Seminggu berlalu...
Dua minggu berlalu...
Bayangan Anis kian pudar dari ingatan Gilang. May berhasil mengalihkan dunia Gilang ari Anis. Namun tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka. Mengikuti setiap gerakan mereka dan membuntutinya.
Gilang tengah berjalan menuju kelas sebelah. Iya.. Kelas May tentunya. Tapi, di tengah perjalanan ia d cegat oleh Niken. Niken sengaja menabrakkan diri pada Gilang. Supaya dia bisa pura-pura jatuh dan Gilang menolongnya.
Sudah setahun ini Niken selalu memperhatikan Gilang. Dia sangat menyukai Gilang. Bahkan terlalu terobsesi padanya.
May menyadari Niken yang selalu berusaha merebut perharian Gilang. Bahkan berusaha menjauhkannya dari Gilang. Tapi May tak bodoh. Ia ikuti permainan Niken untuk mencari tau apa tindakannya.
Bruakkk..!!! Niken jatuh terpental setelah menabrak bahu Gilang.
Gilang yang kaget seketika mengulurkan tangannya membantu Niken berdiri. "maaf.. Aku tak sengaja."
"Kamu gimana sih. Kalo jalan hati-hati dong..!!" seru Niken ketus. Padahal iya ingin tertawa karena rencananya berhasil.
May yang melihat itu segera memanggil Gilang untuk cepat mendatanginya. May tau itu hanya akal-akalan dari seorang Niken.
Gilang bergegas menuju May. Baginya yang penting sudah mengucap maaf dan menolongnya bangkit. Itu suda cukup. Tapi tidak dengan Niken.
Niken yang di atas angin karena langkah awalnya berhasil pun tertawa senang. Tak ia hiraukan pertanyaan teman-temannya. Niken hanya sibuk membayangkan wajah manis Gilang saja.
May menunggu Gilang sampai dihadapannya. Dan ketika Gilang sampai, May langsung ngomel tak karuan.
"Kamu kenapa sih ceroboh banget. Mahluk menggeliat begitu bisa kamu tabrak. Pake minta maaf lagi. Kamu gak sadar apa kalo dia tuh lagi akting depan kamu..!!" May mendengus sambil mentoyor kepala Gilang.
"Apaan sih kamu. Lebay banget May. Emang siapa sih yg sengaja nabrak dia..? Lagian julukan kamu aneh banget. Emang dia ulet apa sampe menggeliat gitu." Gilang tak mau kalah.
"Kamu tuh polos apa bego sih Lang. Anak bego kelas sebelah ajja paham kalo dia itu suka sama kamu."
"Kamu apaan sih May. Biasa aja kali ahh. Kalo dia suka aku ya wajar. Aku kan ganteng maksimal May." Dengan santainya Gilang berucap.
May yang masih kesal memutar bola matanya dan mencebikkan bibirnya. Tentu Gilang menyambutnya dengan gelak tawa khasnya.
🌹🌹🌹
Pagi cerah menyongsong. Sinar matahari merangkak naik. Menelusup melewati celah gorden tipis yang belum sempat tersibak oleh sang empuhnya.
May menikmati paginya dengan secangkir teh yang bertengger di atas meja kayu di sudut kamarnya. Sambil menunggu kepulan asap teh melemah, ia telpon sahabatnya. Sengaja ia telpon pagi-pagi. Karena ingin mengganggunya.
Drrrttttt....
"Halooo..."
"Woy bangun woyyyyy....gak malu apa ama ayam tetangga. Udah pada bejemur noh..kamu masi molor aja wayah gini." Teriak May
Sontak teriakan May membangunkan Gilang dari tidur nyamannya. Gilang langsung gelagapan mendengar teriakan May. "apaan sih kamu May..??pagi-pagi udah teriakin kuping aku." Gilang manyun.
"Temenin lari pagi yuk. Lama banget aku gak joging nih. Ke taman deket sini aja Lang."
"Yaudah tunggu bentar dah. Ganti baju dulu aku."
May tersenyum lebar. Ajakannya di sambut baik oleh sahabatnya. Setidaknya dia merasa sahabatnya selalu memperlakukannya dengan sangat manis.
May dan Gilang jogging menuju ke taman dekat rumah mereka. Sambil mengobrol tak jelas dan tanpa ketinggalan banyolan receh keduanya selalu membuat mereka semakin terlihat dekat.
Sementara mereka terlikat sangat akrab, ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya dengan tatapan tidak sukanya. Niken.. Ya.. Niken menatap mereka dengan sangat sinis. Ia tak suka jika May dekat dengan Gilang.
"Gue cabut dulu yaa. Ada yang harus gue beresin." Pamit Niken pada gank nya.
"Lo mau kemana Nik..??" Teriak Asri.
"Lo pada jalan duluan aja. Gak usah tungguin gue. Tar biar gue balik sendiri aja." Niken bergegas meninggalkan teman-temannya.
Niken berlari mengejar May dan Gilang. Seperti biasa, dia ingin mengganggu waktu dua sahabat itu. Sebisa mungkin agar Gilang tak bersama May.
Niken berjalan menuju Gilang dengan kaki yang pura-pura pincang untuk menarik perhatian Gilang.
"May.. Bukannya itu Niken yaa..? Kaki dia kenapa itu. Pincang gitu." tanya Gilang heran. Dan May hanya mengendikkan bahunya. Tanda ia tak tahu.
"Coba gue samperin dulu yaa." ijin Gilang.
May diam. Memutar bola matanya jengah. Ingin rasanya May melarang. Tapi itu bukan haknya. Akhirnya May hanya membiarkan Gilang pergi begitu saja menghampiri Niken.
"Lo kenapa nik..??" Tanya Gilang
"Kayanya kaki gue kekilir deh Lang. Lo bisa bantu gue balik gak..??" Niken memohon. Berusaha merayu Gilang.
Bersamaan dengan itu, May sampai dibelakang Gilang. "Kenapa Lang..?" May memastikan semua baik-baik saja.
"Ini loh may.. Niken kekilir. Minta aku anterin dia pulang. Boleh ggak..?" Pinta Gilang.
"Kan kaki gue sakit Lang. Kenapa lo mesti minta ijin k dia sih. Penting banget apa..!!" ketus Niken.
May hanya mencebik bibirnya. "Gak bisa gitu dong Nik. Kan gue jalan ke sini sama May. Masa gue mau ninggalin dia sih." Gilang mencoba meredam keadaan.
Ditengah perdebatan mereka bertiga, ternyata ada salah satu teman mereka yg mendadak menghampiri mereka.
May tersenyum melihat salah satu teman mereka datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Hanna Devi
jejak lagi 👍👍
2021-02-25
0