Pagi ini May lewati dengan senyum penuh kebahagiaan. Setelah kejadian kemarin, ini adalah hari pertama statusnya berubah menjadi pacar dari seorang Gilang.
May melangkahkan kaki menuju sekolah bersama dengan Gilang. Banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka. Tapi, lagi-lagi Gilang meyakinkan semua akan baik-baik saja.
Niken yang melihat Gilang berjalan berduaan dengan May pun kaget. Karena yang Niken tau, Gilang sudah menjauh dari May. Tanpa tau alasan yang sebenarnya.
Tentu saja Niken tak membiarkan semuanya terjadi di depan matanya. Niken berusaha mendekati mereka berdua.
"Lang kamu ngapain sama cewe ini..?" Tanya Niken sinis.
"Namanya May, Nik. Emang kenapa kalo gue jalan sama May. Ada masalah sama lo..?" Gilang memperjelas pernyataannya.
"Lo gak bisa gitu aja dong. Selama ini kan yang menenin lo bukan dia. Tapi gue Lang. GUE..!!" Kesal Niken dengan menghentakkan kakinya.
"Gue gak pernah minta lo temenin gue. Lagian gue tau semua yang lo omongin ke gue tentang May. Gue lebih paham May dari pada lo. Udahlah.. Mending lo pergi deh sekarang." Gilang mengibas-ngibaskan tangannya. Tanda mengusir Niken dari hadapannya.
May yang menyaksikan itu hanya bisa menatap Gilang dengan tatapan yang tak bisa di artikan. May merasa tidak enak kepada sahabatnya. Tapi dia juga puas karena Gilang sudah memberi Niken pelajaran.
Di tengah perjalanan pulang, mereka tak sengaja bertemu dengan Anis dan kekasihnya. May meminta Gilang berhenti sejenak untuk berbincang dengan mereka.
Sebenarnya Gilang ingin menolak, tapi tak ada alasan untuk menolak kemauan May. Gilang masih merasa canggung untuk bertemu terlalu dekat dengan Anis. Tapi May meyakinkan Gilang untuk tidak perlu menghawatirkan keadaan mereka.
Akhirnya mereka menepi di sebuah warung bakso untuk berbincang. Anis tersenyum pada May, lalu beralih kepada Gilang. Gilang membalasnya dengan canggung.
"Gak usah canggung gitu kali Lang. Biasa aja. Aku tau kok sebenernya kamu dari dulu udah suka sama May. Aku itu cuma pelampiasan obsesi kamu doang." celetuk Anis. Yang mampu membuat ketiga pasang mata menatapnya kompak.
"Maksudmu, kamu udah tau kalo aku suka May dari dulu Nis..??" Tatap Gilang heran.
Anis hanya mengangguk. Ia tatap May lekat. "Bener kan May apa yang aku bilang sama kamu..?" sergah Anis.
May hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Maksud Anis apa May..? Kamu gak pernah cerita apa-apa kalo pernah ngobrol sama Anis." Tanya gilang heran.
"Gini Lang.. Aku pernah bilang ke May kalo sebenernya kamu itu suka ama May.cuma kamu tuh terlalu bodoh sampe gak sadar perasaan sendiri. Kamu juga terlalu naif buat ngakunya. Aku suruh dia sabar buat nunggu kamu. Ehh.. Malah kamu jadi deket sama si cewek tengil itu. Tapi, yaudahlah yaaa... Yang penting kalian udah sama-sama kan." Anis menjelaskan semua nya pada gilang.
Niken tak terima dengan perlakuan Gilang tempo hari. Ia mencari cara untuk membuar keduanya renggang. Tak terlalu sulit bagi Niken membuat masalah untuk hubungan May dan Gilang.
Niken menghubungi seseorang yang sudah pasti dengan sukarela akan membantunya.
"Lo bisa kan bantu gue beresin masalah gini..??" Tanya Niken pada orang itu.
"Urusan kecil kaya gini masa gak bisa. Lo tau gue sapa kan..?!" jawab orang itu sombong.
Mereka berpisah saat keluar taman. Niken tak mau rencananya berantakan.
🌹🌹🌹
Seminggu berlalu..
Niken masih terus mengawasi May dan Gilang. Memberikan laporan seperlunya kepada orang yang akan membantunya.
Brummmn....
Suara motor Gilang terdengar baru menyala. gilang menarik May untuk segera naik k atas mitornya. Cepat Gilang memacu kuda beai kesayangannya. sesekali Gilang melirik ke arah Spion dengan air muka yang resah. Gilang merasa ada yang mengikutinya sejak tadi.
May menyadari cara Gilang memacu kendarannya dengan cepat pun tak segan menegur. "Lang gak usah buru-buru dong. Jangan ngebut gini. Aku takut nih." May mulai mengeratkan pegangannya di pinggang Gilang.
Gilang tak mau membuat resah May. Dia berusaha setenang mungkin menanggapinya. "Udah kamu pegangan aja yg kencang. Kalo takut, merem aja. Aku pengen ngajakin kamu ngebut sambil jalan-jalan aja May."
May tak mau berdebat. Ia tak mau mengganggu konsentrasi Gilang saat menyetir. Akhirnya May hanya diam menuruti kemauan Gilang.
Gilang mengarahkan motornya ke arah taman dekat rumahnya. Ia yakin di taman saat ini sedang ramai. Paling tidak kalau terjadi hal yang tak di inginkan, akan banyak orang yang membantunya. Tapi, perhitungan Gilang kalah cepat. Orang asing itu menyalip Gilang saat ia lengah mencari celah. 100 meter sebelum lokasi keramaian, orang asing itu memotong jalannya. Gilang yang kaget, mendadak menarik remnya sekuat tenaga. Hingga motor oleng dan mereka terjatuh. Gilang yang jatuh masih dengan tertindih motornya. Sedangkan May jatuh terpelanting ke pinggir taman.
Untunglah May jatuh di atas rumput yang sedikit rimbun. Hingga ia sedikit tertolong karena benturan yang tak begitu berarti terhalang oleh rumput yang rimbun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments