Kejadian Sebenarnya

Aku berusaha tak menangis, tapi nyatanya pipi ini membasah dengan air yang terus terjun bebas ke pipiku. Rasanya aku ingin marah. Tapi untuk apa..??

Ingin rasanya percaya pada Gilang. Tapi, hati ini sungguh cemburu.

Seperti kertas yang ku simpan elok-elok. Tapi sekonyong-konyong kau meremasnya dan tak bisa memperbaikinya. Hatiku seperti teremas. Ku coba menenangkan hatiku, tapi aku gagal.

Seperti inilah aku. Seperti inilah hatiku. Mudah luluh, tapi mudah rapuh.

Ku serahkan hatiku pada pemilik rasa. Ku pasrahkan cintaku pada jalannya. Nyatanya... Aku tak juga rela. Aku tak juga tegar.

~May~

___________

Gilanga merasa bersalah pada May. Merasa dia sudah tak jujur dari awal akan bertemu Ai. Hati dan fikirannya tak tenang. Semua yang berputar dalam kepalanya hanya tentang May.

May duduk menghadap jendela kamarnya. Masih bertahan dalam tangisnya, May belum juga berhasil menguasai dirinya. Lelah... Pastinya.. Dari sore tadi May sudah menumpahkan bulir beningnya. Kini matanya sudah tak bisa ia sembunyikan. Kelopak matanya menghitam, menyipit karena terlalu banyak meloloskan cairan beningnya.

"May kamu kenapa nak kok nangis gitu..? May mau cerita ke mama..? Bu Rara mengernyit melihat keadaan anaknya.

Bu Rara menduga pasti ada masalah dengan Gilang. Hanya saja dia tak mau memaksa May untuk bercerita. Menurut Bu Rara, May sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

May menunduk dan mengelap pipinya. "Gak papa ma. Cuma lagi kesel sama Gilang aja."

Lagi, Bu Rara mengernyit dahi. "Bukannya tadi kalian baik-baik saja..? Apa Gilang melakukan kesalahan sampe kamu kacau kaya gini..?"

"Aku cemburu ma sama Gilang. Dia abis ketemu Ai gebetannya dulu. May tau Gilang seberapa sukanya sama Ai. Dia mati-matian kejar tuh cewek sampe jarang temenin aku ma."

Bu Rara tersenyum melihat sikap anaknya. Ia belai rambut May dan merangkul pundak May. "Kamu kalau masi meragukan Gilang, berarti belum yakin jalani hubungan ini. Ada kalanya orang di masa lalu itu akan muncul. Itu udah jalannya nak. Mama, kamu, ataupun Gilang tak bisa memilih jalan hidup kita nak."

"Seenggaknya kan Gilang bisa menolak buat ketemu dia ma."

"Kamu belum dengar penjelasan Gilang kan..?jangan cepat mengambil kesimpulan saat kamu seperti ini. Nanti ujung-ujungnya nyesel." Bu Rara menenangkan May sebisanya. "Mending kamu telpon Gilang, tanya alasan dia ketemu Ai. Atau tunggu besok Gilang kesini buat jelasin langsung." Bu Rara kembali memberi ketenangan untuk May.

"Gak usah nunggu besok bu. Gilang udah di sini buat jelasin ke May." Celetuk Gilang dari belakang Ibu dan anak itu.

"Terimakasih, Ibu udah membantu menenangkan May. Gilang takut May mikir macem-macem bu. Makanya langsung kesini."

Bu Rara memahami mereka butuh waktu dan ruang untuk mrnyelesaikan masalah berdua. Bu Rara beralasan harus mebgerjakan pekerjaan di dapur dan meninggalkan keduanya. 

Gilang membungkukkan kepala memberi hormat kepada bu Rara yang telah menghargainya. Sejurus Bu Rara yang keluar kamar, Gilang berjalan mendekat ke arah May.

May masih memalingkan wajahnya. Merasa kecewa berlebihan kepada Gilang membuatnya susah untuk berfikir. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut May. Gilang memahami kekecewaan May. Ia rengkuh kedua bahu May dan memeluknya erat.

Entah kenapa tubuh dan hati May selalu bertolak belakang. Ia marah, kecewa, cemburu pada Gilang. Tapi, saat Gilqng memeluknya, tubuhnya tak dapat menolak. Merasakan sandaran yang nyaman. Yang saat ini May butuhkan. Sejenak May diam. Gilqng pun memualai penjelasannya.

"Maaf.." ucap Gilang lirih. "Maaf karena aku tak jujur padamu. Aku hanya ingin melindungi perasaanmu. Aku gak mau kamu mikir macam-macam. Tapi, nyatanya aku salah. Kamu malah mengetahuinya. Bahkan lebih buruk lagi, kau sampai sesedih ini." Gilang terus memeluk May. Mengusap pucuk kepala May.

"Aku kecewa sama kamu Lang. Aku cemburu, aku marah. Tapi, apa gunanya semua itu..?"

"Sudah.. Jangan teruskan. Tadi aku memang menemui Ai. Dia bilang dia menyesal menolakku dulu. Dia mengatakan tentang perasaannya. Tapi aku tolak." May mendongak. Menegakkan tubuhnya. Penasaran akan kalimat selanjutnya.

"Aku bilang percuma. Semua sudah lewat. Sekarang aku udah pacaran sama kamu. Dan aku tegaskan kalo aku sangat menyayangi dan mencintai kamu." May tersenyum mendengar penuturan Gilang. Sedikut lega mendengar Gilang mengakui hubungannya.

"Terus dia gimana..?" Tanya May penasaran.

"Aku tak tau sayang. Setelah ku jelaskan semuanya, aku langsung pulang. Ninggalin dia di cafe sendiri. Makanya aku minta maaf yaa. Kamu jangan marah lagi. Nangisnya juga udah yaa.." May tersenyum dan mengangguk. 

Gilang memeluk May dengan erat. Melanjutkan obrolan-obrolan receh untuk menghilangkan kecanggungan.

Malam sudah larut, Gilang berpamitan untuk pulang. May mengantarnya ke depan. Walau masih dengan kursi roda, tapi May sudah mulai terbiasa dan mampu mengendalikan sendiri.

Gilang berlalu pulang dan May masuk kembali ke kamarnya. Ia pandangi layar ponselnya. Menunggu kabar dari kekasihnya yang sudah berjanji memberinya kabar ketika sampai di rumah nanti.

Drrtttt....

May membuka kunci layar ponselnya. Senyumnya mengembang kala melihat nama Gilang yang tertulis di layar.

📩"Sayang aku udah sampe rumah nih. Makasih yaa kamu udah mau dengar penjelasanku😍"

📨"Sama-sama sayang. Jangan di ulang lagi yaa. Asal kamu jelaskan, aku pasti ngerti apa yang mau kamu lakukan."

📩"Siap komandan cinta😘😘"

Satu jam kemudian...

📩"May aku tahu aku salah. Tapi aku juga tahu kalo kamu sangat baik. Sekesal apapun kamu sama aku, aku yakin kamu punya jutaan maaf untukku. Aku pernah bodoh karena pernah menyia-nyiakan kamu. Dan aku tak mau mengulangi kebodohanku."

📩"Aku sayang banget sama kamu. Dan kamu tau, aku udak kangeeeennnn banget sama kamu Aisya Mayra."

Episodes
1 Kekecewaan Gilang
2 Bazar Buku
3 Mahluk Menggeliat
4 Pengakuan Anis
5 Sebuah Pengakuan
6 Pernyataan
7 Kecelakaan
8 Salah Perhitungan
9 Kondisi May
10 Hasil Penyelidikan
11 Kemunculan Ai..
12 Kemunculan Ai Part 2
13 Kejadian Sebenarnya
14 Lukisan Hancur
15 Pengumuman Pemenang
16 Pelakunya adalah...
17 Menyusun Rencana
18 Penyesalan Zee
19 Rencana Ai
20 Salah Paham
21 Teman Lama
22 Penyelidikan Nana
23 Kesedihan May
24 Tabrak Lari
25 Cuek
26 Sambutan
27 Kunjungan Raharja
28 Keputusan
29 Persiapan
30 Melamar Part 1
31 Melamar Part 2
32 Bioskop
33 Fist Kiss
34 Aa & Neng
35 Di Hadang
36 Tak Sadar
37 Siuman
38 Tertangkap
39 Pesan Misterius
40 Rencana Manikah
41 Teror
42 Rencana pernikahan
43 Pengajian
44 Penyusup
45 Penyusup Part 2
46 Penyusup Part 3
47 Pembongkaran
48 Pembongkaran Part 2
49 Sah
50 Mempelai
51 Ledakan
52 Jebakan
53 Investigasi
54 Teror
55 Malam Kedua
56 Paket Misterius
57 Pesan Ningsih
58 Bukti
59 Bukti Part 2
60 Penangkapan Bagio
61 Reuni
62 Teman Gak Ada Ahlak
63 Adu Banteng
64 Kondisi Gilang
65 Siuman
66 Tentang Anis
67 Cafe
68 Cafe Part 2
69 Pembalasan Anis
70 Gak Jadi..
71 PHK
72 PHK Part 2
73 Antara Anggi dan Zee
74 Tawaran kerja
75 Resepsionis
76 Galau
77 Canggung
78 Melamar
79 Kegab
80 Restu Sahabat
81 BAB 81
82 Melamar Zee
83 Mengantar zee
84 Penyadapan
85 Pembebasan Bagio
86 Pertemuan Bagio dan ibunya
87 Bukti
88 Penangkapan kuncoro
89 Sidang Putusan
90 Tanggung
91 Calon Mertua
92 Kembalinya Bagio
93 Pria Misterius
94 Pria Misterius Part 2
95 Pernikahan Gino dan Nuna
96 Curhatan Anis
97 Liburan
98 Liburan Part 2
99 Liburan Part 3
100 Rujak
101 Garis Dua
102 Kejutan Ulang Tahun
103 Morning Sicknes
104 Penyimpangan
105 Bukti Percakapan
106 Bukti Percakapan Part 2
107 Kemunculan Ai
108 Kemunculan Ai part 2
109 Kemunculan Ai Part3
110 Kemunculan Ai Part 4
111 Perhatian
112 Nostalgia
113 Berkemas
114 Kontraksi
115 Gema Putra Cahyadi
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Kekecewaan Gilang
2
Bazar Buku
3
Mahluk Menggeliat
4
Pengakuan Anis
5
Sebuah Pengakuan
6
Pernyataan
7
Kecelakaan
8
Salah Perhitungan
9
Kondisi May
10
Hasil Penyelidikan
11
Kemunculan Ai..
12
Kemunculan Ai Part 2
13
Kejadian Sebenarnya
14
Lukisan Hancur
15
Pengumuman Pemenang
16
Pelakunya adalah...
17
Menyusun Rencana
18
Penyesalan Zee
19
Rencana Ai
20
Salah Paham
21
Teman Lama
22
Penyelidikan Nana
23
Kesedihan May
24
Tabrak Lari
25
Cuek
26
Sambutan
27
Kunjungan Raharja
28
Keputusan
29
Persiapan
30
Melamar Part 1
31
Melamar Part 2
32
Bioskop
33
Fist Kiss
34
Aa & Neng
35
Di Hadang
36
Tak Sadar
37
Siuman
38
Tertangkap
39
Pesan Misterius
40
Rencana Manikah
41
Teror
42
Rencana pernikahan
43
Pengajian
44
Penyusup
45
Penyusup Part 2
46
Penyusup Part 3
47
Pembongkaran
48
Pembongkaran Part 2
49
Sah
50
Mempelai
51
Ledakan
52
Jebakan
53
Investigasi
54
Teror
55
Malam Kedua
56
Paket Misterius
57
Pesan Ningsih
58
Bukti
59
Bukti Part 2
60
Penangkapan Bagio
61
Reuni
62
Teman Gak Ada Ahlak
63
Adu Banteng
64
Kondisi Gilang
65
Siuman
66
Tentang Anis
67
Cafe
68
Cafe Part 2
69
Pembalasan Anis
70
Gak Jadi..
71
PHK
72
PHK Part 2
73
Antara Anggi dan Zee
74
Tawaran kerja
75
Resepsionis
76
Galau
77
Canggung
78
Melamar
79
Kegab
80
Restu Sahabat
81
BAB 81
82
Melamar Zee
83
Mengantar zee
84
Penyadapan
85
Pembebasan Bagio
86
Pertemuan Bagio dan ibunya
87
Bukti
88
Penangkapan kuncoro
89
Sidang Putusan
90
Tanggung
91
Calon Mertua
92
Kembalinya Bagio
93
Pria Misterius
94
Pria Misterius Part 2
95
Pernikahan Gino dan Nuna
96
Curhatan Anis
97
Liburan
98
Liburan Part 2
99
Liburan Part 3
100
Rujak
101
Garis Dua
102
Kejutan Ulang Tahun
103
Morning Sicknes
104
Penyimpangan
105
Bukti Percakapan
106
Bukti Percakapan Part 2
107
Kemunculan Ai
108
Kemunculan Ai part 2
109
Kemunculan Ai Part3
110
Kemunculan Ai Part 4
111
Perhatian
112
Nostalgia
113
Berkemas
114
Kontraksi
115
Gema Putra Cahyadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!