Author Pov :
"Jia?? ayo turun dulu sayang, kita makan!"
Masih sibuk mengotak - atik benda yang ia pegang. Jia menghiraukan ajakan Mamahnya, untuk makan malam bersama. Tangan nya masih asik terus mengusik kotak hitam, yang sedari tadi sangat susah ia buka.
"Dek?" seru Bu Mila, masuk ke dalam kamar Jia.
"Eh, iya Mah."
"Lagi ngapain sih?"
"Enggak, ini lagi beresin barang - barang yang berantakan Mah. Hhe," alibi nya.
"Emm, yaudah nanti aja beresinnya. Sekarang kita makan dulu yuk!" ajak Bu Mila, kembali.
"Iya Mah, bentar lagi ya. Ini nanggung."
"Yaudah, Mamah tunggu dibawah ya."
"Iya Mah,"
"Jangan lama - lama, ya!"
"Iya Mamah sayang, Jia bentar lagi kok." tutur Jia, sembari tangannya kembali sibuk membuka kotak hitam itu.
Jia dibuat terheran - heran dengan perempuan yang ia jumpai nya tadi siang. Tanpa sedikit pun basa - basi, atau setidaknya terlebih dahulu memperkenalkan diri. Dia terlihat 'gak jelas' banget dimata Jia. Perempuan itu seperti ingin disebut misteri, sok penuh teka - teki, pikir nya.
Tadi sempat Jia ingin mengejar perempuan itu, dan meminta penjelasan lebih detail tentang apa yang dia maksud. Tapi Jia urungkan niatnya, karena dirasa tidak akan berhasil dan tidak ingin seolah dirinya terlihat mengemis - ngemis. Jia seperti merasa, kalau semua ini tidak begitu penting baginya.
Dan benar saja, rupanya si gadis tadi mengira Jia akan menyusulinya. Berharap bertanya panjang lebar padanya. Menanyakan tentang nya, juga tentang kotak yang ia berikan. Tapi buktinya, Jia seperti terlihat tidak peduli tentang semua itu. Dia melihat Jia seperti biasa saja, hanya melirik kotak itu tanpa berniat ingin segera mengambilnya. Sedikit merasa kesal, akhirnya si gadis benar - benar memilih pergi dari sana. Tadinya, dia hanya ingin melihat, seberapa antusias dan kepo nya Jia, terhadap sesuatu yang ia berikan itu.
Jia menganggap ini semua seperti lelucon. Perempuan tadi menyuruhnya untuk mengetahui semua hal tentang isi kotak itu, tapi untuk membukanya saja begitu susah. Setelah beberapa cara telah coba dilakukan. Akhirnya, dengan terpaksa Jia harus membongkarnya. Pikirnya tidak ada cara lain.
"Ah, akhirnya kebuka juga. Ribet banget si!"
"DEKKK!!? BURUAN DONG, CEPETAN DIKIT KEK. LAPER NIH, DARI TADI NUNGGUIN KAMU!"
"IYA, IYA, BENTAR! INI UDAH KOK."
Suara cempreng Alena membuatnya berhenti memainkan kotak itu. Sesegera mungkin ia beranjak dari kamarnya, menuju ruang makan.
...∻∻∻...
Jia Pov :
"Rania emang kayak gitu orangnya."
"Oh yah? Gimana?"
"Iya. Sok misterius gitu, kadang gak jelas juga."
"Hha, iya ih bener. Kayak mau ngapain gitu, padahal cuma pengen nyampein hal ini doang, ternyata."
"Emang kemarin dia ngapain aja?"
"Maksudnya?"
"Iya, kemarin Rania bikin ulah gak waktu ketemu sama kamu?"
"Oh, enggak. Aku bilang juga dia tuh nakutin awalnya, kayak mau ngelakuin suatu hal jahat gitu. Ngirim pesan singkat yang seolah mengancam, pas nyoba dihubungin nomor nya gak terdaftar. Orang gak bener kan biasanya, kayak gitu. Aku waktu itu mikirnya, kalo gak dateng pasti dia bakal ngelakuin hal yang enggak - enggak sama aku. Eh tau - tau pas udah ketemu, malah sering tersenyum ramah dia. Ya walaupun gak bicara banyak. Tapi dari situ aku langsung bisa simpulkan, kalau dia tu emang orang baik - baik."
"Hadeuh, bisa gitu ya. Tapi emang gak usah takut sih sama dia. Meskipun orangnya sedikit introvert."
Bi Cici membawa beberapa makanan, ada kue dan cemilan dari dapur. Menyuguhkan nya di atas meja.
"Silahkan Den, Non, dicicipi dulu makanan nya. Biar tambah asik atuh ngobrol nya. Hheuu." gurau nya.
"Hha iya Bi, aku cobain nih. Makasih ya!"
"Iya Non sama - sama, sok cobain. Enak gak?"
"Euumm, enak Bi. Enak banget, beneran."
"Hheu yaudah atuh, sok dilanjut ya ngobrolnya. Bibi mau ke dapur lagi."
"Eh Bi tunggu, nanti bikinin empal penyet ya, buat makan malam. Sama gurami acar merah, kayaknya enak deh." pinta Azka.
"Oke siap - siap Den, kalo Non Jia mau dimasakin apa nih?"
"Ah, gak usah Bi. Jia udah makan kok tadi."
"Oh yaudah atuh. Kalo gitu, Bibi tinggal dulu ya."
"Iya Bi, silahkan."
Malam ini aku sengaja mampir ke rumah Azka. Bukan tanpa alasan menemuinya, tapi memang ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengannya.
Sehabis makan malam tadi, tidak sabar rasanya ingin segera melihat isi kotak hitam yang sudah ku bongkar. Sesaat kemudian, isi dalam kotak itu cukup membuatku terkejut. Bagaimana tidak, di dalam nya terdapat foto Azka bersama perempuan itu. Perempuan yang aku temui di Perumahan Bilap! Beserta beberapa carikan kertas, yang berisi tulisan - tulisan romantis dari Azka untuknya. Untuk perempuan itu!
Sejenak bergeming, mencoba menerka - nerka. Aku kira setiap hal tentang Azka, aku sudah mengetahuinya. Dan aku rasa, setiap apapun yang Azka lakukan, yang Azka alami, tidak pernah lepas dari sepengetahuanku. Tapi tidak dengan hal ini, aku tidak pernah mengetahui sebelumnya. Sempat mengira, bahwa Azka memang sengaja menyembunyikan hal ini dariku.
Nama perempuan itu ternyata adalah Rania. Sosok perempuan yang pernah singgah di hati Azka. Rupanya mereka pernah menjalin hubungan juga selama kurang lebih 3 bulan. Tapi aku tidak pernah mengetahuinya. Dan Azka bilang, hubungan mereka memang tidak pernah di publish. Mereka lebih memilih backstreet, katanya.
Di dalam kotak itu ada sebuah buku diary. Raina menuliskan bagaimana awal dia mengenal Azka. Kemudian mengagumi Azka, hingga dia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya lebih dulu. Dan disitu dia mengungkapkan, betapa bahagia nya dia , ketika Azka bersedia menerima cinta nya.
Rania menceritakan, bagaimana Azka bisa begitu berpengaruh dalam merubah hidupnya. Membuat dunianya menjadi terasa lebih menyenangkan. Rania bilang dia sebenarnya adalah orang yang tidak pandai bergaul, introvert, pemalu, bahkan bisa dibilang anti sosial. Hingga sejak kecil, dia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya bergaul dengan teman - teman di sekolah. Rania dianjurkan mamahnya untuk menjalani Home Schooling, mengenyam pendidikan dari rumah. Mamahnya selalu melarang dirinya untuk bergaul dengan anak - anak lain. Karena katanya takut jika Rania mengalami gangguan psikologi, atau bisa saja drop ketika diperlakukan tidak baik oleh teman - temannya kelak.
Hingga suatu hari, Rania begitu bersyukur bisa dipertemukan dengan sosok seperti Azka. Membantunya mengenal dunia luar, mengajarinya bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan orang - orang. Rania bilang, dia juga tidak begitu mudah menerima orang lain dalam hidupnya. Tapi entah kenapa, semenjak hadirnya Azka justru membuatnya ingin lebih dari sekedar kenal. Hingga keberanian itu datang padanya, meminta Azka untuk menjadi sosok spesial dalam hidupnya.
Aku benar - benar tidak percaya, dengan kenyataan isi kotak hitam itu. Padahal udah duluan nething, kirain isi nya bakalan penuh misteri yang harus aku pecahkan. Tapi ternyata, hanya berisi tentang sebuah pengakuan Rania yang masih mencintai Azka. Dan apakah kalian tahu? Di halaman akhir diary nya, dia seolah memintaku untuk membantunya kembali bersatu dengan Azka. Rania ingin aku membujuk Azka, agar mau kembali menjalin hubungan bersamanya. Sungguh diluar dugaan!
Azka juga bercerita, katanya dulu mamah Rania adalah rekan kerja mamahnya. Jadi waktu itu, Azka pernah di ajak mamahnya main ke rumah Rania. Dan katanya, dari situlah awal mula semuanya terjadi.
Azka memang anak yang pandai bergaul, mudah berteman dengan siapapun. Tapi Azka bilang, dia sama sekali tidak menyangka waktu itu, kalau Rania memiliki perasaan lebih padanya. Azka hanya menganggap Rania sebagai teman biasa, seperti halnya padaku.
Jujur, mengetahui hal ini aku kecewa pada Azka. Bisa - bisanya dengan begitu mulus, dia menyembunyikan segalanya tentang Rania, dariku. Padahal apapun itu, kami pernah saling berjanji untuk tidak menyimpan privasi. Saling terbuka satu sama lain.
"Ini bukan privasi Ji, lagi pula aku tidak menganggap hubungan ku dengan Rania itu serius. Waktu itu aku menerimanya, karena simpati saja. Merasa kasian, dengan kesepian Rania. Aku masih merasa Rania itu seperti teman biasa. Ya walaupun ada hubungan yang lebih, tapi sedikit pun aku tidak memiliki perasaan padanya. Hingga saat itu aku putuskan untuk berhenti menjalani hubungan dengannya. Karena dirasa tidak akan baik jika terus dilanjutkan. Kasian juga kan Rania nya, hanya berjuang sendirian."
"Terus, soal permintaan Rania padaku, gimana?"
"Permintaan apa?"
"Untuk menyatukan kalian kembali!"
"Alah, udahlah yang itu gak usah ditanggepin!"
...✎﹏𝔻𝕊...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Thanks udah mau mampir😊
Sorry for typo and absurd🙏
Menerima kritik dan saran☺️
Jangan lupa like, vote, and comment🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
@Farhan Muiz
Seru juga
2022-10-06
1
Indra H
Owh dia Rania ternyata😅
Good job girls, next semangat😁💖
2022-10-05
3
Cep Somantri
☺
2021-09-25
1