. " Ucap ku setengah berbisik.
Dia menutup mulut ku dengan telapak tangan kanan nya, takut Erza yang tertidur.di soffa dan Yu Tinah yang tertidur di mini sofbed terbangun. setelah menengok ke arah mereka Memastikan keadaan aman, Dia melepas masker mencium kening ku lembut.
" Maaf kan kesalahan ku yang terbawa emosi, maafkan.., Mamah boleh membenci papah tapi mohon jangan tinggalkan papah dan anak - anak kita " Bisik nya lembut di telinga.
Ku lihat aimata membasahi wajah nya, Dia mencium bibir ku lembut.
" Cepat sembuh mah.., kita perbaiki hubungan diantara kita .., Papah kangen sekali, hampir tak mampu menahan rasa ini " Ucap nya lagi sembari meraih telapak tangan ku di arah kan nya ke seleting celana nya yang menonjol. ada desiran hangat sangat tanganku di arah kan untuk meraba milik nya.
" Ini milik mu Mah.., selama nya hanya mamah yang akan menikmati junior ku.. papah janji sungguh ini hanya milik mamah "
Ucap nya sembari menahan desahan saat tangan ku tanpa sadar meremas nya lembut.
" Sudah.. Mah..., Papah sudah tak tahan.." Bisik nya di telinga ku, lalu kembali mencium bibir ku hangat.
" Mamah Istirahat biar cepat sembuh.., Papah pamit mau nenangin si junior " Ucap nya lagi dengan wajah merah padam menahan berontakan dari junior nya.
Mas Hardi keluar dengan sangat hati - hati, melangkah melewati Erza yang tertidur lelap lalu membuka pintu dan keluar ruangan, sebelum berlalu pergi Dia masih berdiri di kaca kecil depan pintu menatap ku tersenyum lembut dan melambai kan tangan.
Aku hanya terdiam melihat kelakuan nya, masih ada sedikit amarah yang terpendam mengingat Dia lah yang membuat ku terbaring tak berdaya di atas tempat tidur ini.
Ku lihat jam di dinding, pukul tiga lima belas menit pagi .
Erza masih mendengkur di tempat nya terlelap, wajah nya terlihat masih kecepean sehabis menempuh perjalanan jauh. Yu Tinah pun masih meringkuk nyaman di tempat tidur kecil dekat jendela kaca lantai empat rumah sakit terbesar di kota provinsi di jawa.
Ku coba kembali memejam kan mata yang kembali terasa berat hingga terpejam dan kembali dalam buaian mimpi.
Flasback on !!
Kali ini aku melihat pemakaman Mas Nano, Ayah Mas Nano yang terlihat tabah melepas kepergian nya, Ibu nya yang bersandar di tubuh suami nya, Aisya kaka Mas Nano yang terus memeluk ku dengan adik - adik nya dan ke empat adik ku yang berdiri di belakang ku serta Ayah dengan Ibu yang menangis di samping orangtua Mas Nano .
Mendung bergelayut sore itu, pemakaman telah sepi di tinggal kan para peziarah pun keluarga Mas Nano telah beranjak pulang mempersiap kan untuk acara tahlilan nanti malam, hanya aku yang masih setia di sana menemani nya dalam tidur panjang .
" Tak tahu kah kau Mas.. betapa aku sangat merindukan mu..?, seminggu tanpa mu rasanya seperti setahun bagi ku,.tak pernah kulalui hari hari tanpa membayang kan mu, dalam setiap tempat yang ku kunjungi bersama keluarga nya aku bahkan selalu berfantasi tentang mu melalui diri Mas Hardi,
aku selalu berharap waktu cepat berlalu untuk bisa bertemu dengan mu dan saat aku datang mengapa kamu malah pergi meninggal kan ku untuk selama nya..??!!.., kemana harus ku obati sakit nya menahan rindu ini..?!! " Raung ku menyayat hati.
Akmal dan Erza meraih tubuh ku memeluk nya erat, dengan bujukan berkali - kali mereka memapah ku untuk pulang ke rumah.
" Jangan begini Mbak.., kasihan Mas Nano, Dia tidak akan tenang di alam nya kalau Mbak Emil tidak ikhlas melepas nya " Bisik Akmal sembari mengurut punggung ku.
" Yang sabar Mbak.. ikhlas kan Mas Nano biar mendapat jalan yang terang di alam nya, Do'a kan yang terbaik untuk nya jika Mbak Emil menyayangi Mas Nano, pasrah kan kepada Allah agar jiwa nya tenang di alam fana " Suara Emran bergetar menahan pedih.
Aku bersyukur memiliki keluarga yang sangat menyayangi ku, saling menguat kan dan mengingat kan satu sama lain. Di depan gerbang pemakaman ku lihat Ayah berjalan ke arah kami, bergegas mendekat ke arah ku lalu berganti memeluk tubuh ku erat, mengusap airmata dan membelai rambut ku lembut. Ayah memapah ku masuk ke dalam mobil nya,.duduk di samping ku, meraih kepala ku di sandarkan di dada nya. Akmal yang memegang kemudi dan Emran duduk di samping nya.
---------------------------------------
⭐⭐ Hai Kaka Reader"s jangan lupa tekan tombol Like dan masukan dalam daftar favorit agar dapat update terbaru
Tuk yang suka karya ku pentengin aja di Mangatoon ada karya ku yang lain judul nya
HIDUP DALAM.BAYANG MASA LALU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nur
Astaghfirillaah Hardiiiii...masih mentingin juniorrr...gw potong juga tuh juniornya
2024-06-10
0
Erna Rizqy
dikit2 flashback dikit2 flashback bosan aahhh
2021-04-14
0
Mis Warti
terlalu banyak flashback..jd lalan ceritanya kurang memuaskan pembaca...
2021-01-12
0