Lucky menyuruhku mengambil tas, di lantai bawah. Aku tidak keberatan disuruh Lucky untuk mengambil tas Azka. Karena mungkin Lucky tidak tega, jika harus menyuruh Rian, yang sedari tadi hanya duduk melamun sendiri di pojokan. Aku mengerti, Rian pasti merasa sangat bersalah, atas kecelakaan yang menimpa Azka.
"Kenapa gak kamu aja sih, yang ambil? Kenapa harus nyuruh aku?"
"Iya sih, aku bisa aja ngambil sendiri. Tapi kan kamu liat, noh! Si Rian, kasian banget kan? Dia pasti merasa sangat bersalah, Aku pengen nyoba nenangin dia! Atau mau kamu aja yang nenangin Rian? Biar Aku yang ngambil tas! Ntar kamu bilang gini ke Rian 'tenang Rian jangan nangis, kamu gak sendiri, ada aku kok disini.' Gimana, hah?"
"Dih, gak mau lah!"
"Hha, ya makanya. Kamu aja yang ngambil tas nya ya! Aku mau nyamperin Rian dulu."
"Yaudah deh iya, aku ambilin!"
...∻∻∻...
Aku kesusahan mencari tas Azka, gak tahu persis letaknya dimana. Tapi diseberang sana, aku melihat sesuatu warna putih. Memang sepertinya itu sebuah tas, tapi kenapa harus berada diatas tong sampah? Sepertinya itu tas yang sudah tidak terpakai. Tapi setelah ku lihat lebih dekat, itu benar adalah tas Azka. Ya, aku mengenalinya! Hhaa, bisa - bisanya Lucky lupa nyimpen tas Azka diatas tong sampah. Untung gak dikira sampah beneran.
Ternyata benar di dalam tas Azka memang ada barang - barang penting. Handphone, dompet, dan beberapa alat tulis yang ada di dalam tasnya. Untung juga gak ada orang yang iseng ngebongkar tas itu. Padahal kalau aku jadi pencuri, harga tas ini juga lumayan loh buat dijual lagi, hhii! Karena aku tahu, Azka selalu memakai barang - barang branded yang terbilang mahal dan stoknya cuma satu, alias limited edition (edisi terbatas). Tapi sudahlah, aku buang pikiran negatif itu. Sesegera mungkin aku ambil tas Azka dan kembali membawanya ke lantai atas.
...∻∻∻...
Pintu itu sedikit terbuka, dan kudapati Rian bersama Lucky tidak ada di kursi ruang tunggu. Sepertinya dokter sudah selesai menangani Azka, dan mulai memperbolehkan mereka masuk. Aku pun tidak ingin menunda lagi, dari tadi sudah tidak sabar ingin melihat kondisi Azka. Segera kubuka lebar pintu itu, dan mulai memasuki ruangan tempat Azka dirawat.
Sedikit aneh, ruangan ini tidak nampak seperti kamar rumah sakit pada umumnya. Disini lebih terlihat seperti party room! Dengan dekorasi yang cukup indah, menghiasi setiap sudut ruangan ini. Aku pikir, mungkin aku salah masuk? Tapi perasaan memang benar ini tempat yang tadi, kamar no. 56! Aku yakin, tidak salah. Aku terus mencoba mencari keberadaan Azka, sepertinya dia dirawat di sebuah kamar yang ukurannya lebih kecil itu. Ya, ada sebuah kamar lagi di ruangan ini. Aku pergi menuju kamar itu. Sangat berisik! Kelihatannya banyak orang disana, dan sayup - sayup dapat kudengar mereka berbicara apa.
"Taro disini aja kali ya, Eh boleh gak sih?"
"Gak cocok disitu, disini nih biar lebih keceh!"
"Keceh, keceh! Eh itu pitanya udah dipasangin belom?"
"Woy! ini sebelah mana nih, tempelinnya?"
"Gak ada yang mau bantuin gue apa? Cape anjir daritadi niupin yang beginian!"
"Coba deh lampu tumblr nya nyalain! Bagus gak kalo di kasih manikan ini?"
"Duduk, duduk, aja Neng! Bantuin napa!"
"Ini kalo warnanya gold, lebih cocok deh kayaknya! Kuning menurutku kurang klop sama emerald, kecuali kalau mustard lumayan ngena!"
"Oy! Siapa sii, yang ngambil coklat gue?"
"Liat HP gue kagak sih?"
"Rul, pinjem colokan!"
Aku tidak berani untuk mencoba masuk lagi, takut kembali salah tempat. Soalnya dari suara yang aku dengar, di dalam sana seperti bukan suasana rumah sakit. Penuh keramaian, canda tawa beriringan, entah apa yang sedang mereka lakukan. Ini sebenarnya rumah sakit bukan sih? Absurd banget. Memang semakin aneh! Dan aku juga dibuat semakin penasaran.
Sedikit mengintip dari balik pintu, yang kebetulan juga sedikit terbuka. Ingin mencoba memastikan, siapa sebenarnya orang - orang yang berada di dalam kamar ini. Jika seandainya terbukti Azka tidak ada di dalam sana, lalu Azka dirawat dimana? Apa mungkin ini kamar khusus untuk para karyawan di RSU Advent Dampit ini? Mungkin mereka sedang merayakan party hari jadi di ruangan ini. Tapi kenapa harus di rumah sakit juga ngerayain nya? Aneh! Niat ingin berbalik arah, tapi rasa penasaran semakin membuncah.
Aku terus saja mengintip, dan sedikit memicingkan mata, untuk bisa melihat lebih jelas ke dalam sana. Sedetik kemudian, beberapa kali aku mengucek mata, memastikan bahwa pandangan di depan ku ini salah.
Azka!
Ya, itu Azka!
Aku tidak salah, itu benar - benar dia!
Seperti euphoria yang tiba - tiba datang, aku ingin segera masuk ke dalam dan menemui nya.
Tapi, tunggu!
Kenapa dia tampak baik - baik saja?
Kenapa Azka tidak terlihat seperti habis kecelakaan?
Tidak ada lecet sedikit pun, yang ku lihat dari Azka. Dia terlihat biasa saja, dengan duduk santai di sofa sambil memainkan Notebook Luvaglio miliknya.
Dan apa, teman - teman ku juga ada disana?
Mereka nampak sedang sibuk dengan kegiatan masing - masing. Nandra pun ada! Dia terlihat sedang meniupi balon.
Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan disini?
Sebenarnya apa yang terjadi?
Semakin merasa bingung, akhirnya aku hanya bisa diam mematung. Benar - benar dibuat speechless dengan pemandangan yang ada di depan ku ini.
Tapi tidak ingin berlama - lama dibuat bingung sendiri, akhirnya aku putuskan untuk masuk ke dalam dan meminta penjelasan mereka. Sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan, tanpa sepengetahuan ku? Apa mungkin hari ini ulang tahun Rian? Lalu, apakah kabar Azka kecelakaan, itu juga adalah sebuah prank untuk Rian? Dan sekarang mereka sedang mempersiapkan party birthday untuk nya? Tapi kenapa harus di rumah sakit? Kenapa juga aku harus terlibat dalam prank ini? Ada apa sih sebenarnya? Aku benar - benar harus meminta penjelasan dari mereka!
Namun, ketika aku ingin membuka pintu. Tiba - tiba saja seseorang menarik lenganku. Aku ditarik paksa, dibawa keluar dari ruangan ini.
"Apasi? Lepasin, lepasin! Lepasin gak! Aaah sakit tau! Heh, lepasin!"
Cengkeraman nya begitu kuat, dan pasti akan menimbulkan bekas merah di pergelangan tanganku, yang terasa begitu sakit.
"Ngapain sih Ji, pake masuk ke dalem segala!"
"Lo, yang ngapain! Pake narik - narik tangan gue! Sakit nih, aah!"
"Ya sorry, itu aku gak sengaja. Refleks tadi!"
"Refleks, refleks! Sakit banget tau, ni liat ampe berbekas!"
"Eh, iya loh! Aduh maaf ya Ji, tadi beneran refleks sumpah! Aku bener - bener gak sengaja!"
"Maaf, maaf! Sakit nih! Mana lututku kejedot pintu tadi, aarrgh!"
"Eh, beneran?"
"Iyalah! Pake nanya, lagi!"
"Aduh, maaf banget Ji! Lagian kamu ngapain sih, pake masuk kedalem segala? Kita kan belum di kasih izin sama dokter!"
...✎﹏𝔻𝕊...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Thanks udah mau mampir😊
Sorry for typo and absurd🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Ndin Ndin
semngat semoga berjaya
2022-11-05
0
Ndin Ndin
semngat semoga kamu sukses terusa aamiin,next ya novelnya
2022-11-05
0
@Farhan Muiz
Jejak lagi🤭
2022-10-06
1