BAB 7

...∻∻∻...

"Den Azka nya gak ada di rumah Non, tadi pergi keluar sama teman - temannya."

"Pergi kemana Bi?"

"Aduh, kalau itu sih, Bibi kurang tahu Non!"

...Author Pov :...

Jia sudah muak terhadap sikap Azka hari ini. Kesal dan bingung begitu dominan ia rasakan, ketika harus tanpa sebab diacuhkan oleh seorang teman. Tak paham apa masalah nya, dan tak tahu harus berbuat apa. Jia berandai dirinya tak butuh sosok Azka. Tapi tidak bisa, kehadiran Azka begitu berpengaruh dalam hidupnya.

Merasa diri sedikit tertekan, akhirnya Jia memutuskan untuk pergi jalan - jalan mencari hiburan. Pikirnya, jika harus langsung pulang, tidak baik bagi kesehatan mentalnya. Ia akan dibuat semakin stres dengan celotehan Kak Alena, yang pasti akan terus memaksanya untuk meminta maaf pada Azka. Jia sekarang sudah merasa 'masa bodo', 'terserah', 'bodo amat' dengan Azka. Mau apapun resikonya nanti, sekalipun harus dimarahi oleh orang tua nya Azka, ia akan terima. Yang jelas dia butuh ketenangan sekarang!

Jiani Ilma adalah anak dari Pak Kardi dan Bu Mila. Dia memiliki kedudukan sebagai bungsu dari si tengah Alenalyana dan si sulung Ilham Mukhtafi. Jia yang menginginkan kedudukan itu selamanya ia duduki, Alena yang menyesal telah terlahir lebih awal dari Jia, dan Ilham yang hanya pasrah - pasrah saja. Takdirnya sebagai sulung, dia bawa enjoy. Meski tak bisa dipungkiri, dalam lubuk hati terdalamnya ia menjerit, ingin dijadikan sebagai anak tunggal.

Menjadi anak bungsu dan anak tunggal, memang selalu menjadi idaman. Namun mungkin tidak bagi sebagian orang, termasuk Azka. Baginya menjadi anak bungsu sekaligus tunggal satu - satunya, tidak semenyenangkan yang dibayangkan. Bukan hanya bosan, tapi juga tak ada tempat sesekali untuk bisa menceritakan setiap keluh - kesah yang ia rasakan, dikala orang tua sibuk bekerja, dan tak ada waktu untuknya.

Bayu Azka Fairuza terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan. Ayah Azka Pak Bara, bekerja sebagai Manager Human Resource Department (HRD), bertugas mengurus dan mengelola SDM atau karyawan di PT. Mitra Jiwasraya. Yaitu sebuah perusahaan milik Ayahnya Pak Bara atau Kakeknya Azka, Pak Suryo. Sedangkan Ibunya Azka Bu Noni, memiliki sebuah perusahaan butik pribadi atau Usaha Perdagangan Busana (Fashion Merchendizing). Yang juga sama - sama di kelola oleh Ibunya Jia, Bu Mila. Jia juga dilahirkan dari keluarga yang serba mampu. Namun jika dibandingkan dengan Azka, tentu Azka lebih unggul dari segi materi. Secara, Pak Bara adalah keturunan dari keluarga konglomerat, dan Bu Noni yang juga terlahir sebagai anak tunggal, yang otomatis sebagian besar hak waris dari ayah dan ibunya jatuh ke tangan nya.

Azka juga seharusnya memiliki seorang Kakak seperti Jia. Namun sayang, kakaknya telah lebih dulu di panggil, bahkan saat dia baru terlahir. Jika kakaknya masih ada, Ia akan seumuran dengan Kak Ilham. Atau mungkin akan menjadi bestie, seperti layaknya Azka dan Jia. Bu Noni memang dinyatakan susah punya anak. Tapi Azka berharap, suatu saat nanti ibunya bisa memberikannya seorang adik.

...Jia Pov :...

"Darimana aja? Lama banget."

"Yakan abis dari Rumah Azka."

"Udah minta maaf nya?"

"Udahlah!" alibi ku.

"Kok lama, ngapain aja?"

"Main dulu lah! Kan abis berantem, kangen - kangenan ceritanya."

"Dih najis! Terus itu bawa apaan, dalem kresek?"

"Kresek matamu! Eco bag ini, jadul banget orang tua."

"Coba ulang!"

"Hhe nggak deng, canda. Jadi ini tuh isinya snack, jajanan, ehee!"

"Dari Azka?"

"Bukan, tadi aku sengaja mampir dulu ke minim."

"Loh, kok gak bilang sih mau ke minim! Tau gitu, nitip dah tadi."

"Apaan nitip - nitip, ntar juga ujung - ujungnya bayar pake uang gue!" bisik ku pelan.

"Heh, gue denger yah!"

"Ehehe, emang bener kan? Suka gak tau diri kalo nitip!"

"Bodo! Terus, emang itu jajan apaan sih?"

Tidak ingin menanggapi, aku langsung pergi begitu saja menuju ke kamar ku. Menutup dan mengunci pintunya rapat - rapat. Aku yakin beberapa detik setelah dia bertanya seperti itu, pasti nasib semua jajanan ku ini akan berakhir malang.

Perlahan kulangkahkan kaki menuju meja belajar. Mengingat bahwa hari ini aku memiliki tugas biologi. Sebenarnya malas sekali, jika harus mengerjakannya sendiri. Karena biasanya aku akan meminta bantuan Azka, atau bahkan menyerahkan sepenuhnya tugas ku untuk dia kerjakan. Jika harus meminta bantuan teman - teman listcan's, tidak mungkin! Justru mereka malah mengandalkan ku, sedangkan aku mengandalkan Azka. Aku tidak akan pernah meragukan nilai tugas ku, jika Azka yang mengerjakannya. Bagaimana tidak ragu, setiap tahun saja dia selalu langganan ranking 1. Dia juga tidak pernah merasa keberatan mengerjakan tugas - tugasku.

Akhirnya, dengan sangat terpaksa aku kerjakan tugasku sendirian. Walau kadang curang, sedikit - sedikit searching. Tapi jika sudah muak, aku jawab seadanya. Bertanya pada kakak - kakakku bukan suatu ide yang bagus. Jatuhnya akan semakin rumit, setiap persoalan. Berlaga sok benar, sok berpengalaman, padahal cuman sok tahu. Besoknya nilai ku tidak jauh dari 100, dibagi 3. Ya, coba saja kalian hitung sendiri! Berapa nilai tugasku, jika di bantu Kak Alena atau Kak Ilham. Miris banget kan!

"Dek?"

"Oy,"

"Dek?"

"Iya,"

"Dek?"

"Apa?"

"Dek?"

"Ck."

"Dek?"

"Apaan sih, tothep aja bisa gak!"

"Buka dulu dong pintunya!"

"Gak mau!"

"Buruan!"

"Mau ngapain si, Kak Ilham?"

"Ini HP kamu dari tadi bunyi!"

"HP?"

"Iya,"

"Kok bisa ada di Kak Ilham?"

"Ya makanya, open the door dulu dong! Lagian ngapain si pake di kunci segala. Nih buruan ambil, takutnya penting!"

"Yaudah bentar!" Aku pergi membuka pintu.

"Nih! Makanya jangan suka pura - pura lupa, jadi pelupa beneran, kan?"

"Iih apaan sih!"

"Heuh dasar. Waktu itu Kakak birthday, kamu pura - pura amnesia, kan?!"

"Hhii, ya maaf! Eh ini kok bisa ada di Kakak?"

"Kakak tadi nemu di dapur,"

"Kok bisa di dapur?"

"Lah, mana Kakak tahu. Bukannya HP itu punya kamu?!"

"Hhe iya. Yaudah sih, makasih ya!"

Ada 6 panggilan tak terjawab dari Nandra. Aku pikir, berarti sudah lama aku melupakan ponsel ku di dapur. Seingatku, waktu kerumah Azka pun aku tidak membawa hand phone.Tapi, yang aneh, kenapa hand phone ku harus ada di dapur? Bukannya terakhir kali sebelum ke rumah Azka, aku berada di ruang tengah bersama Kak Alena. Sedetik kemudian, aku mulai merasa ada sedikit kejanggalan.

"Kak?"

"Hm,"

"Tadi Kakak nemu hand phone nya, dimana?"

"Kan Kakak udah bilang, di dapur."

"Ya maksudnya deket apa? Di meja makan? Atau deket laci?"

"Bukan di deket lagi, tapi di dalem."

"Di dalem? Dimana si, coba dong jelasin lebih detail!"

"Kamu ini gimana si, masih muda udah jadi pelupa akut. Tadi Kakak nemunya dalem kulkas, dibungkus plastik. Kamu pasti lupa kan, ngedinginin hand phone nya kelamaan. Untung gak di taro di tempat pembekuan. Lain kali jangan suka kelamaan maen HP nya. Panas dikit, diemin dulu. Jangan nungguin panas total, terus kamu dinginin dalem kulkas. Gimana si!"

"Apa? Dalem kulkas! Kak gak etis banget lah, masa iya aku ngedinginin hand phone dalem kulkas. Aku gak mungkin sebego itu Kak!"

"Ya, terus?"

Aku pergi keluar, menuju kamar Kak Alena. Dugaanku pasti benar!

"WOILAH, ALENALYANA! MAKSUD LO APAAN HAH! LO KIRA GUE GAK TAHU APA! KALO MAU SESUATU TUH BILANG, ASU! JANGAN SOK - SOK AN NGODE, PAKE NGUMPETIN HP GUE SEGALA. DASAR PENGECUT LO! AWAS AJA, KALO HP GUE SAMPE KENAPA - NAPA, LO KUDU TANGGUNG JAWAB! CAMKAN ALENA!"

Aku merasa puas, setelah berbicara seperti itu. Tidak akan salah lagi dugaanku, pasti ini semua ulah Kak Alena. Dia pasti misuh - misuh, ingin diberi jajanan. Sampai ngumpetin HP ku ke dalam lemari es.

"MAH, ADEK NGOMONG KASAR! DIA GAK SOPAN SAMA KAKAK, NYEBUT NAMA LENGKAP KAKAK, NGATAIN KAKAK PENGECUT, NGEFITNAH KAKAK LAGI. MAH!!"

"ADEK GAK BOLEH KAYAK GITU SAMA KAKAK, JAGA OMONGAN KAMU. GAK BOLEH NGOMONG KASAR, APALAGI SAMA ORANG YANG LEBIH TUA. KAMU SEJAK KECIL, SUDAH MAMAH AJARKAN SOPAN SANTUN YA!"

Arrggh, ya ampun! Siapapun tolong pungut kakak laknat ku itu! Cepat!

...✎﹏𝔻𝕊...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Thanks udah mau mampir😊

Sorry for typo and absurd🙏

Menerima kritik dan saran☺️

Jangan lupa vote and comment🙃

Terpopuler

Comments

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Next

2023-10-15

0

Ndin Ndin

Ndin Ndin

semangat cantik

2022-11-05

1

@Farhan Muiz

@Farhan Muiz

Next lagi ya

2022-10-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!