Salah Paham

"Gue udah tau rencana busuk lo. Kalo lo pinter, main yang elegant. Jangan kaya pengecut gini. Nyerang lawan beraninya dari belakang" Ucap Gilang sinis.

Ai kaget. Bagaimana Gilang tau tentang rencananya. Ai langsung kabur meninggalkan mereka semua.

Gilang masih berdecak kesal atas kejadian tadi. Gilang tak menyangka Ai akan melakukan hal yang sangat membahayakan. Ai tak memikirkan dampaknya jika saja kuah baso itu mengenai wajah May. Untungnya tadi hanya kaki Ai yang terkena kuah panas itu.

Zee yang notabeneh anak selengean pun berusaha mengejar Ai yang kabur tanpa pamit. Hampir saja Zee menangkap tangannya, Anggi menarik Zee untuk kembali pada teman-temannya.

"Ngapain sih lo halangin gue..?"

"Buat apa juga lo kejer dia..? Lo mau bikin malu diri lo sendiri..?"

"Gue kan sebel banget sama dia. Gara-gara dia, gue jadi berantem sama May. Dia juga yang suka racunin pikiran anak-anak buat benci sama May. Dan dia juga yang suka bikin hidup May jadi gak tenang. Dia tuh saico..!" Dengan kesalnya Zee berucap.

"Lo denger kan tadi kata Gilang..? Cukup main elegant buat menjatuhkan lawan kita. Jangan bikin diri lo sendiri malu."

Zee menunduk. Benar yang dikatakan Anggi. Menghadapi Ai bukan dengan baku hantam atau meladeni secara fisik. Tapi harus dengan cara yang elegant tanpa memalukan diri sendiri.

Zee akhirnya bernafas lebih teratur. Anggi meraih kembali tangan Zee dan menariknya mendekati teman-teman.

May dan Ningsih masih mencoba menenangkan Zee. Sedangkan Nuna memilih mencari minuman untuk menenangkan Zee. Sementara para lelaki lebih memilik mengobrol sendiri.

____________

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 11. Matahari juga hampir sampai di puncak peraduan. Bukan waktunya untuk olahraga lagi. Rencana mereka olahraga terhalang oleh kelakuan Ai yang bar-bar.

Semua anak berpencar membubarkan diri. Kecuali Gilang yang melipir mengantar May. Dan Omen yang mengantar Ningsih.

May dan Gilang berjalan mengambil langkah sedikit lambat. Menikmati terik matahari yang nyelekit saat menyentuh kulitnya.

Melihat sekitar area taman yang sudah mulai sepi. Bahkan tukang jajan yang biasa mangkal saat minggu pagi pun sudah banyak yang meninggalkan tempatnya.

Gilang menggenggam tangan May. Sepanjang perjalanan pulang, Gilang dan May banyak bercerita. Termasuk tentang hubungan mereka. Hingga Gilang tak sadar melontarkan ucapan yang membuat May tersentak.

"Aku kadang suka mikir, gimana kalo aku jalan sama Ai. apa aku akan seperti ini. atau malah jadi jauhin kamu. Aku tau Ai cantik. Dia populer. Dia juga idola para cowok." May seketika menghentikan langkahnya. Melepas genggaman tangan Gilang. Rasanya May ingin menghilang dari hadapan Gilang saat itu juga.

Entahlah.. Akhir-akhir ini May lebih sensitif menghadapi Gilang. "Iya aku tau itu. Terus kamu nyesel kan jadian sama aku..?" May mendengus kesal.

Gilang kaget dengan reaksi May. Tak menyangka May akan salah paham seperti ini. "Kamu ngomong apa May. Aku gak pernah nyesel sedikitpun tentang kamu. Aku sudah membuat kepustusan untuk memilihmu. Dan kamu tau kalo aku bukan orang yang mudan untuk menarik keputusanku." Di tatapnya wajah May yang masih menunduk. "Perasaan aku ke kamu bukan sekedar untuk pelarian. Aku terlambat menyadari perasaanku. Dan aku tak mau terlalu cepat mengambil langkah untuk menarik diri darimu." Gilang melanjutkan ucapannya.

May masih tertunduk mendengar ucapan Gilang. Tak terasa mereka sampai di rumah May. May melengos begitu saja meninggalkan Gilang yang masih berdiri di pintu.

Bu Rara yang baru keluar dari kamar pun memanggil Gilang untuk masuk. Tapi Gilang hanya tersenyum.

"Kamu kenapa Lang..? Lagi ribut lagi sama May..?" Bu Rara mencoba menebak.

"Aku gak ngerti sama May, Bu. Akhir-akhir ini suka salah sangka mulu sama aku. Padahal aku gak mancing emosi dia bu." Ucap Gilang diikuti endikan bahunya.

"Susul dia. Selesaikan masalah kalian. wanita itu tak akan mengucapkan kemauannya. Minta maaflah biarpun kamu tak salah. Nanti May pasti akan mengatakan kesalahnmu." Nasihat Bu Rara.

Gilang mengangguk seraya tersenyum kecil. Gilang ketuk pelan pintu kamar May. Memanggilnya, berharap May akan membuka pintunya.

"May.. Aku minta maaf kalo ada kata-kata aku yang salah. Maaf kalo kamu tersinggung sama ucapan aku tadi. Tolong buka pintunya. Aku gak mau pulang sebelum kamu keluar."

May akhirnya membuka pintu. Melihat Gilang masih berdiri bersandar di pinggir pintu kamarnya, May tersenyum ke arah Gilang.

"Aku minta maaf May.." Gilang meraih tangan May dan menarik May dalam dekapannya. "Maaf karena aku gak sadar udah bikin kamu sedih. Maaf karena aku, kamu jadi nangis kaya gini."

May terisak dalam dekapan Gilang. Ada rasa nyaman yang timbul saat Gilang memeluknya dan mengucap maaf.

"Aku cemburu saat kamu bahas Ai, Lang. Hati aku rasanya sakit banget. Padahal aku tau, kamu gak pernah suka lagi sama dia. Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering sensi sama kamu." Ucap May dalam setiap isakannya.

"Hufffttt..." Gilang menghembuskan nafasnya panjang. Benar kata Bu Rara, perempuan itu unik. Marah tanpa alasan jelas. Tapi, begitu kita minta maaf, mulutnya akan terbuka. mengungkap semua kesalahan kita. Yang malah kadang kita tidak menganggapnya penting.

"Iya.. Aku minta maaf yaa sayang.. Aku gak peka sama kamu." Gilang belai pucuk kepala May.

May masih terdiam. Menikmati ketenangan yang Gilang berikan.

_____________

Ketika makan malam...

Gilang baru saja keluar kamar untuk menuju meja makan. mama dan papanya sudah setia duduk di meja makan menanti anak kesayangannya.

Gilang melempar senyum pada kedua orang tuanya. Gilang merasa ada yang aneh dengan sikap keduanya. Tak biasanya mereka menunggu Gilang untuk memulai makan malamnya.

"Ma, Pa.. Tumben belum mulai makan..?" Tanya Gilang.

Papanya tersenyum manis ke arah Gilang. "Duduk dulu nak. Kita sengaja nunggu kamu. Udah lama kita gak ngobrol bertiga gini. Papa kangen Lang. Kamu tau-tau udah gede aja. Udah gak bisa kita ikutin gaya kamu." Ucap papa Gilang haru.

Terlihat jelas oleh Gilang ujung netra yang telah menua itu sedikit membasah. Gilang mengusap punggung tangan papanya. melempar senyum menenangkan untuk kedua orang tuanya.

Hai.. Hai.. Haii...

Jangan bosen bacanya yaa. Emang alurnya kadang terlalu cepat kadang malah lambat banget. Yang harus pasti itu ya kamu.. Iya kamuuu..

kamu harus pasti selalu dukung aku yaa. tinggalkan like dan coment di tiap babnya. Jangan lupa tekan lovenya. Dan kasih vote kamu..

Inilah aku dengan segala kekuranganku ya geng's🙏

Episodes
1 Kekecewaan Gilang
2 Bazar Buku
3 Mahluk Menggeliat
4 Pengakuan Anis
5 Sebuah Pengakuan
6 Pernyataan
7 Kecelakaan
8 Salah Perhitungan
9 Kondisi May
10 Hasil Penyelidikan
11 Kemunculan Ai..
12 Kemunculan Ai Part 2
13 Kejadian Sebenarnya
14 Lukisan Hancur
15 Pengumuman Pemenang
16 Pelakunya adalah...
17 Menyusun Rencana
18 Penyesalan Zee
19 Rencana Ai
20 Salah Paham
21 Teman Lama
22 Penyelidikan Nana
23 Kesedihan May
24 Tabrak Lari
25 Cuek
26 Sambutan
27 Kunjungan Raharja
28 Keputusan
29 Persiapan
30 Melamar Part 1
31 Melamar Part 2
32 Bioskop
33 Fist Kiss
34 Aa & Neng
35 Di Hadang
36 Tak Sadar
37 Siuman
38 Tertangkap
39 Pesan Misterius
40 Rencana Manikah
41 Teror
42 Rencana pernikahan
43 Pengajian
44 Penyusup
45 Penyusup Part 2
46 Penyusup Part 3
47 Pembongkaran
48 Pembongkaran Part 2
49 Sah
50 Mempelai
51 Ledakan
52 Jebakan
53 Investigasi
54 Teror
55 Malam Kedua
56 Paket Misterius
57 Pesan Ningsih
58 Bukti
59 Bukti Part 2
60 Penangkapan Bagio
61 Reuni
62 Teman Gak Ada Ahlak
63 Adu Banteng
64 Kondisi Gilang
65 Siuman
66 Tentang Anis
67 Cafe
68 Cafe Part 2
69 Pembalasan Anis
70 Gak Jadi..
71 PHK
72 PHK Part 2
73 Antara Anggi dan Zee
74 Tawaran kerja
75 Resepsionis
76 Galau
77 Canggung
78 Melamar
79 Kegab
80 Restu Sahabat
81 BAB 81
82 Melamar Zee
83 Mengantar zee
84 Penyadapan
85 Pembebasan Bagio
86 Pertemuan Bagio dan ibunya
87 Bukti
88 Penangkapan kuncoro
89 Sidang Putusan
90 Tanggung
91 Calon Mertua
92 Kembalinya Bagio
93 Pria Misterius
94 Pria Misterius Part 2
95 Pernikahan Gino dan Nuna
96 Curhatan Anis
97 Liburan
98 Liburan Part 2
99 Liburan Part 3
100 Rujak
101 Garis Dua
102 Kejutan Ulang Tahun
103 Morning Sicknes
104 Penyimpangan
105 Bukti Percakapan
106 Bukti Percakapan Part 2
107 Kemunculan Ai
108 Kemunculan Ai part 2
109 Kemunculan Ai Part3
110 Kemunculan Ai Part 4
111 Perhatian
112 Nostalgia
113 Berkemas
114 Kontraksi
115 Gema Putra Cahyadi
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Kekecewaan Gilang
2
Bazar Buku
3
Mahluk Menggeliat
4
Pengakuan Anis
5
Sebuah Pengakuan
6
Pernyataan
7
Kecelakaan
8
Salah Perhitungan
9
Kondisi May
10
Hasil Penyelidikan
11
Kemunculan Ai..
12
Kemunculan Ai Part 2
13
Kejadian Sebenarnya
14
Lukisan Hancur
15
Pengumuman Pemenang
16
Pelakunya adalah...
17
Menyusun Rencana
18
Penyesalan Zee
19
Rencana Ai
20
Salah Paham
21
Teman Lama
22
Penyelidikan Nana
23
Kesedihan May
24
Tabrak Lari
25
Cuek
26
Sambutan
27
Kunjungan Raharja
28
Keputusan
29
Persiapan
30
Melamar Part 1
31
Melamar Part 2
32
Bioskop
33
Fist Kiss
34
Aa & Neng
35
Di Hadang
36
Tak Sadar
37
Siuman
38
Tertangkap
39
Pesan Misterius
40
Rencana Manikah
41
Teror
42
Rencana pernikahan
43
Pengajian
44
Penyusup
45
Penyusup Part 2
46
Penyusup Part 3
47
Pembongkaran
48
Pembongkaran Part 2
49
Sah
50
Mempelai
51
Ledakan
52
Jebakan
53
Investigasi
54
Teror
55
Malam Kedua
56
Paket Misterius
57
Pesan Ningsih
58
Bukti
59
Bukti Part 2
60
Penangkapan Bagio
61
Reuni
62
Teman Gak Ada Ahlak
63
Adu Banteng
64
Kondisi Gilang
65
Siuman
66
Tentang Anis
67
Cafe
68
Cafe Part 2
69
Pembalasan Anis
70
Gak Jadi..
71
PHK
72
PHK Part 2
73
Antara Anggi dan Zee
74
Tawaran kerja
75
Resepsionis
76
Galau
77
Canggung
78
Melamar
79
Kegab
80
Restu Sahabat
81
BAB 81
82
Melamar Zee
83
Mengantar zee
84
Penyadapan
85
Pembebasan Bagio
86
Pertemuan Bagio dan ibunya
87
Bukti
88
Penangkapan kuncoro
89
Sidang Putusan
90
Tanggung
91
Calon Mertua
92
Kembalinya Bagio
93
Pria Misterius
94
Pria Misterius Part 2
95
Pernikahan Gino dan Nuna
96
Curhatan Anis
97
Liburan
98
Liburan Part 2
99
Liburan Part 3
100
Rujak
101
Garis Dua
102
Kejutan Ulang Tahun
103
Morning Sicknes
104
Penyimpangan
105
Bukti Percakapan
106
Bukti Percakapan Part 2
107
Kemunculan Ai
108
Kemunculan Ai part 2
109
Kemunculan Ai Part3
110
Kemunculan Ai Part 4
111
Perhatian
112
Nostalgia
113
Berkemas
114
Kontraksi
115
Gema Putra Cahyadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!