Mungkin itu yang menyebabkan Zee melakukan kecurangan pada May. Gilang menarik nafasnya berat. Tak pernah Gilang duga pelaku perusakan adalah Zee.
Gilang mulai menyusun kalimat untuk menjelaskan pada kekasihnya. Tapi tetap saja buntu. Gilang mau May tahu pelakunya. Tapi, Gilang tak sampai hati untuk membuat mereka berdua saling menjauh hanya gara-gara dirinya.
Tak pikir panjang, Gilang menghubungi Ningsih untuk meminta bantuannya. Ningsih adalah satu-satunya anggota gank mereka yang paling bisa bersikap bijak.
📨"Ning bisa kita ketemu..?? Ada yang mau gue diskusikan sama lo. Ini penting bgt Ning."
📩"Ok. Kita ketemu d cafe max aja ya Lang. May tau gak lo ajakin gue ketemu..? Gue gak mau dia salah paham."
📨"Belum sii. Ntar gue kabarin dia. Bilang mau ambil buku sepupu lo ya."
📩"Ok. Gue jalan sekarang."
Sampai di cafe, ternyata Ningsih sudah menunggunya. Ningsih celingukan mencari sosok Gilang yang mengajaknya bertemu. Sampai pandangan Ningsih tepat ke arah pintu dan melihat lelaki tampan itu berdiri mencarinya.
Ningsih melambaikan tangan ke arah Gilang. Gilang menyambutnya dengan lambaian dan melangkah menuju meja yang ditempati Ningsih.
Tanpa basa basi, Gilang menyampaikan maksud dan tujuannya menemui Ningsih. Ningsih membulatkan matanya dan menutup mulutnya yang tak sengaja terbuka lebar. Begitu syoknya Ningsih mendengar penuturan kekasih sahabatnya tentang sahabat mereka.
Ningsih hampir tak percaya dengan apa yang Gilang ucapkan kalau saja Gilang tak menunjukkan video yang Anggi rekam kemarin.
Ningsih menegakkan posisi duduknya. Melihat video yang Gilang tunjukkan dengan air muka memerah. Ningsih memang menyayangi sahabat-sahabatnya. Tapi bukan berarti membiarkan Zee yang salah tak meminta maaf.
Ningsih terlihat frustasi memikirkan langkah apanyang akan di ambil. Jelas ininbukan masalah sepele menurutnya. Ada nilai persahabatan yang akan Ningsih pertaruhkan untuk menyelesaikannya.
Sedang fokus memikirkan langkah terbaiknya, Ningsih merasakan hentakan di pundaknya. Lagi, ningsih kaget. Ia memutar kepalanya melihat siapa yang datang. Ningsih mendongakkan kepalanya dan menatapnya. Laki-laki tampan bertubuh tinggi dan berparas oriental itu tersenyum padanya. Ningsih terpana melihatnya. Tak sadar ia seolah lupa dengan apa yang sedang dilakukannya.
Gilang melambaikan tangan di depan wajah Ningsih, tapi ia masih bergeming. Akhirnya Gilang menoyor kepala Ningsih untuk menyadarkan lamunannya. Ningsih tersadar dan langsung tersipu malu.
Ningsih meminta izin untuk membiarkan temannya duduk. Gilang mengangguk pasrah.
"Thank's ya Lang udah ijinin Omen duduk bareng." Di amini oleh Omen. Dan Ningsih tersipu malu.
Gilang hanya mengangguk dan tersenyum kecil. Fikirannya masih fokus pada masalah May dan Zee.
"Ohh iya Lang gimana kalo kita temuin aja mereka berdua dulu. Pancing Zee buat mengakui semuanya." Ningsih mencoba memberi ide.
"Lu yakin mau temuin mereka..? Lo gak takut mereka malah berantem..?"
"Gue kenal mereka Lang. Kalo May gak mungkin kaya gitu. Kalo Zee, kayanya masih ada kemungkinan Lang." Ningsih tersenyum kecut.
Jawaban dari Ningsih membuat semangat seorang Gilang melemah. "Gue kenal baik May. Tapi, gue gakk paham sama Zee. Makanya gue nanya lo Ning." Gilang cemberut.
Ningsih menghela nafasnya dalam. Omen yang melihat merwka begitu serius jadi tak enah hati. Bingung menyelimuti fikirannya.
Entah dia harus ikut bicara atau harus diam mendengar mereka bicara. Padagal ia tak memahami. Omen menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Ningsih dan Gilang yang menyadari tingkah konyol Omen pun kompak tertawa. Mereka lupa kalau Omen belum mengetahui masalah yang sedang mereka bahas.
"I am so sorry... Gue lupa lo gak tau masalah kita Men." Dengan raut menyesal, Ningsih pun meminta maaf.
Gilang menceritakan masalah mereka dan meminta Omen untuk menutup mulutnya. Omen mulai paham apa yang membuat Gilang dan Ningsih berdebat.
"Gini deh, gimana kalo lo, May dan Zee ketemuan aja. Lo ajak Zee ketemuan Lang. Ntar May biar nyusul belakangan. Tapi tetep Ningsih sama yang lain mantau lo sama Zee. Lo pancing dulu Zee buat buka semua kelakuan busuknya. Baru May kita keluarin dari persembunyian. Gimana menurut kalian..?"
Ningsih menunggu persetujuan Gilang. Gilang mengangguk pasrah. Mungkin ini satu-satunya cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini. Mau tidak mau masalah ini harus cepat di selesaikan.
Akhirnya mereka menemukan cara untuk menyelesaikannya. Gilang mengucap terimakasih pada Omen secara langsung. Dan tak lupa Gilang mengajak Omen untuk mengeksekusi rencananya.
_______________
Di taman belakang kampus, mereka menyusun strategi untuk eksekusi rencana yang Omen buat. Gilang sudah duduk di area taman dengan Zee. Ningsih yang dengan susah payah mengajak May untuk mau mengikutinya dengan alibi di suruh Gilang menyusulnya.
Gilang memulai pembicaraan ringan dengan Zee. Ia tak mau gegabah dengan menuruti emisinya. Jangan tanyakan seperti apa emosi Gilang menghadapi Zee. Tapi, sekuat tenaga Gilang tahan amarahnya demi kekasihnya.
Kode dari Ningsih telah di berikan. Itu tandanya mereka sudah ada di lokasi yang telah di tentukan. Gilang bersiap membahas pokok permasalahan.
"Zee gue mau nanya sama lo. Lo waktu kejadian lukisan May rusak lagi dimana yaa..??"
Zee mendadak tegang dan menunjukkan gelagat anehnya. Tak bisa menahan rasa paniknya, Zee menjadi terbata-bata menjawab pertanyaan Gilang. "Gu..gue... Ada di.. di.. Ada di rumah deh kayanya. Emang kenapa Lang..?"
Gilang pura-pura tak mengerti gelagat aneh yang Zee tunjukkan. "Gue penasaran aja. soalnya pas gue panggil May, lo gak ada bareng mereka kayanya. Kan biasanya lo pada bareng terus. Lo gak lagi bohong kan sama Gue..? Dari Cara lo jawab, kayanya ada yang lo sembunyiin dari temen-temen lo deh."
"Udah lah Lang. Gue cuma kaget sama pertanyaan lo aja. Yang lo harus tau itu, gue tetep suka sama lo. Jangan salahin gue kalo suatu saat gue bakal pisahin lo sama May."
Gilang menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak menyangka Zee masuh terus maju dengan semua keadaan ini. "Tapi gue gak suka sama lo. Lo tau kan gue sayang banget sama May. Sorry kalo gue harus nyakitin lo. Tapi, coba lo buka hati buat cowok lain deh. Lo peka dikit lah ama sekitar. Banyak yang suka sama lo. Tapi lo malah ketusin mereka terus." Gilang mencoba memberi saran positif pada Zee.
May dan yang lain yang melihatnya emosi. May tak menyangka Zee akan senekat ini. Selama ini May tahu kalo Zee seperti menyukai kekasihnya. Tapi May tak pernah menyangka Zee akan berbuat sejauh ini.
May merasa sangat kexewa pada sahabatnya. Tak pernah May berfikir, Zee adalah orang yang merusak lukisannya.
May tak mampu membendung bulir beningnya. Semua seperti jelas terpampang nyata di depan matanya. May berlari menghampiri Gilang dan Zee. Dan....
Plakkk.....
______________
Kakak-kakak boleh donk tinggalin jejak kalian. Kasihanilah author receh remahan rengginang ini biar bisa terus berkarya.
Jangan lupa kasih Like & komennya. Kalo ada yang suka rela bantu promot, aku sangat terharuuu lohhhh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
RIA SUPRAPTI
visual donk
2021-03-02
3
Wafashifah Alhanan Hafiz
si ai sama si zee semua pda gila ya thor... visual nya dong thor biar tambah greget baca nya...🙏🙏🙏
2021-02-25
0